Senin, 08 September 2025

Presiden Prabowo Subianto Dorong Realisasi Tiga Juta Rumah Murah Melalui Skema FLPP

Presiden Prabowo Subianto Dorong Realisasi Tiga Juta Rumah Murah Melalui Skema FLPP
Presiden Prabowo Subianto Dorong Realisasi Tiga Juta Rumah Murah Melalui Skema FLPP

JAKARTA - Presiden Prabowo Subianto mengumumkan langkah strategis pemerintah dalam memfasilitasi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah. Dalam konferensi pers yang berlangsung di Istana Merdeka pada Senin 17 Februari 2025, Presiden menargetkan pembelian tiga juta unit rumah subsidi melalui skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

"Program FLPP ini kami luncurkan untuk mendukung rencana pembangunan Tiga Juta Rumah Murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah," ujar Presiden Prabowo dengan tegas. Skema FLPP, yang diperkenalkan pertama kali pada 2021, telah menjadi harapan besar bagi kalangan MBR yang selama ini kesulitan memiliki rumah layak.

Kemudahan dalam Skema FLPP

FLPP menawarkan berbagai kemudahan yang membuatnya lebih terjangkau dibandingkan skema pembiayaan rumah lainnya. Salah satu kemudahan utamanya adalah uang muka yang terjangkau. Dalam skema FLPP, besaran uang muka ditetapkan jauh lebih rendah dibandingkan skema konvensional yang biasanya mematok angka sekitar satu persen dari harga rumah. Hal ini menjadi daya tarik utama bagi banyak keluarga muda yang baru memulai hidup mandiri.

Selain itu, masyarakat yang menggunakan skema ini dibebaskan dari biaya premi asuransi. Angsuran bulanan rumah juga didesain agar tetap terjangkau, dengan suku bunga yang dipatok maksimal lima persen. Ini berarti stabilitas keuangan dapat lebih terbantu, terutama bagi mereka yang berada di sektor informal atau tidak memiliki penghasilan tetap yang signifikan.

Komitmen Bank Tabungan Negara

Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, sebagai salah satu lembaga perbankan yang terdepan dalam penyaluran KPR subsidi, menyatakan komitmennya untuk menggencarkan skema FLPP ini. "Kami melihat ada peluang besar dan potensi luar biasa dari program ini. Kami berkomitmen untuk meningkatkan aksesibilitas kepada para pekerja di sektor informal, seperti pedagang kaki lima dan buruh tani," kata Direktur BTN dalam sebuah pernyataan.

BTN juga mengungkapkan rencana mereka untuk meningkatkan porsi penyaluran KPR bagi pekerja sektor informal. Langkah ini diambil karena mereka mengakui peran penting kelompok ini dalam ekonomi, yang seringkali terpinggirkan dalam mendapatkan akses kredit rumah. Rencananya, porsi penyaluran KPR ke sektor informal akan ditingkatkan hingga mencapai 20 persen dari total kuota FLPP dalam beberapa tahun mendatang.

Respon Positif dari Masyarakat

Pengumuman ini mendapat sambutan baik dari berbagai kalangan, terutama dari masyarakat yang berpenghasilan rendah. Banyak yang menilai bahwa inisiatif ini menjadi angin segar bagi mereka yang selama ini merasa susah mendapatkan hunian yang layak. Seorang pedagang kaki lima, Budi, menyatakan, "Kami sangat mengapresiasi langkah ini, karena sangat membantu kami yang sering kali tidak dianggap oleh bank."

Langkah ini juga dinilai sebagai cara pemerintah untuk mendorong pemerataan ekonomi dan mengurangi kesenjangan sosial. Banyak ekonomi desa dan sektor kecil yang mendapatkan manfaat langsung dari kebijakan ini, meningkatkan kesejahteraan serta memberikan rasa aman bagi keluarga.

Tantangan dan Harapan

Namun, program ini tentu tidak lepas dari tantangan. Salah satu tantangan utama adalah bagaimana memastikan bahwa skema ini tepat sasaran dan mampu menjangkau seluruh masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Pemerintah, melalui kementerian terkait, memerlukan koordinasi yang kuat dengan pihak perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Para ahli juga berharap pemerintah dapat menyesuaikan beberapa kebijakan agar selaras dengan kebutuhan di lapangan. Mereka menekankan pentingnya transparansi dan pengawasan agar tidak terjadi penyimpangan. Hal ini dinilai krusial untuk memastikan bahwa program ini dapat berjalan lancar dan mencapai target yang telah ditetapkan.

Meskipun demikian, optimisme tetap mengiringi program ini. Pemerintah, perbankan, serta masyarakat sama-sama berkomitmen mewujudkan impian memiliki rumah layak bagi setiap orang. Dengan dukungan dan kerjasama yang baik dari semua pihak, diharapkan tiga juta rumah murah ini dapat terealisasi dan membawa dampak positif bagi masyarakat Indonesia.

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi

Selain dari aspek sosial, inisiatif ini juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Sektor konstruksi dan properti diharapkan mendapatkan stimulasi baru, menciptakan lapangan kerja, dan membangkitkan industri terkait lainnya. "Dengan jumlah rumah yang begitu banyak, akan ada pergerakan ekonomi yang signifikan," ungkap seorang pengamat ekonomi di Jakarta.

Ini tentunya menjadi bagian integral dari upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi, serta meningkatkan daya saing bangsa di kancah global. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan dunia usaha menjadi kunci utama keberhasilan program ambisius ini.

Program FLPP dengan target membangun tiga juta rumah murah untuk MBR ini adalah salah satu terobosan penting dalam menyediakan hunian terjangkau bagi warga Indonesia. Dengan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat, kemajuan bersama diharapkan dapat tercapai.


 

Baca Juga

Minyak Naik Tipis Usai OPEC Setujui Tambah Produksi

David

David

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Tarif Listrik PLN Pekan Ini: Tetap Sama, Tak Ada Kenaikan

Tarif Listrik PLN Pekan Ini: Tetap Sama, Tak Ada Kenaikan

Batu Bara Jadi Pilar Ekspor Sumsel

Batu Bara Jadi Pilar Ekspor Sumsel

Rekomendasi Rumah Murah Sukabumi Rp162 Juta

Rekomendasi Rumah Murah Sukabumi Rp162 Juta

Harga BBM Pertamina Terbaru Hari Ini

Harga BBM Pertamina Terbaru Hari Ini

Bright Gas Berikan Keuntungan Spesial Untuk Konsumen

Bright Gas Berikan Keuntungan Spesial Untuk Konsumen