Selasa, 09 September 2025

BMKG: Meski Kemarau, Hujan Tetap Segarkan Beberapa Wilayah Indonesia

BMKG: Meski Kemarau, Hujan Tetap Segarkan Beberapa Wilayah Indonesia
BMKG: Meski Kemarau, Hujan Tetap Segarkan Beberapa Wilayah Indonesia

JAKARTA — Meskipun sebagian wilayah Indonesia telah mulai memasuki musim kemarau, kondisi cuaca belum sepenuhnya stabil. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat diperkirakan masih akan terjadi di berbagai daerah pada Selasa, 10 Juni 2025 dan Rabu, 11Juni 2025. Dinamika atmosfer yang aktif membuat sebagian besar wilayah Indonesia, terutama bagian utara dan timur, masih berpeluang mengalami gangguan cuaca dalam waktu dekat.

Fenomena ini menunjukkan bahwa kemarau tahun ini diawali dengan kondisi transisi yang tidak sepenuhnya kering. Potensi pembentukan awan-awan hujan tetap tinggi akibat adanya berbagai faktor atmosfer yang saling berinteraksi dan memperkuat aktivitas konvektif di beberapa wilayah.

Atmosfer Masih Basah, Cuaca Belum Stabil

Baca Juga

Literasi Bencana Kunci Jepang Minimkan Korban Tsunami

Kondisi atmosfer yang cukup basah masih terpantau di sebagian besar wilayah Indonesia. Meski kalender musim menunjukkan kemarau telah dimulai, kenyataannya awan-awan konvektif yang memicu hujan masih kerap terbentuk.

Seorang pejabat meteorologi nasional menyebutkan bahwa cuaca saat ini sangat dinamis karena banyak faktor yang saling memengaruhi. “Kondisi atmosfer saat ini belum sepenuhnya stabil. Ada sejumlah elemen tropis yang menyebabkan pembentukan awan hujan tetap aktif, terutama di wilayah timur Indonesia,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa gelombang ekuator seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Kelvin dan Rossby, serta keberadaan bibit siklon di Samudra Pasifik turut meningkatkan peluang hujan. “Kombinasi fenomena tersebut menyebabkan potensi hujan sedang hingga lebat masih bisa terjadi, bahkan disertai petir dan angin kencang,” ujarnya.

Aktivitas Tropis dan Topografi Jadi Pemicu

Selain faktor global seperti MJO, kondisi cuaca dalam negeri juga dipengaruhi oleh topografi yang kompleks dan interaksi antara angin darat dan laut. Daerah-daerah pegunungan dan dataran tinggi sangat rentan terhadap pembentukan awan hujan karena terjadi pengangkatan massa udara lembap secara alami.

“Labilitas atmosfer skala lokal menjadi pemicu utama di wilayah selatan dan tengah Indonesia. Interaksi udara lembap dari laut dan kondisi geografis yang bergunung-gunung mempercepat proses pembentukan hujan konvektif,” terang ahli meteorologi yang memantau pola cuaca sejak awal bulan.

Kondisi ini membuat sejumlah wilayah masih akan dilanda hujan dengan durasi pendek namun intensitas cukup tinggi, khususnya pada siang hingga sore hari.

Wilayah Berpotensi Hujan

Dalam dua hari ke depan, potensi hujan ringan hingga lebat diprediksi tersebar di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, hingga Papua. Beberapa wilayah diperkirakan hanya mengalami hujan ringan, namun tak sedikit pula yang diperkirakan akan mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir.

Wilayah-wilayah di Pulau Sulawesi seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara tercatat sebagai daerah dengan potensi hujan lebat yang cukup dominan dalam dua hari ke depan. Demikian pula wilayah Maluku Utara dan sebagian wilayah Papua bagian tengah dan selatan.

Sementara di wilayah barat Indonesia, seperti Sumatera dan Jawa, potensi hujan masih akan terjadi namun dengan intensitas lebih bervariasi. Beberapa daerah seperti Jakarta, Yogyakarta, dan Bali diperkirakan hanya akan diguyur hujan ringan hingga sedang.

Imbauan dan Kewaspadaan Masyarakat

Meski sebagian besar wilayah telah memasuki musim kemarau, masyarakat tetap diimbau untuk tidak lengah terhadap potensi cuaca ekstrem. Dalam situasi atmosfer yang belum stabil, perubahan cuaca bisa terjadi secara tiba-tiba dan menimbulkan gangguan pada aktivitas harian.

“Meskipun kita sudah masuk kemarau, bukan berarti semua wilayah kering. Cuaca ekstrem masih bisa terjadi. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama di wilayah-wilayah yang rawan longsor dan banjir lokal,” ujar seorang pejabat pengamat cuaca.

Ia juga menambahkan bahwa intensitas hujan yang tinggi dalam waktu singkat dapat menyebabkan banjir bandang, genangan, atau longsor di kawasan perbukitan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mengantisipasi sejak dini dan mematuhi peringatan dini cuaca yang dikeluarkan otoritas terkait.

Cuaca Dinamis, Kegiatan Luar Ruangan Perlu Disesuaikan

Perubahan cuaca yang tidak menentu tentu memengaruhi banyak sektor, termasuk transportasi, pertanian, hingga pariwisata. Masyarakat yang memiliki rencana beraktivitas di luar ruangan disarankan untuk memantau kondisi cuaca secara berkala, terutama mereka yang tinggal di wilayah pegunungan, pesisir, atau jalur lintasan badai lokal.

“Kami menyarankan agar masyarakat menyesuaikan jadwal dan aktivitas luar ruangnya. Bila ada tanda-tanda cuaca memburuk seperti awan hitam pekat atau angin kencang, sebaiknya segera berteduh,” ujarnya.

Kemarau Belum Kering Total

Fenomena cuaca pada pertengahan Juni 2025 menunjukkan bahwa transisi musim kemarau tahun ini masih diwarnai dengan hujan dan cuaca ekstrem. Aktivitas atmosfer global dan lokal, seperti gelombang ekuator dan interaksi laut-darat, menyebabkan beberapa wilayah masih rentan terhadap pembentukan hujan intensitas sedang hingga lebat.

Masyarakat diminta untuk tetap waspada dan menyesuaikan diri dengan dinamika cuaca yang sedang berlangsung. Penting untuk terus mengikuti perkembangan prakiraan cuaca harian, agar risiko terhadap aktivitas maupun keselamatan dapat ditekan.

Dengan potensi hujan yang masih tinggi, kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci menghadapi sisa musim transisi ini.

Sindi

Sindi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kementan Dorong Swasembada Gula Lewat Dukungan Petani

Kementan Dorong Swasembada Gula Lewat Dukungan Petani

SIM Keliling Jakarta Permudah Warga Perpanjangan Hari Ini

SIM Keliling Jakarta Permudah Warga Perpanjangan Hari Ini

Kemenag Tingkatkan Akses KIP Kuliah 2025

Kemenag Tingkatkan Akses KIP Kuliah 2025

Prabowo Subianto Dorong Supermarket Koperasi Desa

Prabowo Subianto Dorong Supermarket Koperasi Desa

Harga dan Spesifikasi Tecno Spark 40 Pro Series

Harga dan Spesifikasi Tecno Spark 40 Pro Series