Startup Jadi Motor Pendorong Pertumbuhan Ekonomi Digital Indonesia
- Jumat, 19 September 2025

JAKARTA - Perusahaan rintisan atau startup kini semakin dipandang sebagai salah satu motor penggerak dalam memperkuat kontribusi ekonomi digital Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menilai, kehadiran startup lokal bukan hanya menciptakan inovasi, melainkan juga memperluas kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan peran ekonomi digital dalam produk domestik bruto (PDB).
Ketua Tim Kemitraan dan Ekosistem Investasi Kemkomdigi, Muhammad Faisal, menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan kontribusi ekonomi digital Indonesia bisa tumbuh signifikan dalam jangka panjang.
“Kalau kita melihat, pada 2024 kontribusi ekonomi digital sebesar 5 persen. Harapannya di tahun 2045, kontribusinya bisa mencapai 20 persen. Ini cukup sulit dan ambisius, tapi kami percaya kita bisa mencapainya. Dengan adanya seperti startup, ini bisa membantu kontribusi ekonomi digital terhadap PDB,” ujar Faisal di Jakarta, Kamis.
Baca JugaProgram MBG Serap 600 Ribu Tenaga Kerja, Optimalkan Ekonomi Desa
Target Ambisius Menuju 2045
Visi besar ini menempatkan startup sebagai pilar utama. Meski perjalanan menuju target tersebut tidak mudah, pemerintah percaya ekosistem digital yang sehat akan mampu mendorong pencapaian itu. Startup diharapkan bisa menghadirkan solusi berbasis teknologi yang tidak hanya berfokus pada konsumsi, tetapi juga memperkuat produktivitas ekonomi.
Inovasi yang dihasilkan oleh startup dinilai mampu menciptakan lapangan kerja baru, mendorong transformasi digital di berbagai sektor, serta membuka akses pasar yang lebih luas.
Tingkat Keberhasilan Masih Rendah
Namun, Faisal mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi ekosistem startup di Indonesia. Salah satunya adalah tingkat keberhasilan startup yang masih rendah, yakni di bawah 10 persen. Meskipun begitu, pemerintah tetap berkomitmen menghadirkan berbagai program untuk meningkatkan rasio keberhasilan tersebut.
Program-program seperti inkubasi, akselerasi, hingga kolaborasi dengan pihak swasta menjadi salah satu cara untuk membantu startup bertahan di tengah persaingan dan turbulensi ekonomi digital.
Keterbatasan Talenta dan Pusat Inovasi
Selain tingkat keberhasilan, tantangan lain yang dihadapi startup Indonesia adalah keterbatasan talenta digital. Sebagian besar talenta masih terkonsentrasi di Pulau Jawa, sehingga daerah-daerah lain sering tertinggal dalam pengembangan ekosistem inovasi.
Minimnya pusat inovasi di luar kota besar juga menambah kesenjangan. Hal ini membuat banyak pendiri startup di daerah menghadapi hambatan dalam hal pendanaan, akses pasar, maupun kesempatan untuk berkembang.
“Harapannya, teman-teman di daerah punya kesempatan, akses, dan kualitas yang sama dengan yang ada di area Jakarta,” kata Faisal.
Digital Innovation Hub sebagai Solusi
Untuk menjawab berbagai keterbatasan tersebut, Kemkomdigi mendorong pengembangan Digital Innovation Hub. Fasilitas ini dirancang untuk memperluas akses pasar, memperkuat jejaring, dan meningkatkan kualitas inovasi di luar Jawa.
Dengan adanya Digital Innovation Hub, startup di daerah diharapkan memiliki peluang yang setara untuk berkembang. Akses terhadap pendanaan, mentoring, serta kolaborasi lintas sektor menjadi kunci penting dalam mendukung pertumbuhan startup lokal.
Kolaborasi Pemerintah dan Swasta
Meskipun ekosistem startup saat ini menghadapi tantangan global seperti ketidakpastian ekonomi dan kompetisi ketat, Faisal menilai ruang inovasi masih terbuka lebar. Pemerintah pun berupaya menjalin kolaborasi erat dengan sektor swasta untuk menciptakan wadah inovasi.
Program inkubasi, akselerasi, hingga hackathon menjadi sarana efektif untuk menghubungkan startup dengan investor, mentor, dan jaringan bisnis yang lebih luas. Melalui kerja sama ini, diharapkan tercipta inovasi yang berdaya saing global.
Teknologi Harus Disertai Akhlak
Di samping dorongan terhadap inovasi teknologi, Faisal juga menitipkan pesan penting bagi para pendiri startup. Menurutnya, perkembangan sebuah usaha tidak hanya ditentukan oleh kecanggihan teknologi, tetapi juga oleh integritas dan kebijaksanaan dari para pendirinya.
“Pesan saya, jangan hanya fokus pada menciptakan teknologi, tapi juga tingkatkan akhlak. Karena saat menjadi founder, kebijaksanaan juga sangat menentukan,” pungkas Faisal.
Ekonomi Digital Sebagai Pilar Masa Depan
Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kekuatan ekonomi digital di kawasan Asia Tenggara, bahkan dunia. Dengan jumlah pengguna internet yang terus meningkat dan populasi muda yang adaptif terhadap teknologi, peluang untuk mengembangkan startup semakin besar.
Namun, tanpa dukungan ekosistem yang merata dan kolaborasi yang berkelanjutan, target ambisius kontribusi 20 persen ekonomi digital terhadap PDB di tahun 2045 akan sulit tercapai.
Karena itu, peran pemerintah, swasta, akademisi, serta komunitas startup harus berjalan beriringan. Startup bukan sekadar bisnis rintisan, tetapi juga representasi semangat inovasi bangsa untuk menatap masa depan ekonomi digital yang lebih kuat.

Aldi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Prabowo Dorong Danantara Wujudkan Desa Mandiri dengan Listrik Surya
- Jumat, 19 September 2025
Kemenkes Dorong Masyarakat Rutin Ikuti Program Cek Kesehatan Gratis
- Jumat, 19 September 2025
Dito Ariotedjo Yakin Kemenpora Bakal Tumbuh Pesat di Era Erick Thohir
- Jumat, 19 September 2025
Berita Lainnya
Kemenkes Dorong Masyarakat Rutin Ikuti Program Cek Kesehatan Gratis
- Jumat, 19 September 2025
Dito Ariotedjo Yakin Kemenpora Bakal Tumbuh Pesat di Era Erick Thohir
- Jumat, 19 September 2025
Terpopuler
1.
IWIP dan WBN Perkuat SDM Lokal Lewat Pendidikan Berkelanjutan
- 19 September 2025
2.
Teknologi CCU Petrokimia Gresik Dorong Industri Hijau Murah
- 19 September 2025
3.
IHSG Rekor Baru, Saham Dividen Murah Jadi Incaran
- 19 September 2025
4.
Strategi Saham Hari Ini, IHSG Bergerak di Zona Rentan
- 19 September 2025
5.
Investasi Triple B Dorong Akuisisi dan Lonjakan Saham MEJA
- 19 September 2025