Mengapa Olahraga Memberikan Perlindungan Maksimal terhadap Penyakit Otak: Temuan Penelitian Terbaru
- Jumat, 07 Maret 2025

JAKARTA - Dalam dunia yang semakin sibuk, menjaga kesehatan mental dan fisik menjadi sebuah tantangan. Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa meningkatkan aktivitas fisik dapat menurunkan risiko penyakit neuropsikiatri seperti kecemasan, depresi, dan demensia. Penelitian terbaru dari Universitas Fudan di Shanghai, China, memberikan pandangan lebih dalam tentang pentingnya gerakan harian bagi kesehatan otak.
Temuan Riset Terbaru
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari Rumah Sakit Huashan di Universitas Fudan, dipimpin oleh Dr. Jia-Yi Wu, menganalisis data lebih dari 73.000 orang dewasa, dengan usia rata-rata 56 tahun. Dengan menggunakan akselerometer, tim mengukur dan membandingkan tingkat aktivitas fisik dengan kejadian penyakit neuropsikiatri. "Penelitian ini menyoroti pentingnya pergerakan teratur dalam meningkatkan kesehatan mental," ujar Dr. Wu. Temuan ini akan dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Neurology di San Diego pada April mendatang.
Meskipun hasil lengkapnya belum diterbitkan dalam jurnal yang telah ditinjau sejawat, penelitian ini memiliki kekuatan dari ukuran sampel yang besar dan data yang akurat. Dr. Scott Russo, Direktur Leon Levy dari Brain and Body Research Center di Icahn School of Medicine, menyatakan bahwa penelitian ini konsisten dengan banyak studi sebelumnya yang menunjukkan kaitan kuat antara aktivitas fisik dan kesehatan otak. "Dalam kasus ini, ada begitu banyak data, baik yang bersifat korelatif maupun kausatif... sehingga saya cukup yakin," kata Russo.
Depresi dan Subtipenya
Mengurangi waktu duduk dan meningkatkan aktivitas fisik memang terbukti bermanfaat. "Beberapa studi menunjukkan bahwa olahraga sama efektifnya dalam mengatasi depresi seperti obat-obatan," tambah Dr. Russo. Untuk memahami sepenuhnya mengapa olahraga memiliki efek positif, penting untuk mengetahui bahwa depresi mungkin terdiri dari berbagai subtipe. Sekitar 25% hingga 30% orang dengan gangguan depresi mayor mungkin termasuk dalam subtipe imunometabolik, yang ditandai dengan peradangan dan gangguan fungsi metabolik. Olahraga dapat mengatur fungsi metabolik dan mengurangi peradangan, yang sangat penting untuk pasien dalam subtipe ini.
Intensitas Tidak Masalah, Asal Bergerak
Salah satu kesimpulan utama dari penelitian ini adalah pentingnya mengurangi waktu duduk dan meningkatkan aktivitas fisik, bahkan dalam bentuk yang paling ringan. Dr. Wu menekankan bahwa aktivitas sehari-hari seperti berjalan kaki atau berkebun dapat memainkan peran penting dalam melindungi kesehatan otak. "Anda tidak perlu berkomitmen pada latihan yang intens," jelas Wu. "Bahkan aktivitas ringan hingga sedang dapat memberikan dampak yang berarti bagi kesejahteraan Anda."
Teknologi dan Motivasi untuk Lebih Bergerak
Pemanfaatan alat seperti akselerometer dalam penelitian ini menunjukkan bagaimana teknologi dapat menjadi kunci dalam memotivasi individu untuk tetap aktif. "Perangkat untuk melacak aktivitas dapat menentukan seberapa banyak Anda bergerak atau seberapa banyak lagi yang diperlukan," tambah Russo. Pedoman Aktivitas Fisik saat ini merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang per minggu, selain dua hari aktivitas penguatan otot.
Penggunaan teknologi untuk melacak aktivitas memang dapat mengubah cara kita melihat rutinitas harian. "Itu seperti permainan bagi saya sekarang," ungkap Russo tentang penggunaan perangkat pelacak aktivitasnya. Dengan menetapkan target gerakan harian, kita dapat lebih termotivasi untuk mencapai gaya hidup yang lebih sehat dan aktif. "Menjadi lebih sehat sebagai populasi membutuhkan strategi dan pilihan yang disengaja."
Melalui penelitian ini, terbukti bahwa aktivitas fisik, tanpa memandang intensitasnya, memiliki manfaat besar bagi kesehatan mental dan otak. Dalam jangka panjang, masyarakat membutuhkan strategi yang lebih efektif untuk memotivasi gerakan dan aktivitas fisik semua orang. Dengan bantuan teknologi modern, individu dapat mengontrol kesehatan fisik dan mental mereka dengan lebih efektif dan terus-menerus termotivasi untuk bergerak lebih banyak setiap hari.
Adopsi kebiasaan gaya hidup aktif bukan hanya mengurangi risiko penyakit neuropsikiatri, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan. Oleh karena itu, yuk mulai bergerak dan kurangi waktu duduk agar hidup menjadi lebih sehat dan bahagia.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
8 Mobil Listrik Modern Hadir dengan Aplikasi Canggih
- 10 September 2025
2.
Makanan Tradisional Jepang Mendukung Umur Panjang Sehat
- 10 September 2025
3.
Daftar Harga BBM Pertamina Seluruh Indonesia Hari Ini
- 10 September 2025
4.
PLN Pastikan Tarif Listrik September 2025Tetap Stabil
- 10 September 2025
5.
Harga Minyak Naik, Prospek Ekonomi Tetap Menjanjikan
- 10 September 2025