Pertamina Drilling Tegaskan Komitmen Keberlanjutan di Industri Panas Bumi Nasional
JAKARTA — Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) menggelar Pertemuan Teknis K3LL (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lindungan Lingkungan) serta Keteknikan Panas Bumi di Kantor Ditjen EBTKE, Menteng, Jakarta. Kegiatan yang digelar pada Rabu ini bertujuan meningkatkan sinergi dan pemahaman para pemangku kepentingan dalam penerapan aspek keselamatan dan teknis dalam pengusahaan panas bumi yang berkelanjutan.
Pertemuan dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti Direktur Panas Bumi Gigih Udi Atmo, Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Panas Bumi Sahat Simangunsong, para pimpinan badan usaha pengembang panas bumi, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia, dan kepala teknik panas bumi dari seluruh Indonesia. Salah satu sorotan utama adalah paparan dari Direktur Utama PT Pertamina Drilling Services Indonesia, Avep Disasmita.
Pertamina Drilling Fokus pada Kepemimpinan dan Budaya Kerja Berkelanjutan
Baca Juga
Dalam presentasinya yang berjudul “Pertamina Drilling Sustain to Generative Culture Through Strong Leadership”, Avep Disasmita menekankan pentingnya kepemimpinan yang kuat untuk membangun budaya kerja yang adaptif dan berkelanjutan dalam industri energi yang dinamis.
“Pertamina Drilling terus menunjukkan kapabilitasnya sebagai perusahaan jasa pengeboran dan energi kelas dunia, dengan cakupan layanan menyeluruh dari hulu ke hilir,” tegas Avep. Ia menambahkan bahwa perusahaan telah mengoperasikan berbagai jenis rig dengan kemampuan teknologi tinggi serta memperluas jangkauan layanan secara nasional dan internasional.
Kapasitas dan Persebaran Rig Pertamina Drilling
Avep menjelaskan bahwa Pertamina Drilling mengoperasikan total 49 unit land rig, 2 unit offshore workover rig, dan 1 unit jack-up rig yang dikelola melalui kemitraan strategis. Perusahaan terbagi dalam empat wilayah operasional: Regional 1 dengan 30 rig, Regional 2 dengan 7 rig serta 2 offshore workover rig dan 1 jack-up rig, Regional 3 dengan 7 rig, serta Regional 4 dengan 2 rig. Kapasitas masing-masing rig berada di kisaran 1.000 hingga 1.500 horse power (HP), yang menjamin daya dan efisiensi operasional tinggi.
“Kami tidak hanya fokus pada operasi domestik, tapi juga aktif di pasar internasional melalui layanan non-rig di Malaysia dan proyek pengeboran di Timor Gap, Timor Leste,” jelas Avep. Kerjasama dengan perusahaan besar seperti Medco, Tomori, dan ExxonMobil memperkuat posisi Pertamina Drilling dalam industri migas nasional dan global.
Komitmen pada Pengembangan Kompetensi dan Pelatihan
Untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Pertamina Drilling mengelola Indonesia Drilling Training Center (IDTC). Selain itu, perusahaan menjalin kerja sama pelatihan dengan berbagai negara, seperti Tanzania dan Namibia, serta TPTDC, guna memperluas kompetensi tenaga kerja di bidang pengeboran dan energi.
“Pertamina Drilling memiliki misi menjadi mitra strategis dalam mendukung transisi energi berkelanjutan dan mempercepat keberlanjutan energi nasional,” ungkap Avep. Hal ini menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menjawab tantangan industri energi yang semakin menuntut efisiensi dan keberlanjutan.
Sinergi Pemerintah dan Industri untuk Tata Kelola Panas Bumi Lebih Baik
Ditjen EBTKE menegaskan bahwa pertemuan teknis ini adalah bagian dari komitmen pemerintah untuk mendukung pembinaan teknis berkelanjutan di sektor panas bumi. Kegiatan ini juga menjadi ajang bagi para pelaku industri untuk memperkuat tata kelola teknis dan lingkungan demi masa depan yang lebih hijau.
Direktur Panas Bumi Gigih Udi Atmo menyatakan, “Pertemuan ini penting untuk meningkatkan pemahaman teknis dan aspek keselamatan kerja di sektor panas bumi, sekaligus memperkuat kolaborasi antara pemerintah dan industri dalam menghadapi tantangan transisi energi.”
Meningkatkan Standar K3LL dan Keteknikan Panas Bumi
Fokus utama dalam pertemuan ini adalah penguatan aspek keselamatan, kesehatan kerja, dan lindungan lingkungan (K3LL), sekaligus penerapan teknologi keteknikan terbaik dalam industri panas bumi. Standar K3LL menjadi landasan utama agar operasi panas bumi berjalan aman, efisien, dan ramah lingkungan.
Sahat Simangunsong, Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Panas Bumi, menambahkan, “Kami terus mendorong inovasi dan penerapan standar keteknikan tinggi yang dapat menurunkan risiko operasional sekaligus meningkatkan efisiensi energi dan perlindungan lingkungan.”
Pertamina Drilling sebagai Contoh Inovasi dan Keberlanjutan
Pertamina Drilling tampil sebagai contoh perusahaan yang tidak hanya berorientasi pada produktivitas, tapi juga menempatkan keselamatan dan keberlanjutan sebagai prioritas utama. Penerapan inovasi teknologi serta kepemimpinan yang kuat diyakini mampu memperkuat budaya perusahaan yang berfokus pada kinerja berkelanjutan.
Avep Disasmita menegaskan, “Produktivitas yang kami capai harus selalu dibarengi dengan komitmen keselamatan kerja yang tinggi. Budaya keselamatan dan keberlanjutan menjadi pondasi kami untuk terus maju di industri energi.”
Pertemuan Teknis K3LL dan Keteknikan Panas Bumi yang diadakan Ditjen EBTKE ini menjadi momentum penting bagi industri panas bumi nasional untuk bersinergi dalam mewujudkan pengelolaan sumber daya energi yang aman, efisien, dan berkelanjutan. Komitmen kuat Pertamina Drilling sebagai perusahaan jasa pengeboran terdepan dengan kepemimpinan visioner dan inovasi teknologi memberikan gambaran positif masa depan energi hijau di Indonesia.
Dengan dukungan pemerintah, kolaborasi antar pemangku kepentingan, dan pengembangan SDM yang berkelanjutan, sektor panas bumi diharapkan semakin kompetitif dan mampu memberikan kontribusi besar dalam transisi energi nasional menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Rekomendasi
.jpg)
