
JAKARTA - Pasar modal Indonesia terus menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan, seiring berbagai capaian positif yang berhasil dicatatkan sepanjang tahun 2025. Hal ini tidak hanya memperkuat posisi pasar saham di tingkat regional, tetapi juga turut mendorong pembangunan ekonomi nasional melalui peningkatan likuiditas, partisipasi investor, dan inovasi produk.
Pada 29 Juli 2025, kapitalisasi pasar saham Indonesia mencatatkan rekor baru dengan posisi tertinggi sebesar Rp13.701 triliun. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) perdagangan berada di angka Rp13,56 triliun, dengan volume transaksi harian sebesar 22 miliar lembar saham serta frekuensi transaksi harian mencapai 1,29 juta kali. Data ini menunjukkan tingginya aktivitas pasar modal dan antusiasme investor dalam bertransaksi.
Sampai dengan 8 Agustus 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup dengan peningkatan 6,41% secara year-to-date pada level 7.533,385, sementara kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp13.434 triliun. Dengan pencapaian ini, pasar modal Indonesia menempati posisi ke-17 di antara negara lain, menegaskan stabilitas dan potensi pertumbuhan yang kuat.
Baca Juga
Tidak hanya di pasar saham, perdagangan derivatif di Indonesia juga mencatatkan rekor total volume tahunan tertinggi sepanjang sejarah. Pada 8 Agustus 2025, total volume transaksi derivatif mencapai 8.573 kontrak, meningkat 369% dibandingkan akhir tahun 2024. Lonjakan ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap instrumen derivatif dan ketertarikan yang semakin meningkat terhadap diversifikasi portofolio.
Keberhasilan pasar modal Indonesia tidak lepas dari sinergi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Self-Regulatory Organization (SRO), termasuk PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Kolaborasi ini berperan penting dalam menjaga likuiditas, stabilitas, dan kredibilitas pasar.
Untuk memperkuat likuiditas, BEI meluncurkan Infrastruktur Liquidity Provider Saham pada 8 Mei 2025. Selanjutnya, pada 11 Agustus 2025, BEI resmi memberikan lisensi perdana Liquidity Provider Saham kepada PT Phintraco Sekuritas. Lisensi ini diberikan setelah memenuhi seluruh persyaratan BEI, termasuk kesiapan infrastruktur, sumber daya, dan komitmen dalam menjalankan fungsi penyedia likuiditas secara berkelanjutan.
"Liquidity Provider Saham memiliki peran penting dalam menjaga ketersediaan kuotasi beli dan jual, sehingga dapat mengurangi bid-ask spread pada saham-saham dengan likuiditas rendah. Dengan hadirnya Liquidity Provider Saham, diharapkan minat investor meningkat dan aktivitas perdagangan menjadi lebih aktif," ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman.
BEI juga mengundang anggota bursa lain untuk berpartisipasi sebagai Liquidity Provider Saham, guna mendorong peningkatan likuiditas dan efisiensi pasar. Kehadiran program ini diharapkan dapat menstimulasi perdagangan saham secara berkelanjutan dan meningkatkan kepercayaan investor, baik ritel maupun institusi.
Selain Liquidity Provider Saham, BEI bersama OJK dan SRO telah meresmikan perdagangan karbon internasional pada 20 Januari 2025, sebagai bagian dari strategi memperluas instrumen pasar modal. Pada 25 Februari 2025, BEI meluncurkan Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA), kemudian diikuti SPPA Repo dan Waran Terstruktur (Put Warrant) pada 10 Maret 2025. Penyesuaian ketentuan Auto Rejection Bawah dan Penghentian Sementara Perdagangan Efek dilakukan pada 8 April 2025, diikuti perluasan Underlying Saham Waran Terstruktur pada 2 Mei 2025.
Sampai dengan 8 Agustus 2025, BEI berhasil mencatatkan 22 saham baru, 116 emisi obligasi, 2 Exchange-Traded Fund (ETF), serta 288 seri baru Structured Warrant. Total fund-raised melalui IPO saham mencapai Rp10,39 triliun dengan 6 pipeline saham tahun ini. Hingga saat ini, total perusahaan tercatat di BEI mencapai 954 perusahaan, menegaskan ekspansi pasar modal yang terus berlanjut.
Data Single Investor Identification (SID) menunjukkan jumlah investor pasar modal meningkat 2,7 juta menjadi 17,59 juta hingga 8 Agustus 2025. Investor saham dan surat berharga lainnya mengalami pertumbuhan lebih dari 1 juta investor sejak 2024, mencapai 7,5 juta investor. Partisipasi investor ritel tetap signifikan, selaras dengan tingginya partisipasi investor institusi, menandakan stabilitas kepercayaan di tengah ketidakpastian ekonomi global maupun domestik.
Upaya edukasi pasar modal juga mendapat perhatian serius. Hingga 31 Juli 2025, BEI bersama para stakeholders telah menyelenggarakan 21.513 kegiatan edukasi terkait investasi, mencakup literasi saham, obligasi, reksa dana, dan instrumen keuangan lainnya. Langkah ini menjadi bagian dari strategi membangun budaya investasi yang cerdas, serta memperluas akses masyarakat terhadap pasar modal.
Keseluruhan capaian BEI dan stakeholder pasar modal menunjukkan komitmen kuat dalam mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Inovasi produk, peningkatan likuiditas, edukasi investor, dan sinergi dengan OJK serta SRO menjadi pilar utama. Semua langkah ini memperkuat posisi pasar modal Indonesia sebagai instrumen strategis dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional, sekaligus menegaskan daya tariknya di mata investor domestik dan global.
Dengan berbagai capaian positif dan inovasi berkelanjutan, pasar modal Indonesia menunjukkan tren yang stabil dan optimistis untuk pertumbuhan jangka panjang. Dorongan BEI melalui program likuiditas, pencatatan efek, dan edukasi investor memperkuat ekosistem investasi yang sehat dan inklusif. Hal ini membuat pasar modal Indonesia semakin menarik bagi semua lapisan investor, sambil tetap menjaga integritas dan efisiensi perdagangan efek.

Sindi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025