Bank Indonesia Ajak Masyarakat Kenali dan Cegah Uang Palsu Menjelang Hari Raya
- Selasa, 25 Februari 2025
.jpeg)
JAKARTA - Menjelang Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Bank Indonesia (BI) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat untuk lebih waspada terhadap peredaran uang palsu yang diperkirakan akan meningkat. Peringatan ini disampaikan oleh Yuliansah Andrias, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Tengah, dalam sebuah acara sosialisasi di Sampit pada Senin.
Seiring meningkatnya transaksi keuangan selama periode hari besar keagamaan, risiko peredaran uang palsu turut bertambah. "Kami dari Bank Indonesia intens melakukan sosialisasi yaitu bagaimana kita mencegah munculnya peredaran uang palsu. Kami biasanya mendeteksi kalau menjelang hari besar keagamaan ini, uang palsu ini peredarannya risikonya agak meningkat," ungkap Yuliansah.
Meningkatnya Transaksi di Tengah Hari Raya
Hari Raya Idul Fitri dikenal sebagai momen di mana transaksi keuangan mengalami lonjakan signifikan. Masyarakat yang berbelanja untuk kebutuhan bulan Ramadhan dan persiapan Lebaran, umumnya melakukan banyak transaksi tunai di pasar dan pusat perbelanjaan. Kondisi ini sering kali dimanfaatkan oleh para pelaku kejahatan untuk melancarkan aksi dengan mengedarkan uang palsu.
"Pelaku kejahatan sering memanfaatkan meningkatnya transaksi di pasar untuk mencari kelengahan pedagang. Saat itulah mereka menjalankan aksi bertransaksi menggunakan uang palsu," tambah Yuliansah.
Edukasi dan Sosialisasi Menjadi Kunci Pencegahan
Untuk mengatasi permasalahan ini, Bank Indonesia mengimbau masyarakat untuk lebih teliti dalam memeriksa uang yang diterima. Edukasi mengenai cara mengenali ciri-ciri uang asli juga harus menjadi perhatian bersama. "Ini yang perlu kita bersama-sama pemerintah daerah, kepolisian dan lainnya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi secara terus-menerus kepada masyarakat bagaimana mengenali ciri-ciri uang asli," jelas Yuliansah.
Masyarakat pun diharapkan untuk segera melaporkan kepada pihak berwenang jika mendapati transaksi mencurigakan yang diduga melibatkan uang palsu. Langkah cepat ini akan membantu pihak kepolisian dalam menindaklanjuti kasus dan menangkap pelakunya.
Optimalisasi Transaksi Nontunai sebagai Solusi
Bank Indonesia juga melihat optimalisasi transaksi nontunai sebagai solusi efektif untuk menghindari penipuan dengan uang palsu. Salah satu metode pembayaran yang kini gencar disosialisasikan adalah penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).
"Makanya perlu juga disosialisasikan terkait transaksi nontunai seperti QRIS, apalagi di banyak daerah ini sudah banyak usaha menyediakan transaksi melalui QRIS atau nontunai," ucap Yuliansah.
Data Bank Indonesia menunjukkan peningkatan jumlah merchant QRIS di Kalimantan Tengah. Pada Januari 2025, terdapat penambahan 5.662 merchant, mayoritas di antaranya adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebesar 98,61 persen. Kota Palangka Raya mencatat pangsa terbesar pengguna QRIS dengan 22,9 persen dari total merchant.
Keuntungan Menggunakan QRIS
Transaksi melalui QRIS menawarkan beragam manfaat, termasuk kenyamanan dan keamanan. Masyarakat tidak perlu membawa uang tunai, yang mengurangi risiko kehilangan atau pencurian. Selain itu, transaksi lebih cepat dan efisien serta mengurangi kontak fisik langsung yang mengedepankan aspek higienitas. "Beberapa manfaat transaksi menggunakan QRIS di antaranya, warga tidak perlu membawa uang tunai. Warga mendapatkan kemudahan dalam bertransaksi, meminimalisir kontak sehingga lebih higienis serta meminimalisir penipuan," tambah Yuliansah.
Melalui transaksi QRIS, baik pelaku usaha maupun konsumen dapat merasa lebih aman karena dana yang ditransaksikan langsung masuk ke rekening pelaku usaha, dan seluruh transaksi dapat dipantau melalui sistem perbankan. Hal ini juga mengedukasi pelaku UMKM dalam mengelola keuangan mereka dengan lebih baik.
"Jadi ini secara tidak langsung juga mengajari pelaku usaha, khususnya UMKM tentang bagaimana mengelola keuangan. Ini juga cara Bank Indonesia bersama kawan-kawan di industri perbankan dan pemerintah daerah untuk terus mendorong penggunaan uang nontunai ini secara masif, terutama di kabupaten Kotawaringin Timur," ujar Yuliansah.
Menutup Peluang Palsu, Membangun Ekonomi Sehat
Dengan berbagai inisiatif ini, Bank Indonesia berupaya mengurangi risiko peredaran uang palsu dan sekaligus memajukan literasi keuangan di kalangan masyarakat. Melalui sinergi dengan pemerintah daerah, kepolisian, dan pelaku usaha, diharapkan tingkat keamanan transaksi selama hari besar keagamaan dapat meningkat, dan ekonomi daerah dapat berkembang dengan lebih sehat dan transparan.
"Dengan begitu, kita bisa segera menindaklanjuti dan mencegah peredaran uang palsu serta menangkap pelakunya," pungkas Yuliansah. Dengan peringatan ini, baik BI maupun masyarakat berharap dapat menjadi lebih waspada dan berhati-hati.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025