Jumat, 19 September 2025

Strategi Saham Hari Ini, IHSG Bergerak di Zona Rentan

Strategi Saham Hari Ini, IHSG Bergerak di Zona Rentan
Strategi Saham Hari Ini, IHSG Bergerak di Zona Rentan

JAKARTA - Perdagangan pasar modal pada pekan ini masih menyajikan dinamika menarik bagi pelaku pasar. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat menorehkan rekor intraday di level 8.068,01 akhirnya ditutup melemah 0,21% ke posisi 8.008,43 pada Kamis (18 September 2025). Tekanan jual menjadi faktor utama yang menahan laju penguatan indeks, meskipun sempat bergerak positif ke area 8.063.

Secara teknikal, analis MNC Sekuritas menilai posisi IHSG masih berada dalam fase wave [iii] dari wave 3, sehingga peluang penguatan menuju area 8.102–8.125 tetap terbuka. Namun, ada pula skenario terburuk apabila IHSG ternyata sudah menyelesaikan wave [b] dari wave 2, sehingga potensi pelemahan perlu tetap diwaspadai.

MNC Sekuritas juga menetapkan level support indeks di 7.899 dan 7.848, sementara area resistance diproyeksikan di 8.039 dan 8.063. Kondisi ini membuat strategi buy on weakness masih relevan untuk saham-saham pilihan.

Baca Juga

IHSG Rekor Baru, Saham Dividen Murah Jadi Incaran

Saham Rekomendasi MNC Sekuritas

Beberapa emiten menjadi sorotan MNC Sekuritas dalam risetnya.

Bank Central Asia (BBCA) ditutup turun 1,91% ke Rp7.700. Analis merekomendasikan beli di kisaran Rp7.175–Rp7.525 dengan target harga Rp8.175–Rp8.500 dan stop loss di bawah Rp7.000.

Petrindo Jaya Kreasi (CUAN) justru menguat 4,98% ke Rp1.580. Saham ini direkomendasikan beli pada rentang Rp1.510–Rp1.565 dengan target Rp1.625–Rp1.675, serta stop loss di bawah Rp1.455.

Dayamitra Telekomunikasi (MTEL) melemah 0,83% ke Rp595, tetapi tetap direkomendasikan beli pada Rp580–Rp590, target Rp615–Rp645, dengan stop loss di bawah Rp575.

Rukun Raharja (RATU) naik 2,18% ke Rp5.850. Saham ini direkomendasikan beli pada rentang Rp5.550–Rp5.800 dengan target Rp6.225–Rp6.525, serta stop loss di bawah Rp5.275.

Rekomendasi ini menegaskan bahwa peluang trading tetap terbuka meskipun IHSG bergerak fluktuatif.

Pandangan Analis BRI Danareksa Sekuritas

Sementara itu, analis dari BRI Danareksa Sekuritas (BRIDS) memberikan perspektif berbeda. Secara teknikal, mereka menilai IHSG sudah berada di area resistance dengan kondisi overbought. Artinya, peluang aksi sell on news masih besar meski sentimen positif datang dari kebijakan pemangkasan suku bunga Bank Indonesia dan The Fed.

BRIDS pun menyoroti saham-saham potensial, antara lain:

CUAN, yang masih melanjutkan tren bullish setelah menembus resistance minor Rp1.550. Potensi penguatan diproyeksikan ke Rp1.700–Rp1.720.

TOBA, yang menunjukkan rebound dari level support disertai peningkatan volume signifikan. Target harga jangka pendek berada di Rp1.420–Rp1.485.

SRTG, yang bertahan di atas support trendline dan berpeluang rebound menuju Rp2.020–Rp2.150.

Di sisi lain, ACES justru mendapat rekomendasi jual karena masih dalam tren bearish. Setelah gagal menembus resistance di Rp454, harga saham ini berpotensi turun hingga Rp426.

Pergerakan Intraday IHSG

Pada perdagangan Kamis (18 September 2025), IHSG sempat bergerak cukup volatil. Indeks sempat menyentuh level tertinggi 8.068,01 dan terendah 7.993,52 sebelum akhirnya ditutup melemah. Dari total saham yang diperdagangkan, 410 saham melemah, 261 menguat, dan 131 stagnan. Investor asing mencatatkan net sell sebesar Rp358 miliar.

Sementara pada perdagangan Jumat (19 September 2025), IHSG kembali menunjukkan pola perlawanan. Data Bursa pukul 09.05 WIB mencatat indeks dibuka menguat ke level 8.024,85 atau naik 0,21%. Namun, beberapa menit kemudian, indeks kembali melemah ke 7.991,3 atau turun -0,21%.

Di sesi pertama, IHSG sempat istirahat di zona merah di posisi 8.003,09, terkoreksi tipis -0,07%. Pergerakan ini memperlihatkan betapa cepatnya dinamika pasar, sehingga strategi jangka pendek menjadi kunci untuk menangkap peluang.

Sektor dan Saham Pendorong

Beberapa saham unggulan terlihat mendominasi pergerakan. Dari jajaran big caps, PT Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) melonjak 4,74% ke Rp10.500 per lembar. PT Dian Swastatika Sentosa (DSSA) juga menguat 2,04% ke Rp111.500. Saham-saham grup Prajogo Pangestu seperti Barito Pacific (BRPT), Chandra Asri Pacific (TPIA), dan Chandra Daya Investasi (CDIA) turut memberikan kontribusi positif.

Di sisi lain, saham lapis kedua yang memberikan capital gain signifikan antara lain AMAN, CSIS, TALF, LPLI, dan FISH. Sementara dari sisi volume transaksi, saham seperti ATLA, GOTO, MINA, SMIL, dan PART menjadi yang paling banyak ditransaksikan pada awal perdagangan.

Strategi Investor

Menghadapi kondisi ini, strategi buy on weakness pada saham-saham berfundamental baik masih direkomendasikan. Investor juga disarankan disiplin menetapkan level stop loss untuk mengantisipasi volatilitas.

Bagi trader jangka pendek, saham-saham yang sedang berada dalam tren bullish dengan momentum kuat seperti CUAN, TOBA, dan SRTG dapat menjadi pilihan. Namun, bagi investor yang lebih berhati-hati, saham defensif dengan fundamental kuat serta dividen rutin tetap menjadi pegangan.

IHSG masih bergerak dalam pola fluktuatif meski tren jangka menengahnya cenderung bullish. Perbedaan pandangan antara MNC Sekuritas dan BRIDS menunjukkan bahwa pasar masih menyimpan potensi sekaligus risiko.

Dengan disiplin strategi, investor dapat memanfaatkan momentum ini melalui kombinasi antara saham unggulan big caps, emiten yang tengah bullish, dan saham defensif dividen.

Pasar yang dinamis seperti sekarang menuntut ketenangan dan ketepatan dalam mengambil keputusan. Bagi investor yang jeli, setiap pelemahan bisa menjadi peluang baru untuk meraih keuntungan.

Aldi

Aldi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Bank Muamalat Luncurkan Investasi Syariah Sosial untuk Kesehatan

Bank Muamalat Luncurkan Investasi Syariah Sosial untuk Kesehatan

Pemerintah Masih Kaji Tarif Cukai Rokok Tahun 2026

Pemerintah Masih Kaji Tarif Cukai Rokok Tahun 2026

Defisit RAPBN 2026 Naik, Pemerintah Fokus Belanja Prioritas

Defisit RAPBN 2026 Naik, Pemerintah Fokus Belanja Prioritas

BNI Optimalkan Pelonggaran Moneter untuk Dorong Kredit Produktif

BNI Optimalkan Pelonggaran Moneter untuk Dorong Kredit Produktif

DJP Siapkan Aturan Baru PPh UMKM dan Horeka

DJP Siapkan Aturan Baru PPh UMKM dan Horeka