Bank Indonesia: Fenomena Likuiditas Ketat Selama Ramadan dan Lebaran Adalah Pola Tahunan yang Normal

Jumat, 07 Maret 2025 | 11:09:56 WIB
Bank Indonesia: Fenomena Likuiditas Ketat Selama Ramadan dan Lebaran Adalah Pola Tahunan yang Normal

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan bahwa fenomena ketatnya likuiditas perbankan selama Ramadan dan Lebaran adalah siklus tahunan yang wajar. Lonjakan permintaan uang tunai di masyarakat menjadi faktor utama yang membuat penarikan uang kartal meningkat pesat dalam periode ini.

Lonjakan Permintaan Uang Tunai

Menurut Direktur Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas BI, R. Triwahyono, peningkatan permintaan uang tunai merupakan akibat dari tradisi masyarakat Indonesia yang selalu ingin memberikan uang baru kepada sanak saudara selama Lebaran. "Karena untuk saweran di Lebaran, untuk ingin dapat uang baru, untuk bagi-bagi dan sebagainya, itu yang dampaknya signifikan terhadap likuiditas, sehingga kalau nanti 3-4 minggu ke depan itu likuiditas mengetat itu, itu wajar," ungkap Triwahyono dalam sesi Taklimat Media BI, Kamis (6/3) di Jakarta.

Setiap tahun, masyarakat berlomba-lomba mendapatkan uang baru untuk dibagikan, baik dalam bentuk hadiah maupun sebagai 'saweran' kepada keluarga. Selain Lebaran, fenomena serupa juga terjadi menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru). "Karena memang itu sesuatu yang seasonal, yang selalu terjadi ketika kita mendekati Lebaran dan juga pada saat akhir tahun. Jadi Natal dan tahun baru kondisi likuiditas akan seperti itu, jadi itu sesuatu yang wajar," tambahnya.

Persiapan Bank Indonesia

Untuk mengantisipasi kebutuhan masyarakat akan uang tunai selama perayaan Idul Fitri 2025, BI telah menyiapkan Rp180,9 triliun uang layak edar (ULE). Angka ini sedikit menurun sebesar Rp2,9 triliun atau 1,6 persen dari tahun lalu yang mencapai Rp183,8 triliun. Deputi Gubernur BI, Doni P. Joewono, menegaskan komitmen BI dalam mengoptimalkan layanan penukaran uang setiap tahunnya melalui program SERAMBI (Sarana Ekonomi Masyarakat Indonesia).

Tahun ini, layanan penukaran uang Rupiah semakin ditingkatkan melalui aplikasi digital Penukaran dan Tarik Uang Rupiah (PINTAR). Aplikasi ini memungkinkan masyarakat mengakses layanan penukaran dengan lebih mudah dan efisien. "Penggunaan aplikasi PINTAR juga diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dengan distribusi yang lebih merata dan langsung kepada masyarakat," ujar Doni dalam keterangannya.

Strategi Efisiensi Lainnya

Selain penggunaan aplikasi PINTAR, Bank Indonesia terus mengembangkan berbagai langkah strategis lainnya untuk mengantisipasi lonjakan kebutuhan uang tunai. Di antaranya, BI menjalin kerjasama dengan berbagai bank untuk memperluas jangkauan layanan penukaran uang, serta melakukan sosialisasi edukatif kepada masyarakat mengenai pentingnya mencadangkan uang tunai sejak dini menjelang hari-hari besar.

Lebih lanjut, BI juga gencar mengedukasi masyarakat tentang pentingnya transaksi non tunai untuk mengurangi ketergantungan pada uang kartal. Dengan semakin banyaknya opsi pembayaran digital, diharapkan masyarakat dapat beralih menggunakan metode ini, yang lebih praktis dan aman, sehingga mengurangi tekanan pada kebutuhan uang tunai.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun perangkat dan strategi antisipasi telah diperkuat, tantangan bagi BI adalah memastikan distribusi uang kartal dapat berjalan lancar dan tepat sasaran, terutama di daerah-daerah terpencil. Dalam beberapa tahun terakhir, BI telah meningkatkan pemasangan ATM dan EDC (Electronic Data Capture) di berbagai lokasi untuk membantu mempermudah transaksi masyarakat.

Selain itu, Doni P. Joewono juga menekankan pentingnya menjaga kestabilan inflasi, khususnya selama momen-momen peningkatan permintaan seperti Lebaran dan Natal. "Kendali inflasi merupakan hal yang esensial untuk menjaga daya beli dan stabilitas ekonomi," jelasnya.


Secara keseluruhan, fenomena ketatnya likuiditas perbankan selama Ramadan dan Lebaran adalah pola tahunan yang telah diantisipasi oleh Bank Indonesia. Dengan berbagai strategi dan inovasi dalam layanan perbankan, BI berusaha memastikan bahwa masyarakat dapat menikmati hari-hari besar dengan lebih nyaman dan tenang tanpa harus khawatir akan ketersediaan uang tunai.

Melalui kerjasama dengan perbankan dan pemanfaatan teknologi digital, BI berharap dapat terus meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga distribusi uang dapat berjalan lebih merata dan efisien. Harapannya, langkah-langkah ini tidak hanya mengatasi tantangan saat ini tetapi juga membangun fondasi yang lebih kuat bagi stabilitas keuangan Indonesia di masa yang akan datang.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB