Rabu, 10 September 2025

Penguatan Rupiah: Faktor Utama di Balik Tren Positif Sejak Awal Maret

Penguatan Rupiah: Faktor Utama di Balik Tren Positif Sejak Awal Maret
Penguatan Rupiah: Faktor Utama di Balik Tren Positif Sejak Awal Maret

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menunjukkan tren penguatan signifikan sejak awal bulan Maret. Bank Indonesia (BI) mengidentifikasi beberapa faktor di balik tren positif ini, termasuk dinamika kebijakan tarif Amerika Serikat dan penilaian dari lembaga keuangan internasional seperti JP Morgan. Penguatan rupiah ini menandai kabar baik di tengah ketidakpastian ekonomi global yang masih berlangsung.

Triwahyono, Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas Bank Indonesia, menyatakan bahwa sepanjang bulan ini, nilai tukar rupiah menjadi yang paling kuat di antara negara-negara setara atau peer countries. “Jadi, month to date nilai tukar rupiah kita yang paling menguat, artinya secara fundamental kita bagus. Tinggal kondisinya saja kondusif atau tidak,” ujar Triwahyono dalam sebuah Taklimat Media di Jakarta Pusat, Kamis, 6 Maret 2025.

Menurut data dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) yang dirilis oleh BI, akhir Februari 2025, rupiah tercatat melemah hingga menembus angka 16.575 per dolar AS. Namun, memasuki bulan Maret, rupiah mulai menunjukkan perbaikan. Pada 3 Maret 2025, nilai tukar rupiah berada di level 16.506 per dolar AS dan terus menguat menjadi 16.443 per dolar pada hari berikutnya. Tren positif ini berlanjut hingga mencapai 16.315 per dolar pada 6 Maret 2025.

Dinamika Kebijakan Tarif AS Menjadi Pemicu Utama

Triwahyono menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama penguatan rupiah adalah dinamika kebijakan tarif AS. Presiden Donald Trump semula berencana untuk menerapkan pengetatan tarif terhadap Kanada, Meksiko, dan China mulai bulan Maret. Namun, kebijakan tersebut akhirnya diundur. “Dinamika seperti ini diperkirakan masih akan terjadi selama empat tahun mendatang, dan hal ini memberikan ruang bagi rupiah untuk menguat,” jelasnya.

Pembatalan atau penundaan kebijakan tarif ini membawa angin segar bagi pasar mata uang, termasuk rupiah. Hal ini dikarenakan adanya ekspektasi bahwa perdagangan internasional akan lebih stabil dan tidak dibebani oleh tarif baru dalam waktu dekat.

Asesmen Positif Dari JP Morgan

Selain dinamika tarif AS, asesmen positif dari JP Morgan juga berperan dalam menguatkan rupiah. Lembaga keuangan internasional ini memberikan pandangan optimis terhadap pasar Indonesia di tengah sentimen global yang berfluktuasi. Asesmen dari lembaga keuangan berpengaruh seperti JP Morgan dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap mata uang domestik, dan pada akhirnya, memperkuat nilai tukar rupiah.

Data Ekonomi Domestik yang Kuat

Dari sisi domestik, sejumlah data ekonomi menunjukkan pergerakan positif yang turut mendukung penguatan rupiah. Meski sempat ada tekanan akibat penurunan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) oleh Morgan Stanley, rupiah berhasil bangkit kembali. Triwahyono menyebutkan bahwa faktor fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, termasuk cadangan devisa yang solid dan inflasi yang terkendali, menjadi pendukung utama kestabilan nilai tukar rupiah.

“Fundamental ekonomi Indonesia secara umum masih solid, dan ini membantu menopang rupiah di tengah berbagai tekanan eksternal,” tambah Triwahyono.

Prospek Penguatan Rupiah ke Depan

Penguatan rupiah sejak awal Maret memunculkan optimisme akan prospek mata uang Indonesia ke depannya. Meski gejolak ekonomi global masih menjadi tantangan, penguatan ini menunjukkan resilience atau ketahanan rupiah di tengah ketidakpastian global. Kebijakan moneter yang hati-hati dari Bank Indonesia juga akan berperan dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Para analis memperkirakan bahwa selama fundamental ekonomi Indonesia tetap kuat dan kebijakan global tidak mengalami perubahan mendadak, rupiah berpotensi untuk terus menguat. Selain itu, respon cepat pemerintah terhadap dinamika global dan fleksibilitas kebijakan moneter akan menjadi kunci untuk mempertahankan tren positif ini.


Penguatan nilai tukar rupiah sejak awal Maret merupakan hasil dari kombinasi berbagai faktor, termasuk penundaan kebijakan tarif AS dan asesmen positif dari lembaga keuangan global. Fundamental ekonomi Indonesia yang kuat juga menjadi faktor pendukung utama. Melalui pendekatan kebijakan yang adaptif dan responsif terhadap dinamika global, prospek mata uang Indonesia ini tampak cerah ke depannya. Penguatan ini tidak hanya memperkuat keyakinan investor terhadap pasar Indonesia, tetapi juga memberikan harapan akan kestabilan ekonomi di tengah ketidakpastian global yang terus berlangsung.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

KUR BCA 2025 Permudah Modal UMKM Indonesia

KUR BCA 2025 Permudah Modal UMKM Indonesia

KUR BNI 2025 Bantu UMKM Tumbuh Dengan Mudah

KUR BNI 2025 Bantu UMKM Tumbuh Dengan Mudah

KUR Mandiri 2025 Mudahkan UMKM Kembangkan Usaha

KUR Mandiri 2025 Mudahkan UMKM Kembangkan Usaha

Tabungan Emas Pegadaian Kini Mudah Dan Bebas Pajak

Tabungan Emas Pegadaian Kini Mudah Dan Bebas Pajak

Kenali 4 Manfaat Asuransi Untuk Hidup Lebih Tenang

Kenali 4 Manfaat Asuransi Untuk Hidup Lebih Tenang