Rabu, 10 September 2025

Perubahan Algoritma Instagram Reels Menyebabkan Trauma Pengguna: Konten Sensitif Mendominasi

Perubahan Algoritma Instagram Reels Menyebabkan Trauma Pengguna: Konten Sensitif Mendominasi
Perubahan Algoritma Instagram Reels Menyebabkan Trauma Pengguna: Konten Sensitif Mendominasi

JAKARTA - Instagram Reels, fitur andalan Instagram yang menyaingi popularitas TikTok, baru-baru ini mendapat perhatian publik karena perubahan signifikan dalam algoritma rekomendasi kontennya. Perubahan ini menimbulkan reaksi negatif dari pengguna yang mengaku mengalami trauma akibat tayangan video-video sensitif yang kerap muncul di feed mereka. 

Dari laporan Android Police yang mengemuka pada Kamis (6/3/2025), Instagram Reels kini mencatat lebih dari 17,6 juta jam penayangan setiap harinya. Pengguna diketahui menghabiskan hampir separuh waktu mereka di platform ini untuk menonton Reels. Namun, belakangan ini, konten Reels menjadi sorotan karena banyak mengandung konten grafis yang mengganggu.

Mengapa Konten Sensitif Mendominasi?

Instagram telah menerima kritik pedas setelah sejumlah besar pengguna melaporkan bahwa algoritma baru platform ini cenderung merekomendasikan video-video yang menampilkan aksi kekerasan, konten seksual, penembakan, dan adegan mengganggu lainnya. Perubahan ini, yang diduga berawal beberapa minggu lalu, telah menyebabkan trauma pada banyak pengguna yang merasa tidak nyaman dengan konten yang disodorkan kepada mereka.

Meningkatnya jumlah tayangan konten sensitif ini menjadi perhatian serius, karena banyak pengguna yang melaporkan bahwa hanya dengan menggulir beberapa video biasa, mereka langsung dihadapkan pada konten yang tidak pantas. Salah satu pengguna bahkan mengungkapkan keluhannya melalui platform X, “Apakah hanya saya, atau Reels Instagram sekarang seperti zona perang? Isinya hanya perkelahian, darah, dan kekacauan.”

Dampak Psikologis pada Pengguna

Konten yang terlalu sensitif dan mengganggu tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi menyebabkan dampak psikologis yang lebih serius pada pengguna. Menurut psikolog media, Dr. Amanda Williams, “Ketika seseorang terpapar konten traumatis berulang kali, itu dapat memicu stres akut yang pada akhirnya berubah menjadi gangguan kesehatan mental jangka panjang, seperti kecemasan atau PTSD.”

Banyak pengguna yang merasa terjebak dalam rekomendasi algoritma Instagram yang mengabaikan preferensi pribadi dan batasan konten sensitif yang telah mereka tetapkan. Beberapa bahkan melaporkan bahwa meski telah mengaktifkan pengaturan pembatasan konten sensitif, video-video kekerasan tetap muncul di feed mereka.

Langkah ke Depan bagi Instagram

Menanggapi keluhan ini, Instagram didesak untuk meninjau ulang dan merevisi algoritma rekomendasi kontennya. Para ahli teknologi dan pengguna berharap perusahaan akan menyesuaikan kembali sistemnya untuk lebih menghormati pilihan pengguna dan batasan konten sensitif. Pendekatan yang lebih responsif dan adaptif terhadap keluhan pengguna harus menjadi prioritas utama untuk mencegah trauma lebih lanjut.

Seorang analis media sosial, Jason Lee, menyarankan solusi yang mungkin diadopsi oleh Instagram. "Instagram perlu meningkatkan transparansi tentang bagaimana algoritma mereka bekerja, dan memberikan kontrol lebih besar kepada pengguna mengenai jenis konten yang ingin mereka lihat," ujarnya. "Dengan cara ini, pengguna dapat merasa lebih diberdayakan dan memiliki pengalaman yang lebih aman di platform."

Upaya Pemulihan Instagram

Sebagai langkah awal, beberapa inisiatif dapat diambil oleh Instagram untuk memulihkan kepercayaan para penggunanya. Diantaranya adalah penyempurnaan algoritma dengan mengintegrasikan umpan balik pengguna secara real-time untuk mendeteksi dan menghilangkan konten yang mengganggu, serta meningkatkan moderasi konten dengan melibatkan lebih banyak tenaga ahli untuk memverifikasi konten yang aman.

Selain itu, edukasi pengguna tentang cara mengatur preferensi konten mereka dan melaporkan konten yang mengganggu secara efektif juga harus diperkuat. Dengan memberikan panduan yang jelas dan akses yang mudah untuk mengatur batasan konten, Instagram dapat membantu meminimalisir dampak negatif dari konten sensitif yang tidak diinginkan.

Sampai saat ini, penyesuaian yang dilakukan oleh Instagram masih ditunggu oleh jutaan pengguna yang berharap akan pengalaman platform yang lebih baik. Sementara itu, pengguna disarankan untuk terus berkomunikasi dan berbagi pengalaman mereka kepada tim dukungan Instagram agar permasalahan ini dapat cepat ditanggulangi.

Instagram Reels, sebagai salah satu fitur paling dinamis dan populer di platform, harus beradaptasi dan terus mengutamakan kesejahteraan pengguna. Seperti yang diungkapkan seorang pengguna setia Instagram, “Pengalaman yang nyaman dan aman di media sosial bukan hanya keinginan, melainkan kebutuhan yang harus dihormati.”

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Huawei Rilis Pura 80 Series, Andalkan Kamera Canggih

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Review Acer Nitro 16, Laptop Gaming 16 Inci Bertenaga

Acer Perkenalkan Swift Go 14 OLED dengan Layar Jernih dan Baterai Tahan Lama

Acer Perkenalkan Swift Go 14 OLED dengan Layar Jernih dan Baterai Tahan Lama

OPPO A6 Pro Tawarkan Performa Unggul dan Tahan Lama

OPPO A6 Pro Tawarkan Performa Unggul dan Tahan Lama

Dell Tawarkan Laptop Berkualitas Untuk Segala Kebutuhan

Dell Tawarkan Laptop Berkualitas Untuk Segala Kebutuhan