Senin, 08 September 2025

Developer Perumahan di Manggala Makassar Didesak Tanggung Jawab atas Kerugian Akibat Banjir

Developer Perumahan di Manggala Makassar Didesak Tanggung Jawab atas Kerugian Akibat Banjir
Developer Perumahan di Manggala Makassar Didesak Tanggung Jawab atas Kerugian Akibat Banjir

JAKARTA - Warga di Perumahan Manggala, Kota Makassar, mendesak developer untuk segera memberi ganti rugi atas kerugian yang mereka alami akibat banjir yang melanda kawasan tersebut. Demonstrasi yang digelar pada Selasa, 18 Februari 2025, mengungkapkan ketidakpuasan warga terhadap pihak developer yang dianggap lalai dalam mengantisipasi banjir.

Aksi protes ini diikuti oleh puluhan warga dari tiga klaster yang terdampak banjir pada 12 Februari lalu. Mereka berkumpul di depan kantor pemasaran perumahan, membawa spanduk dan berorasi secara bergantian. "Kami demo hari ini karena kami butuh kenyamanan. Awalnya, kami dijanjikan perumahan bebas banjir, asri, dan harmonis, tetapi ini sudah banjir yang ketiga kali dan yang paling parah," ujar seorang warga, Hijriani, kepada wartawan.

Hijriani, yang tinggal di klaster Bali Regency, mengatakan bahwa banjir sebelumnya terjadi hanya di jalan. Namun, kali ini banjir mencapai tingkat yang lebih parah, dengan air menggenangi rumah mereka. "Harusnya developer saat itu bisa mengantisipasi banjir. Dari awal pindah pada 2022, sudah ada banjir," katanya penuh keluhan.

Kerugian yang dialami Hijriani sangat signifikan. Properti yang dibelinya seharga Rp 1,2 miliar kini mengalami kerusakan berat. Satu unit mobil, tiga motor, serta seluruh perabotan di rumahnya rusak akibat banjir. "Mobil saya rusak, semua furniture di bawah terendam. Sekarang rumah saya kosong," lanjutnya dengan raut wajah kecewa.

Selain kerugian materiil, Hijriani dan keluarga mengalami dampak emosional yang cukup berat. "Saya depresi dan trauma sekali. Tidak hanya kerugian materiil, tetapi juga energi dan kesehatan saya terkuras," ungkapnya dengan nada sedih. Sementara itu, Amelia, salah satu warga lainnya, menuntut agar developer segera mencari solusi jangka panjang untuk masalah ini. "Kami butuh solusi jangka pendek berupa ganti rugi dan jangka panjang untuk mencegah banjir selanjutnya," tegasnya. Dia menyatakan bahwa pada saat banjir, tidak ada peringatan dari pengelola, yang membuat kerugian semakin tak terhindarkan.

Menurut Amelia, sebanyak 700 rumah di tiga klaster mengalami dampak banjir. Kerugian yang dialami warga tidak sedikit, membuat banyak dari mereka merasakan kekecewaan yang mendalam terhadap pihak developer. "Tidak ada tindakan dan komunikasi yang jelas dari pihak pengelola saat kejadian. Kami tidak ingin kejadian ini terulang lagi," katanya seraya menekankan pentingnya perubahan dari pihak developer.

Apabila tuntutan warga tidak dipenuhi, mereka bersiap untuk menempuh jalur hukum. Hijriani menegaskan, "Kami punya bukti semua. Jika developer tidak bertanggung jawab, kami akan melanjutkan ke langkah hukum. Saat ini, kami menunggu keputusan untuk ganti rugi hingga 1 Maret. Jika tidak ada kejelasan, kami akan mengambil langkah selanjutnya."

Keteguhan warga untuk mendapatkan keadilan dan rasa aman dari rumah yang mereka impikan semakin kuat. Mereka berharap agar developer segera memberikan solusi konkrit agar kejadian serupa tidak terjadi di masa depan. Pihak developer belum memberikan tanggapan resmi terkait tuntutan warga ini. Diharapkan, perselisihan ini dapat diselesaikan secara damai dan adil.

Lebih lanjut, masyarakat di sekitar kawasan juga khawatir bahwa banjir ini dapat memengaruhi nilai properti dan kenyamanan lingkungan secara keseluruhan. Ada kekhawatiran bahwa insiden ini bisa merusak citra kawasan tersebut sebagai tempat tinggal yang aman dan nyaman. Oleh sebab itu, upaya mencari solusi jangka panjang menjadi lebih penting untuk menjaga stabilitas dan keharmonisan komunitas di wilayah itu.

Kondisi ini menjadi pelajaran berharga bagi pengembang perumahan lainnya dalam mengelola tata ruang dan mitigasi bencana. Kejadian ini menyoroti pentingnya perencanaan yang matang dan antisipasi dari potensi bencana yang dapat memberikan dampak besar bagi warga. Pendekatan proaktif dan tanggung jawab sosial dari pengembang sangat dinanti agar kasus serupa tidak terulang.

Perhatian serius dari pihak terkait sangat dibutuhkan untuk menjaga kesejahteraan dan ketenteraman warga. Kolaborasi antara pemerintah setempat, pengembang, dan komunitas diharapkan mampu memberikan solusi yang konstruktif dan berkelanjutan. Bagi para warga, harapan terbesar adalah mendapatkan kembali rasa aman dan nyaman yang dijanjikan saat mereka memilih untuk tinggal di kawasan ini.

David

David

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tarif Listrik PLN Pekan Ini: Tetap Sama, Tak Ada Kenaikan

Tarif Listrik PLN Pekan Ini: Tetap Sama, Tak Ada Kenaikan

Batu Bara Jadi Pilar Ekspor Sumsel

Batu Bara Jadi Pilar Ekspor Sumsel

Rekomendasi Rumah Murah Sukabumi Rp162 Juta

Rekomendasi Rumah Murah Sukabumi Rp162 Juta

Harga BBM Pertamina Terbaru Hari Ini

Harga BBM Pertamina Terbaru Hari Ini

Bright Gas Berikan Keuntungan Spesial Untuk Konsumen

Bright Gas Berikan Keuntungan Spesial Untuk Konsumen