Selasa, 09 September 2025

Pemerintah Optimis Cadangan Energi Terbarukan Indonesia Capai 3,6 TW, Percepat Transisi Energi Bersih

Pemerintah Optimis Cadangan Energi Terbarukan Indonesia Capai 3,6 TW, Percepat Transisi Energi Bersih
Pemerintah Optimis Cadangan Energi Terbarukan Indonesia Capai 3,6 TW, Percepat Transisi Energi Bersih

JAKARTA  – Indonesia memiliki cadangan energi terbarukan yang luar biasa besar, yakni mencapai 3,6 teraWatt (TW). Potensi tersebut diyakini dapat menjadi kunci utama dalam memperluas akses energi di seluruh Indonesia dan mempercepat transisi menuju penggunaan energi bersih. Langkah ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengurangi emisi karbon dan mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.

Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andriah Feby Misna, menegaskan bahwa pemanfaatan energi terbarukan sangat penting untuk menggantikan sumber energi fosil yang semakin terbatas dan tidak merata pemanfaatannya di seluruh Indonesia. "Pemanfaatan energi terbarukan yang melimpah ini sangat krusial karena sumber energi fosil yang kita andalkan sudah semakin terbatas dan belum mampu menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara merata," ujar Feby.

Menurut Feby, transisi energi ini bukan hanya tentang mengganti sumber energi, melainkan juga bagian dari strategi Indonesia dalam mencapai target nasional Net Zero Emission pada 2060. Hal tersebut akan dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai solusi energi bersih dan berkelanjutan, yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan perekonomian.

Baca Juga

Pembangunan Listrik: Strategi Energi Mandiri dan Lapangan Kerja

Target Energi Terbarukan dan Langkah Konkret Pemerintah

Pemerintah Indonesia menargetkan pencapaian 17-15 persen bauran energi terbarukan pada tahun 2025, sebuah langkah besar menuju pengurangan ketergantungan pada energi fosil. Untuk mencapai target tersebut, Feby mengungkapkan beberapa langkah konkret yang tengah dilakukan, termasuk pengembangan pembangkit energi terbarukan, kebijakan bioenergi, dan penguatan manajemen energi di sektor industri dan rumah tangga.

"Saat ini, kapasitas pembangkit energi terbarukan yang telah berjalan mencapai sekitar 14.800 Megawatt (MW) pada 2024. Ini merupakan salah satu langkah signifikan dalam mendukung transisi energi bersih," ungkapnya. Sebagai bagian dari komitmen pemerintah, pengembangan pembangkit energi terbarukan akan terus diprioritaskan, dengan berbagai sektor seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pembangkit listrik tenaga angin (PLTB), dan bioenergi menjadi fokus utama.

Lebih lanjut, Feby menjelaskan bahwa mandatori biodiesel akan diperluas, dari B35 pada 2024 menjadi B40 pada 2025. Hal ini juga merupakan salah satu strategi untuk meningkatkan penggunaan bioenergi dalam transportasi dan sektor industri.

Di sektor rumah tangga, perubahan besar juga terjadi. Pemerintah telah mengeluarkan regulasi baru, Permen ESDM Nomor 33 Tahun 2023, yang mewajibkan bangunan dengan konsumsi energi tinggi untuk menerapkan manajemen energi yang lebih efisien. "Kami juga telah meluncurkan program standar kinerja energi minimum pada beberapa produk rumah tangga, seperti AC, lemari pendingin, lampu LED, dan penanak nasi. Ini adalah bagian dari upaya kami untuk memastikan setiap sektor berperan dalam menghemat energi," tambahnya.

Tantangan yang Dihadapi dalam Transisi Energi

Meski ada berbagai kemajuan, transisi energi Indonesia tidaklah mudah. Feby menyebutkan bahwa salah satu tantangan utama adalah keterbatasan infrastruktur, khususnya dalam pembangunan jaringan transmisi antarwilayah. “Indonesia adalah negara kepulauan yang luas, sehingga pembangunan transmisi listrik antarwilayah menjadi tantangan besar untuk pemerataan akses energi,” kata Feby.

Selain itu, sektor pendanaan dan regulasi juga menjadi kendala utama yang harus diselesaikan untuk mempercepat transisi ini. "Kesiapan industri energi dan penerimaan publik terhadap perubahan ini juga memerlukan perhatian serius. Oleh karena itu, kami terus berupaya untuk menciptakan ekosistem yang mendukung keberlanjutan transisi energi," ujar Feby.

Pemerintah juga telah merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk periode 2025–2034, yang mencakup proyeksi tambahan kapasitas pembangkit energi terbarukan hingga 42,5 GW. RUPTL juga menargetkan pembangunan sistem penyimpanan energi (storage) sebesar 10,2 GW, yang akan memperkuat sistem kelistrikan nasional.

Rencana Pengembangan Energi Terbarukan dan Biofuel

Dalam hal pengembangan energi terbarukan, RUPTL memproyeksikan PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya) akan mencapai kapasitas 17 GW pada 2030, diikuti dengan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) sebesar 11,7 GW, hidrogen sebesar 11 GW, serta pembangkit bayu (tenaga angin) sebesar 7 GW. Selain itu, pengembangan energi laut sebesar 40 MW juga akan menjadi bagian dari diversifikasi energi terbarukan Indonesia.

Dalam sektor biofuel, Indonesia menargetkan serapan hingga 13,5 juta kiloliter pada 2025, dan meningkat menjadi 17 juta kiloliter pada 2029. Pengembangan biofuel diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon.

Feby menegaskan bahwa transisi ini bukan hanya soal teknologi atau pencapaian angka, tetapi bagaimana semua pihak bergerak bersama untuk memastikan energi bersih dapat diakses secara luas dan berkelanjutan. “Kami ingin memastikan bahwa energi bersih bisa dirasakan oleh semua kalangan, tidak hanya sebagai solusi jangka panjang, tetapi juga sebagai kesempatan untuk memajukan sektor ekonomi, industri, dan kehidupan sosial masyarakat,” tambahnya.

Menatap Masa Depan Energi Bersih Indonesia

Transisi energi Indonesia ke energi bersih, meskipun penuh tantangan, tetap menjadi prioritas utama pemerintah. Pemerintah berharap, dengan potensi energi terbarukan yang begitu besar, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan energi domestik, tetapi juga menjadi pemain utama dalam pasar energi global yang semakin berorientasi pada keberlanjutan.

Masyarakat diharapkan untuk mendukung upaya ini, karena keberhasilan transisi energi tidak hanya bergantung pada pemerintah atau sektor industri, tetapi juga pada peran aktif semua pihak dalam mengoptimalkan potensi energi terbarukan yang melimpah di Tanah Air. Dengan kolaborasi yang kuat, Indonesia bisa memastikan masa depan energi yang lebih bersih, efisien, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Sindi

Sindi

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal