Jumat, 19 September 2025

17 Faskes Jakarta Barat Hadirkan Inovasi Layanan Kesehatan Lansia

17 Faskes Jakarta Barat Hadirkan Inovasi Layanan Kesehatan Lansia
17 Faskes Jakarta Barat Hadirkan Inovasi Layanan Kesehatan Lansia

JAKARTA - Upaya meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, khususnya kelompok lanjut usia (lansia), kembali mendapat perhatian serius di Jakarta Barat. Hal ini tampak dari pelaksanaan Konvensi Mutu Bidang Kesehatan 2025 bertajuk Health Innovations Exhibition (HELIX) yang digelar oleh Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat di Kantor Wali Kota Jakarta Barat pada Kamis (18 Sepyember 2025).

Acara tersebut menghadirkan 17 fasilitas kesehatan (faskes) yang ikut serta memamerkan gagasan inovatif mereka dalam rangka memperkuat mutu pelayanan kesehatan. Kegiatan ini tidak sekadar menjadi ajang pamer ide, tetapi juga wadah berbagi praktik baik, memperluas kolaborasi, dan mendorong lahirnya terobosan baru di bidang kesehatan.

Fokus pada Kesehatan Lansia

Baca Juga

Program MBG Serap 600 Ribu Tenaga Kerja, Optimalkan Ekonomi Desa

Asisten Administrasi dan Kesejahteraan Rakyat Jakarta Barat, Amien Haji, menegaskan bahwa program kesehatan bagi lansia menjadi prioritas utama Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2025. Menurutnya, agenda ini sejalan dengan program quick wins Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, yaitu menghadirkan layanan kesehatan rumah atau home service untuk warga lanjut usia.

“Fokus kita pada tahun 2025 adalah kesehatan lansia. Melalui konvensi ini, kami berharap muncul ide-ide inovatif yang bisa langsung diimplementasikan di fasilitas kesehatan, baik puskesmas maupun rumah sakit,” ujar Amien.

Ia menambahkan bahwa kerja sama lintas sektor sangat dibutuhkan. Bukan hanya pemerintah, melainkan juga tenaga medis, akademisi, dunia usaha, dan masyarakat luas harus terlibat aktif agar cita-cita menghadirkan lansia sehat dan mandiri dapat terwujud.

Kolaborasi Penta Helix untuk Inovasi

Dalam kesempatan yang sama, Kasudin Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari menekankan pentingnya model kolaborasi Penta Helix Governance. Konsep ini mengedepankan keterlibatan lima elemen utama: akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media.

Menurutnya, kolaborasi lintas sektor tersebut menjadi kunci untuk melahirkan inovasi yang berdaya guna. “Tema HELIX ini menandakan bahwa kesehatan tidak bisa hanya diurus satu pihak saja. Kita butuh kontribusi banyak pemangku kepentingan agar layanan benar-benar menyentuh masyarakat,” kata Erizon.

Peserta dan Kompetisi Lanjutan

Konvensi HELIX berlangsung selama dua hari, dari 18 hingga 19 September 2025. Tercatat ada 17 tim yang berkompetisi, terdiri dari delapan tim puskesmas kecamatan, empat tim RSUD, empat tim rumah sakit milik Kementerian Kesehatan RI, serta satu rumah sakit swasta.

Erizon menjelaskan bahwa para pemenang akan dibagi dalam dua kategori. Pertama, kategori Puskesmas dan RSUD. Kedua, kategori rumah sakit Kemenkes RI dan rumah sakit swasta. Para pemenang dari Jakarta Barat nantinya akan maju ke tingkat Provinsi DKI Jakarta untuk kembali berkompetisi.

Harapannya, para peserta dapat menghadirkan ide layanan kesehatan yang lebih ramah, berkelanjutan, dan berbasis komunitas. Selain itu, inovasi yang muncul diharapkan mampu meningkatkan kesadaran serta partisipasi masyarakat dalam menjaga kesehatan, terutama di kalangan lansia.

Lansia sebagai Prioritas Pembangunan Kesehatan

Fenomena menua-nya populasi di perkotaan, termasuk di Jakarta, membuat perhatian pada kelompok lansia menjadi semakin relevan. Program layanan kesehatan berbasis rumah menjadi salah satu strategi untuk memastikan kelompok ini tetap mendapat akses pelayanan yang memadai.

Dalam konteks ini, konvensi seperti HELIX bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga momentum untuk menyusun strategi jangka panjang. Dengan berbagai inovasi yang dihadirkan, pemerintah berharap pelayanan kesehatan dapat menjangkau lebih banyak warga lansia, sekaligus mengurangi risiko penyakit degeneratif yang umum dialami kelompok usia lanjut.

Harapan ke Depan

Baik Amien maupun Erizon menaruh harapan besar pada keberlangsungan ide-ide yang muncul dari ajang HELIX. Mereka menekankan bahwa inovasi tidak boleh berhenti pada tataran wacana atau pameran, tetapi harus diimplementasikan secara nyata di lapangan.

“Harapan kami, gagasan yang lahir dari sini benar-benar bisa diterapkan sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” tutur Amien.

Erizon menambahkan, selain aspek teknis medis, faktor sosial dan komunitas juga perlu mendapat perhatian. Pendekatan yang inklusif akan membuat program kesehatan lebih mudah diterima masyarakat.

Konvensi Mutu Bidang Kesehatan 2025 di Jakarta Barat menjadi bukti nyata bahwa isu kesehatan lansia kini menjadi prioritas utama pembangunan kesehatan daerah. Dengan melibatkan 17 fasilitas kesehatan, pemerintah daerah bersama berbagai pihak berkomitmen melahirkan inovasi yang tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan, tetapi juga memperkuat jejaring kolaborasi lintas sektor.

Lewat kolaborasi Penta Helix dan fokus pada kesehatan lansia, Jakarta Barat berupaya menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan tidak sekadar urusan fasilitas, melainkan juga sinergi berbagai pihak untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat, sejahtera, dan mandiri.

Aldi

Aldi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Kemenkes Dorong Masyarakat Rutin Ikuti Program Cek Kesehatan Gratis

Kemenkes Dorong Masyarakat Rutin Ikuti Program Cek Kesehatan Gratis

Dito Ariotedjo Yakin Kemenpora Bakal Tumbuh Pesat di Era Erick Thohir

Dito Ariotedjo Yakin Kemenpora Bakal Tumbuh Pesat di Era Erick Thohir

Daftar 52 RUU 2025 di Prolegnas: Polri, Pemilu, Perampasan Aset

Daftar 52 RUU 2025 di Prolegnas: Polri, Pemilu, Perampasan Aset

BMKG Prediksi Cuaca Jakarta 19 September: Hujan Ringan Siang Hari

BMKG Prediksi Cuaca Jakarta 19 September: Hujan Ringan Siang Hari

Jadwal dan Harga Kapal Feri Lombok-Bali Jumat 19 September 2025

Jadwal dan Harga Kapal Feri Lombok-Bali Jumat 19 September 2025