Investasi AI di Asia Pasifik Melonjak: 9 dari 10 Perusahaan Fokus Adopsi AI untuk Pertumbuhan
- Kamis, 06 Maret 2025

JAKARTA - Tren adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) di kawasan Asia Pasifik menunjukkan dinamika positif dengan semakin banyak perusahaan yang menaruh perhatian besar pada teknologi ini sebagai motor penggerak produktivitas dan pertumbuhan bisnis mereka. Berdasarkan laporan terbaru dari Accenture, sembilan dari sepuluh perusahaan di wilayah ini berencana memanfaatkan model agen AI dalam tiga tahun ke depan. Kendati demikian, tantangan signifikan masih menghadang, terutama dalam aspek kesiapan menghadapi risiko yang terkait dengan kepatuhan, privasi, dan data.
Eksplorasi Ambisi AI di Asia Pasifik
Berdasarkan penelitian terkini dari Accenture, perusahaan konsultan global, mayoritas perusahaan di Asia Pasifik tengah mengarahkan strategi masa depan mereka dengan memasukkan AI sebagai elemen kunci. Tren ini menggambarkan pencarian solusi inovatif untuk meningkatkan efisiensi operasional dan daya saing di pasar yang semakin kompetitif.
Namun, laporan tersebut juga menyebutkan bahwa hanya 1% dari perusahaan yang menyatakan telah siap sepenuhnya dalam menghadapi risiko terkait penerapan AI, seperti risiko kepatuhan terhadap regulasi, privasi pengguna, serta keamanan data. Kesiapan ini adalah aspek krusial yang menjadi perhatian utama, mengingat pesatnya perkembangan teknologi dan regulasi yang mendampinginya.
“Untuk meningkatkan skala AI secara efektif, terutama AI generatif dan agentik, bisnis perlu berinvestasi dalam membangun kepercayaan di antara karyawan dan pelanggan mereka, memastikan bahwa mereka memiliki fondasi data yang tepat, dan mengoperasionalkan AI yang bertanggung jawab,”
Peningkatan Dramatis Investasi pada AI Bertanggung Jawab
Ryoji Sekido menambahkan bahwa ada peningkatan lima kali lipat dalam jumlah perusahaan yang berinvestasi signifikan pada AI bertanggung jawab, dari 10% menjadi 50% dalam dua tahun ke depan. "Kepercayaan menjadi landasan utama AI yang bertanggung jawab," imbuhnya, menekankan pentingnya membangun tata kelola yang kuat untuk memastikan AI dioperasionalkan dengan etis dan aman.
Langkah ini penting karena kepercayaan menjadi faktor penentu kesuksesan implementasi AI di berbagai sektor. Dalam konteks bisnis, kepercayaan berarti memastikan bahwa sistem AI tidak hanya bisa diandalkan tetapi juga beroperasi secara transparan dan sesuai dengan standar etika yang berlaku.
Komitmen pada Tata Kelola Kuat dan Praktik Etis dalam Adopsi AI
Untuk membangun kepercayaan tersebut, perusahaan diharapkan dapat proaktif mengembangkan tata kelola yang kuat. Ini termasuk memastikan transparansi dalam setiap penerapan AI, menjaga praktik AI yang berfokus pada etika, melindungi privasi dan keamanan data, memastikan keberlanjutan, serta memberdayakan tenaga kerja agar mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi.
“Memastikan tata kelola yang kuat dan praktik yang memprioritaskan etika adalah modal utama dalam mengintegrasikan AI ke dalam operasi bisnis,” lanjut Ryoji. “Ini tidak hanya menumbuhkan kepercayaan di antara pemangku kepentingan, tetapi juga menjadi faktor pengungkit utama dalam meningkatkan keunggulan kompetitif di pasar.”
Menyongsong masa depan, laporan Accenture memberikan wawasan berharga bagi perusahaan-perusahaan yang mempertimbangkan untuk menanamkan investasi lebih jauh pada AI. Diharapkan bahwa dengan adanya rencana strategis dan kesiapan stategi mitigasi risiko, adopsi AI dapat berjalan bersinergi dengan tujuan bisnis secara menyeluruh.
AI sebagai Faktor Pengubah Permainan di Asia Pasifik
Peningkatan minat terhadap AI di Asia Pasifik tidak terlepas dari banyaknya perusahaan yang mulai menyadari potensi teknologi ini dalam membawa perubahan besar pada operasional mereka. AI kini dipandang sebagai solusi untuk meningkatkan efisiensi, meminimalkan kesalahan manusia, serta membuka peluang inovasi baru dalam industri.
Dukungan regulasi dan kebijakan pemerintah di berbagai negara di kawasan ini juga turut mendorong akselerasi adopsi AI yang bertanggung jawab. Namun, seberapa cepat dan efektif adopsi ini tergantung pada kesiapan perusahaan dalam mendalami dan mengimplementasikan teknologi dengan memperhatikan faktor-faktor etis dan risikonya.
Dengan meningkatnya investasi dan komitmen untuk mengatasi tantangan yang ada, perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik diharapkan dapat menggunakan AI secara produktif dan bertanggung jawab. Ketika dilaksanakan dengan benar, AI tidak hanya akan membawa dampak positif bagi bisnis tetapi juga memberikan kontribusi signifikan pada pertumbuhan ekonomi di kawasan ini.
Jalan Panjang Menuju Implementasi AI yang Bertanggung Jawab
Perjalanan menuju implementasi AI yang bertanggung jawab di Asia Pasifik memang masih panjang. Namun, dengan meningkatnya kesadaran dan investasi dalam tata kelola yang kuat serta praktik yang etis, masa depan AI di kawasan ini tampak menjanjikan. Perusahaan diharapkan dapat memanfaatkan momentum ini untuk memperkuat posisi mereka dalam lanskap bisnis global dengan menjadikan AI sebagai aset strategis yang bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025