Harga Sembako di Jatim: Cabai, Bawang Merah Turun, Daging Kampung Naik
JAKARTA - Harga sembako di Jawa Timur pada Senin, 23 Juni 2025 mengalami fluktuasi yang cukup signifikan. Beberapa komoditas seperti cabai keriting, cabai rawit merah, dan bawang merah mengalami penurunan harga, sementara daging ayam kampung mengalami kenaikan. Pergerakan harga ini tentu berpengaruh pada pengeluaran masyarakat dalam memenuhi kebutuhan harian.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Sistem Informasi Ketersediaan dan Perkembangan Harga Bahan Pokok (Siskaperbapo) Jawa Timur, pukul 09.36 WIB, harga cabai rawit merah turun sebesar Rp 2.776 per kilogram atau 5,02 persen menjadi Rp 52.563 per kilogram. Sementara cabai merah keriting turun Rp 529 per kilogram (1,72 persen) menjadi Rp 30.275 per kilogram. Bawang merah juga mengalami penurunan sebesar Rp 630 atau 1,55 persen menjadi Rp 40.091 per kilogram.
Sedangkan daging ayam kampung justru naik Rp 450 per kilogram atau 0,66 persen menjadi Rp 67.924 per kilogram. Sedangkan harga komoditas lain seperti beras, gula pasir, minyak goreng, dan telur ayam relatif stabil tanpa perubahan signifikan.
Baca Juga
Sembako, yang merupakan singkatan dari sembilan bahan pokok, adalah kebutuhan utama masyarakat yang terdiri dari beras, gula pasir, minyak goreng, daging sapi dan ayam, telur, susu, bawang merah dan putih, gas elpiji serta garam. Harga bahan pokok ini sangat menentukan kondisi ekonomi rumah tangga, khususnya bagi kalangan menengah ke bawah.
“Fluktuasi harga sembako menjadi hal yang harus terus dipantau karena berdampak langsung pada daya beli masyarakat,” ujar Agus Santoso, analis pasar bahan pokok di Surabaya. “Penurunan harga cabai dan bawang merah saat ini bisa menjadi kabar baik, tetapi kenaikan harga daging ayam kampung perlu diwaspadai oleh konsumen.”
Faktor yang mempengaruhi perubahan harga sembako sangat beragam. Mulai dari biaya produksi, kondisi cuaca, kebijakan pemerintah, hingga fluktuasi nilai tukar rupiah. Agus menambahkan, “Jika pasokan sembako berlimpah sedangkan permintaan stabil atau menurun, harga cenderung turun. Sebaliknya, jika pasokan berkurang, harga akan naik.”
Cuaca ekstrem dan perubahan musim juga menjadi salah satu penyebab naik-turunnya harga bahan pokok. Misalnya, musim kemarau yang panjang bisa menghambat produksi cabai dan bawang, sehingga menyebabkan kelangkaan dan harga naik.
Kebijakan impor dan regulasi juga menjadi faktor penting. “Pembatasan impor atau kebijakan tarif akan langsung berpengaruh pada harga sembako di pasar lokal,” tambah Agus.
Berikut adalah daftar harga rata-rata sembako di Jawa Timur per 23 Juni 2025 (Rp/kg atau liter):
Beras Premium: Rp 14.719
Beras Medium: Rp 12.673
Gula Kristal Putih: Rp 16.823
Minyak Goreng Curah: Rp 18.410
Minyak Goreng Kemasan Premium: Rp 20.106
Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp 17.393
Daging Sapi Paha Belakang: Rp 118.983
Daging Ayam Ras: Rp 31.428
Daging Ayam Kampung: Rp 67.924
Telur Ayam Ras: Rp 26.579
Telur Ayam Kampung: Rp 46.036
Susu Kental Manis Merek Bendera (370 gr): Rp 12.417
Susu Kental Manis Merek Indomilk (370 gr): Rp 12.342
Garam Bata: Rp 1.567
Garam Halus: Rp 9.501
Cabai Merah Keriting: Rp 30.275
Cabai Merah Besar: Rp 30.331
Cabai Rawit Merah: Rp 52.563
Bawang Merah: Rp 40.091
Bawang Putih: Rp 31.045
Gas Elpiji: Rp 19.705
Pergerakan harga sembako yang dinamis ini menuntut pengawasan dan kebijakan yang tepat dari pemerintah agar kestabilan harga tetap terjaga dan tidak memberatkan masyarakat. Kondisi ini juga mengingatkan pentingnya pengelolaan rantai distribusi yang efisien agar pasokan bahan pokok tidak terganggu.
Agus Santoso mengingatkan, “Konsumen sebaiknya selalu memantau harga di pasar lokal dan memanfaatkan informasi resmi agar tidak salah langkah dalam pengeluaran rumah tangga.”
Harga sembako yang berbeda antar pasar juga menjadi tantangan tersendiri. Oleh karena itu, pemantauan secara rutin dan transparansi informasi menjadi kunci agar masyarakat bisa mendapatkan harga yang wajar dan kompetitif.
Rekomendasi
.jpg)
