Batam Menuju Pusat Industri Baru, PLN Diminta Siapkan Listrik

Jumat, 20 Juni 2025 | 09:03:32 WIB
Batam Menuju Pusat Industri Baru, PLN Diminta Siapkan Listrik

JAKARTA – Kawasan Batam diproyeksikan akan mengalami lonjakan investasi dalam waktu dekat. Untuk mendukung pertumbuhan tersebut, Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Wakil Kepala BKPM, Todotua Pasaribu, meminta PT PLN (Persero) untuk segera menyediakan pasokan listrik tambahan sebesar 3 hingga 5 gigawatt (GW). Permintaan ini disampaikan sebagai bagian dari upaya strategis pemerintah dalam memperkuat infrastruktur penunjang investasi di kawasan industri strategis tersebut.

“Saya bicara dengan PLN, Batam sebentar lagi akan mengalami pertumbuhan luar biasa. Saya bilang, PLN harus siap-siap. Listrik 3-5 giga ini bisa berkembang di Batam, makanya saya minta PLN mempercepatnya,” ujar Todotua.

Listrik Kompetitif Jadi Syarat Investasi

Todotua menekankan bahwa kebutuhan listrik di Batam tidak hanya besar secara volume, tetapi juga harus kompetitif secara harga. Menurutnya, ketersediaan energi listrik yang memadai dan terjangkau merupakan salah satu kunci utama dalam menarik investasi dari dalam maupun luar negeri.

“Batam ini salah satu persoalannya adalah listrik. Listrik ini pun harus kompetitif, bukan bicara murah, tapi listrik yang kompetitif, yang bisa kita mitigasi,” jelasnya.

Kompetitif dalam hal ini berarti harga listrik yang dapat bersaing dengan negara lain di Asia Tenggara, namun tetap menjamin keberlanjutan dan kualitas pelayanan. Hal ini penting agar para investor tidak hanya tertarik untuk masuk, tetapi juga bertahan dan terus mengembangkan usahanya di Batam.

PLN Diminta Gerak Cepat

Menindaklanjuti kebutuhan tersebut, PLN disebut telah menyiapkan rencana untuk menarik kabel listrik dari Sumatera ke Batam. Langkah ini diharapkan mampu mempercepat penyediaan listrik dalam jumlah besar yang dibutuhkan seiring masuknya berbagai proyek investasi baru ke Batam.

PLN juga diminta untuk memastikan infrastruktur jaringan dan transmisi yang memadai agar pasokan listrik tidak terganggu dan bisa menjangkau seluruh kawasan industri secara merata. Pasokan energi yang tidak stabil akan menjadi risiko besar bagi investor, sehingga penyediaan listrik menjadi agenda prioritas yang harus ditangani secara serius.

Sinergi Pusat dan Daerah dalam Percepatan Investasi

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan infrastruktur dasar seperti listrik, Pemerintah Pusat dan Badan Pengusahaan (BP) Batam terus memperkuat koordinasi untuk mempercepat investasi dan penyelarasan kebijakan strategis. Pada 22 Mei 2025 lalu, jajaran pengurus BP Batam telah bertemu langsung dengan Presiden Prabowo Subianto di Jakarta. Pertemuan tersebut membahas sejumlah langkah konkret untuk memperbaiki iklim investasi di Batam.

Beberapa inisiatif yang disampaikan oleh BP Batam antara lain adalah penerapan sistem manajemen lahan terpadu (land management system) yang ditujukan untuk menata dan mempercepat pengelolaan lahan industri secara efisien. Sistem ini dirancang agar investor bisa mendapatkan akses lahan yang jelas secara hukum dan tata ruang, sehingga mempercepat proses pembangunan dan operasional proyek mereka.

Selain itu, BP Batam juga telah menyederhanakan proses perizinan dengan menghapus kewajiban fatwa planologis dan mengintegrasikan layanan perizinan antara Pemerintah Kota Batam dan BP Batam. Langkah ini diharapkan dapat memangkas waktu dan biaya birokrasi yang selama ini menjadi salah satu hambatan utama dalam proses investasi.

Target: Batam Jadi Magnet Industri Strategis

Pemerintah menargetkan Batam menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi baru di Indonesia, terutama di sektor industri manufaktur, elektronik, teknologi tinggi, dan logistik. Lokasinya yang strategis di dekat Singapura dan kawasan Asia Tenggara menjadikan Batam memiliki potensi besar sebagai magnet investasi internasional.

Dengan proyeksi peningkatan investasi yang masif, kebutuhan energi listrik pun diprediksi melonjak tajam. Jika tidak ditangani secara tepat waktu, kekurangan pasokan listrik dapat menurunkan kepercayaan investor dan mengganggu rencana pembangunan kawasan industri strategis di wilayah tersebut.

Ketersediaan listrik sebesar 3 hingga 5 GW menjadi angka realistis yang diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan jangka menengah Batam, terutama jika investasi yang direncanakan terealisasi secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan.

Infrastruktur Energi Jadi Prioritas Nasional

Kebutuhan listrik di Batam merupakan cerminan lebih luas dari pentingnya pembangunan infrastruktur energi nasional yang terintegrasi dan berkelanjutan. Pemerintah melalui Kementerian Investasi dan ESDM tengah menyusun peta jalan pemenuhan energi untuk kawasan industri, tidak hanya di Batam, tetapi juga di wilayah-wilayah potensial lainnya seperti Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, dan Papua Barat.

Kolaborasi antarlembaga, sinergi pusat-daerah, serta kemitraan dengan BUMN seperti PLN menjadi elemen kunci dalam merealisasikan target tersebut. Dalam hal ini, PLN diharapkan mampu menyesuaikan strategi bisnisnya agar selaras dengan arah kebijakan investasi nasional, termasuk menyiapkan pembangkit listrik baru berbasis energi terbarukan guna mendukung target net zero emission Indonesia tahun 2060.

Penyediaan listrik sebesar 5 GW untuk Batam bukan sekadar kebutuhan teknis, melainkan bagian dari strategi besar untuk mengangkat daya saing Indonesia di mata investor global. Pemerintah menegaskan komitmennya dalam menciptakan iklim investasi yang kompetitif dengan membenahi infrastruktur dasar seperti energi.

Jika seluruh elemen berjalan sesuai rencana dari sisi penyediaan listrik, efisiensi perizinan, hingga pengelolaan lahan Batam diyakini akan menjelma menjadi salah satu kawasan industri paling dinamis dan menjanjikan di Asia Tenggara.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB