Pertamina NRE Perkuat Kolaborasi Energi Bersih Global

Rabu, 10 September 2025 | 17:23:54 WIB
Pertamina NRE Perkuat Kolaborasi Energi Bersih Global

JAKARTA - Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) menegaskan pentingnya kerja sama lintas negara untuk mempercepat transisi energi global. CEO Pertamina NRE, John Anis, menyampaikan hal ini saat menjadi panelis di Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) di Berlin, Jerman.

Menurut John, transisi energi bukanlah tantangan yang dapat diselesaikan sendiri. Dibutuhkan sinergi lintas negara, sektor, dan teknologi agar transformasi menuju energi bersih berlangsung efektif. “Transisi energi bukanlah lomba yang bisa dimenangkan sendirian. Dibutuhkan kerja sama lintas negara, lintas sektor, dan lintas teknologi,” ujarnya.

Forum IEBF menjadi momentum penting bagi Pertamina NRE memperkenalkan strategi transisi energi Indonesia sekaligus membuka peluang kolaborasi dengan investor dan pengembang teknologi Eropa. John menekankan bahwa kerja sama ini bukan sekadar pendanaan, tetapi juga transfer pengetahuan, inovasi, dan penguatan ekosistem energi baru dan terbarukan (EBT) di Indonesia.

Mandat Strategis Pertamina NRE

Pertamina NRE memiliki mandat strategis untuk memimpin transformasi energi baru dan terbarukan di Indonesia. Langkah ini sejalan dengan target pemerintah mencapai net zero emission (NZE) pada 2060, sambil tetap menjaga ketahanan energi, keterjangkauan, dan keberlanjutan.

“Pertamina NRE menerapkan strategi ganda; tetap mengoptimalkan bisnis energi konvensional sembari mempercepat pengembangan energi baru seperti surya, bioenergi, hidrogen, dan bahan bakar berkelanjutan,” kata John. Strategi ini memastikan transisi energi Indonesia berjalan seimbang tanpa mengorbankan pasokan energi nasional.

Tiga Pilar Kolaborasi Indonesia-Eropa

John menjelaskan tiga fokus utama yang akan memperkuat kerja sama Indonesia-Eropa dan memberi manfaat maksimal bagi kedua pihak.

Pertama, investasi dan inovasi bersama. Konsep ini meliputi pendanaan konsesional, investasi kolaboratif, dan transfer teknologi untuk mengembangkan potensi energi terbarukan Indonesia, termasuk hidrogen hijau, e-fuels, dan teknologi baterai. Melalui investasi bersama, Indonesia dapat mempercepat penerapan teknologi baru sekaligus membangun ekosistem energi bersih modern.

Kedua, pembelian jangka panjang dan jejaring pasar. Kepastian pasar melalui kontrak jangka panjang dan akses ke pasar Eropa bagi komoditas hijau seperti hidrogen dan amonia akan mendorong stabilitas serta pertumbuhan industri energi baru di Indonesia. Hal ini memberi kepercayaan bagi investor untuk berpartisipasi lebih luas dalam proyek EBT.

Ketiga, pembangunan kapasitas bersama. Kolaborasi ini mencakup berbagi pengetahuan, pelatihan keterampilan, manufaktur, serta riset dan pengembangan teknologi energi bersih. Dengan langkah ini, Indonesia tidak hanya menjadi konsumen teknologi, tetapi juga pusat inovasi berkelanjutan di kawasan.

Optimalkan Ketahanan Energi dan Transisi

Selain fokus pada kolaborasi, John menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara ketahanan energi dan transisi ke energi rendah karbon. Pendekatan Pertamina NRE yang mengintegrasikan bisnis energi konvensional dan energi baru bertujuan memastikan pasokan energi nasional tetap aman sambil mendukung target pengurangan emisi karbon.

“Karena ini semua tidak bisa dilakukan oleh satu pihak saja, mari kita bangun masa depan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan bersama,” tutup John Anis. Pernyataan ini menunjukkan komitmen Pertamina NRE untuk melibatkan berbagai pihak, baik sektor publik maupun swasta, dalam membentuk ekosistem energi bersih.

Dukungan Pertamina terhadap Energi Masa Depan

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso, menambahkan bahwa Pertamina melalui Pertamina NRE secara aktif mengembangkan energi transisi di Indonesia. Hal ini termasuk pembangunan ekosistem agar pemanfaatan energi baru dan terbarukan dapat dilakukan secara luas dan berkelanjutan.

“Kami mengoptimalisasi energi baru dan terbarukan sebagai energi masa depan, yang akan berdampak pada penurunan emisi karbon, juga menjaga kelestarian alam dan lingkungan,” ujar Fadjar. Pernyataan ini menegaskan bahwa Pertamina tidak hanya fokus pada penyediaan energi, tetapi juga memperhatikan aspek sosial dan lingkungan dalam setiap inisiatifnya.

Potensi Hidrogen Hijau dan E-Fuels

Salah satu fokus utama kerja sama Indonesia-Eropa adalah pengembangan hidrogen hijau. Komoditas ini dipandang memiliki potensi besar sebagai energi masa depan, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor. Hidrogen hijau, yang dihasilkan melalui sumber energi terbarukan, dianggap kunci dalam pengurangan emisi karbon global.

Selain itu, pengembangan e-fuels dan teknologi baterai menjadi perhatian utama. Inovasi ini diharapkan mempercepat transisi kendaraan listrik, penyimpanan energi, dan integrasi energi bersih ke jaringan nasional. Kolaborasi dengan Eropa memungkinkan Indonesia mengakses teknologi terbaru sekaligus mengadopsi praktik terbaik di sektor energi bersih.

Manfaat Ekonomi dan Sosial Kolaborasi

Kerja sama energi Indonesia-Eropa tidak hanya berdampak pada sektor energi, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial. Investasi di bidang energi baru menciptakan lapangan kerja, mendorong inovasi lokal, dan memperkuat daya saing Indonesia dalam industri energi global.

Selain itu, pengembangan ekosistem energi bersih membuka peluang industri lokal untuk berpartisipasi dalam manufaktur, riset, dan pengembangan teknologi energi baru. Hal ini mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan serta peningkatan kapasitas sumber daya manusia Indonesia di sektor energi.

Energi Bersih Pilar Masa Depan Indonesia

Partisipasi aktif Pertamina NRE dalam forum internasional seperti IEBF menegaskan posisi Indonesia dalam peta energi global. Dengan strategi kolaboratif, investasi bersama, dan pembangunan kapasitas, Indonesia dapat mempercepat transisi energi sambil menjaga ketahanan energi nasional.

Kolaborasi Indonesia-Eropa menjadi contoh nyata bahwa transisi energi adalah tanggung jawab bersama. Melalui kerja sama, transfer teknologi, dan pengembangan pasar, Indonesia berpotensi menjadi pusat inovasi energi bersih di kawasan, sekaligus mendukung target net zero emission 2060.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB