Tren Investasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Meningkat, KADIN Dorong Penguatan Infrastruktur EBT
- Rabu, 05 Maret 2025

JAKARTA - Investasi di sektor energi, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), mengalami peningkatan yang signifikan di seluruh dunia dalam beberapa tahun terakhir. Tren ini menjadi perhatian utama Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia bersama Pemerintah Indonesia, yang kini tengah memanfaatkan momentum untuk mendorong dekarbonisasi industri dan memperkuat infrastruktur energi baru dan terbarukan (EBT). Langkah ini dilakukan dengan tujuan menarik investasi di sektor energi hijau, yang sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai tujuan energi berkelanjutan di masa depan.
Menurut Wakil Ketua Umum Bidang Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) KADIN Indonesia, Aryo Djojohadikusumo, langkah pemerintah Indonesia untuk memprioritaskan sektor energi terbarukan mendapat apresiasi. "Presiden menyebutkan energi terbarukan dan energi hijau berkali-kali. Beliau secara khusus menyebutkan tambahan dana segar untuk sektor ini," ujar Aryo dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Fokus pada Energi Hijau dan Terbarukan
Baca JugaCara Dapat Pinjaman KUR BRI 2025 Rp250 Juta, Mudah dan Cepat
Aryo Djojohadikusumo menambahkan bahwa sebagian besar dana yang akan disuntikkan ke sektor energi hijau dan terbarukan, serta industri terkait seperti mineral, diharapkan dapat mendukung upaya dekarbonisasi dan memperkuat ketahanan energi Indonesia. Langkah ini sejalan dengan rencana kerja Bidang ESDM KADIN Indonesia 2024-2029, yang akan fokus pada energi baru dan terbarukan serta konservasi energi.
Sektor energi hijau memang menjadi sorotan utama dalam diskusi global mengenai masa depan energi. Pemerintah Indonesia terus berupaya menciptakan iklim investasi yang menarik di sektor ini, termasuk melalui pemberian insentif bagi investor yang tertarik mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Menurut laporan Pusat Data KADIN Indonesia Bidang ESDM yang dikutip dari International Energy Agency (IEA), investasi di sektor nuklir diperkirakan akan terus mengalami peningkatan yang signifikan dalam beberapa tahun mendatang.
Peningkatan Investasi Nuklir Global: Tiga Skenario Masa Depan
Berdasarkan laporan IEA yang dirilis pada Januari 2025, investasi global di sektor nuklir diproyeksikan akan terus meningkat dari tahun ke tahun. Terdapat tiga skenario utama yang memprediksi masa depan investasi di sektor nuklir.
The Stated Policies Scenario (STEPS) – Dalam skenario konservatif ini, investasi nuklir dunia diperkirakan akan meningkat dari US$ 65 miliar per tahun menjadi US$ 70 miliar per tahun pada 2030. Dalam skenario ini, kapasitas reaktor nuklir diprediksi akan naik lebih dari 50%, mencapai sekitar 650 gigawatt (GW) pada tahun 2050.
The Announced Pledges Scenario (APS) – Jika kebijakan energi dan iklim yang kuat diterapkan secara tepat waktu, investasi nuklir dapat meningkat menjadi US$ 120 miliar per tahun pada 2030, dengan kapasitas nuklir meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2050.
The Net Zero Emissions Scenario – Dalam skenario ini, investasi nuklir diperkirakan mencapai US$ 150 miliar per tahun pada 2030, dengan kapasitas terinstal nuklir diproyeksikan mencapai 1000 GW pada tahun 2050.
Nuklir: Sumber Energi Rendah Emisi yang Efisien
Pada 2023, lebih dari 410 reaktor nuklir beroperasi di 30 negara, menghasilkan sekitar 9% dari pasokan listrik global. Menurut Aryo, proyeksi tersebut menunjukkan bahwa negara-negara, khususnya negara berkembang, semakin tertarik untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) sebagai sumber energi alternatif yang berkelanjutan. "Sebagian besar pembangkit yang dikembangkan saat ini menggunakan teknologi dari China dan Rusia," ujar Aryo.
Salah satu keuntungan besar dari PLTN adalah kemampuannya untuk menghasilkan energi dengan emisi yang sangat rendah. Energi nuklir merupakan sumber energi rendah emisi kedua setelah energi hidro, yang mampu menghasilkan listrik 20% lebih banyak daripada energi angin dan 70% lebih banyak dibandingkan dengan panel surya. Selain itu, PLTN juga dapat memberikan panas untuk industri dan digunakan dalam desalinasi (pemurnian) air laut, yang sangat penting di negara-negara dengan keterbatasan sumber air bersih.
Sejak 1971, energi nuklir telah berhasil mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 72 gigaton dari pembangkit listrik berbahan bakar batu bara, gas alam, dan minyak, sekaligus memperkuat ketahanan energi di berbagai negara.
KADIN Indonesia: Inisiatif Indonesia Hijau dan Investasi EBT
Aryo menegaskan, KADIN Indonesia akan terus mendorong Indonesia Hijau, salah satu program prioritas untuk tahun 2025. Program ini bertujuan untuk mempromosikan investasi dalam proyek-proyek energi baru terbarukan (EBT), yang tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga mengurangi dampak perubahan iklim. Dalam upaya ini, KADIN Indonesia berencana untuk menarik investor global dan mendorong pemerintah Indonesia untuk memberikan insentif yang lebih besar bagi mereka yang tertarik berinvestasi di sektor EBT.
Negara-Negara yang Menawarkan Proposal Pembangunan PLTN di Indonesia
Tiga negara besar yang telah mengajukan proposal untuk pembangunan PLTN di Indonesia adalah Amerika Serikat, Rusia, dan China. "Dari ketiga negara ini, mereka sudah melibatkan anggota KADIN, yang menjadi mitra kami dalam hal investasi dan pengembangan teknologi nuklir," kata Aryo.
Perusahaan Amerika yang tertarik dalam proyek ini adalah Westinghouse Electric Corporation, produsen peralatan listrik terkemuka di dunia. Sedangkan dari China, China National Nuclear Corporation (CNNC), badan usaha milik negara di bidang tenaga nuklir, turut menyampaikan minat mereka untuk berinvestasi. Sementara itu, Rusia diwakili oleh Rosatom State Atomic Energy Corporation (Rosatom), yang juga memiliki pengalaman dalam pengembangan PLTN di berbagai negara.
Aryo menambahkan, saat ini ketiga negara tersebut masih berada dalam tahap negosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk mencapai kesepakatan terbaik yang menguntungkan semua pihak. "Tiga negara ini sudah berkomunikasi dengan kami dan anggota-anggota KADIN Indonesia. Pembicaraan yang dilakukan sangat serius dan kami berharap dapat segera mencapai kesepakatan," tutup Aryo.
Investasi dalam sektor energi terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN), kini semakin menarik perhatian di seluruh dunia. Indonesia, sebagai negara dengan populasi terbesar di Asia Tenggara, juga melihat potensi besar dalam pengembangan energi nuklir untuk mendukung transisi energi hijau dan berkelanjutan. Dengan dukungan dari KADIN Indonesia dan pemerintah, Indonesia berusaha untuk mengoptimalkan peluang investasi ini dengan mengundang investor dari berbagai negara untuk berpartisipasi dalam proyek-proyek energi baru dan terbarukan di Tanah Air.
Sebagai negara yang berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dan beralih ke energi hijau, Indonesia berada pada posisi strategis untuk memanfaatkan tren global dalam investasi nuklir, yang tidak hanya akan memberikan manfaat ekonomi tetapi juga mendukung upaya dekarbonisasi yang lebih luas.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cara Dapat Pinjaman KUR BRI 2025 Rp250 Juta, Mudah dan Cepat
- 11 September 2025
2.
Cara Ajukan KUR BSI 2025 Pinjaman Rp50 Juta
- 11 September 2025
3.
Simulasi KUR BCA 2025 untuk UMKM, dengan Bunga Rendah
- 11 September 2025
4.
Cara Ajukan KUR BNI 2025 Pinjaman Rp500 Juta
- 11 September 2025
5.
Berikut Cara Ajukan KPR Subsidi Bank Mandiri 2025 Lengkap
- 11 September 2025