Minggu, 07 September 2025

Perdana di Indonesia, Rutan Karimun Olah FABA Jadi Briket Batu Bara untuk PLTU Tanjungsebatak

Perdana di Indonesia, Rutan Karimun Olah FABA Jadi Briket Batu Bara untuk PLTU Tanjungsebatak
Perdana di Indonesia, Rutan Karimun Olah FABA Jadi Briket Batu Bara untuk PLTU Tanjungsebatak

JAKARTA - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Tanjungbalai Karimun mencatatkan sejarah baru dalam pengelolaan limbah industri dengan memperkenalkan inovasi pengolahan Fly Ash Bottom Ash (FABA) menjadi briket batubara. Produk baru ini, yang dihasilkan dari bahan bakar alternatif, akan digunakan sebagai sumber energi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjungsebatak. Inovasi ini tidak hanya menjadi yang pertama di Indonesia, tetapi juga memberikan peluang bagi warga binaan untuk memperoleh keterampilan baru yang bernilai ekonomis.

Workshop pengolahan FABA yang terletak di area belakang Rutan Karimun ini baru saja diresmikan pada Selasa, 18 Maret 2025. Peresmian tersebut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Kakanwil Ditjenpas) Kepri, Aris Munandar, Manajer PT PLN Indonesia Power UBP Kepri, Andi Taufik Saputra, Bupati Karimun, Iskandarsyah, serta Plt Kepala Rutan Karimun, Candra Putra Irawansyah.

Pengolahan FABA: Inovasi Berkelanjutan untuk Lingkungan dan Ekonomi

Baca Juga

Harga BBM Pertamina Terbaru Hari Ini

Andi Taufik Saputra, Manajer PT PLN Indonesia Power UBP Kepri, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa pengolahan FABA menjadi briket batubara yang dilakukan oleh Rutan Karimun ini merupakan yang pertama di Indonesia. “Pengolahan FABA untuk menjadi briket, ini yang pertama di Indonesia,” ujar Andi. Ia menjelaskan bahwa meskipun pengolahan FABA sudah dilakukan sebelumnya di Lapas Nusa Kambangan, namun metode yang diterapkan di sana belum sampai pada tahap pembuatan briket. Oleh karena itu, Rutan Karimun menjadi pionir dalam mengubah FABA menjadi briket yang siap dimanfaatkan untuk pembakaran di PLTU.

Andi juga menjelaskan secara teknis tentang proses pembuatan briket dari FABA. Setelah batubara dibakar, selain menghasilkan listrik, proses tersebut juga menghasilkan FABA atau abu yang sebelumnya dianggap limbah. Namun, sejak 2021, FABA tidak lagi digolongkan sebagai limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), karena kandungannya yang sudah tidak berbahaya. Dengan demikian, FABA kini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti bahan baku batako, briket, paving block, pupuk, dan bahkan penutupan lahan.

“FABA bisa diolah menjadi batako, briket, paving block, pupuk dan juga tutupan lahan,” tambahnya, menekankan potensi besar dari limbah yang sebelumnya dianggap tak berguna itu.

Rutan Karimun: Menyediakan Pelatihan dan Keterampilan untuk Warga Binaan

Inovasi pengolahan FABA menjadi briket ini juga tidak lepas dari tujuan pembinaan kemandirian bagi warga binaan di Rutan Karimun. Aris Munandar, Kakanwil Ditjenpas Kepri, memberikan apresiasi terhadap pendirian workshop pengelolaan FABA ini. “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada PLN atas kehadiran dan kerjasamanya,” kata Aris. Menurutnya, peresmian workshop ini adalah langkah maju dalam program pembinaan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan warga binaan.

Aris berharap bahwa dengan adanya fasilitas ini, warga binaan dapat memperoleh keterampilan baru yang tidak hanya bermanfaat bagi mereka selama menjalani masa hukuman, tetapi juga dapat menjadi bekal berharga saat mereka kembali ke masyarakat. “Semoga melalui workshop ini, warga binaan dapat memperoleh keterampilan yang bernilai ekonomis dan menjadi bekal mereka setelah bebas nanti,” tambahnya.

Sinergi Antara Rutan Karimun dan PLN: Kolaborasi untuk Masa Depan

Peresmian workshop FABA di Rutan Karimun juga mencerminkan sinergi positif antara Rutan Karimun dan PT PLN Indonesia Power UBP Kepri. Ini bukan hanya sekedar kerjasama dalam hal produksi energi, tetapi juga sebuah langkah strategis dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan yang berkelanjutan.

Bupati Karimun, Iskandarsyah, juga memberikan apresiasi terhadap kerjasama antara Rutan Karimun dan PLN. Ia menyebutkan bahwa kerjasama ini sangat penting untuk memajukan daerah dan memberikan dampak positif, baik bagi warga binaan maupun masyarakat luas. “Kami menyambut baik kerjasama antara Rutan dengan PLN ini, bila perlu kami akan support ke depannya,” ungkap Iskandarsyah.

Kerjasama ini juga membawa manfaat lebih lanjut, yaitu memberi peluang kepada masyarakat Karimun untuk mendapatkan manfaat dari pengelolaan limbah FABA yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Iskandarsyah mengungkapkan bahwa keberadaan workshop FABA ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah bagi perekonomian lokal dan menciptakan peluang kerja baru di masa depan.

Potensi Pengolahan FABA untuk Lingkungan dan Ekonomi

Konversi FABA menjadi produk bernilai, seperti briket batubara, memiliki banyak keuntungan. Selain mengurangi volume limbah yang dihasilkan dari pembangkit listrik, pengolahan ini juga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan menggunakan FABA sebagai bahan bakar alternatif, PLTU Tanjungsebatak dapat mengurangi emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran batubara.

Dari segi ekonomi, proyek pengolahan FABA ini memberikan peluang besar untuk menciptakan lapangan kerja baru. Warga binaan yang terlibat dalam produksi briket FABA akan mendapatkan pelatihan yang dapat membuka kesempatan mereka untuk bekerja setelah masa hukuman berakhir. Dengan demikian, proyek ini tidak hanya memberikan manfaat langsung bagi PLTU Tanjungsebatak, tetapi juga bagi masyarakat Karimun yang terlibat dalam proyek ini.

Harapan ke Depan: Pengembangan Berkelanjutan dan Kolaborasi Positif

Pengolahan FABA menjadi briket di Rutan Karimun diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lainnya. Aris Munandar berharap bahwa keberhasilan di Rutan Karimun dapat menjadi inspirasi bagi lembaga pemasyarakatan lainnya di Indonesia untuk mengembangkan program serupa. “Semoga kita dapat terus mengembangkan program-program pembinaan yang inovatif, konstruktif, dan bermanfaat bagi warga binaan dan masyarakat,” harapnya.

Dengan adanya kolaborasi yang erat antara PLN, Rutan Karimun, dan pemerintah daerah, diharapkan inovasi ini dapat berkembang lebih lanjut. Tidak hanya untuk menciptakan produk ramah lingkungan dan bernilai ekonomis, tetapi juga untuk memberi peluang kepada warga binaan untuk memperoleh keterampilan yang berguna bagi kehidupan mereka di luar penjara.

Peresmian workshop pengolahan FABA menjadi briket batubara di Rutan Karimun adalah langkah besar dalam memanfaatkan limbah pembangkit listrik untuk menciptakan produk bernilai ekonomis yang bermanfaat bagi lingkungan dan perekonomian. Proyek ini juga menunjukkan sinergi positif antara Rutan Karimun, PLN, dan pemerintah daerah dalam upaya pemberdayaan warga binaan dan menciptakan peluang kerja baru. Dengan potensi besar yang dimiliki oleh FABA, tidak menutup kemungkinan bahwa inisiatif serupa akan diikuti oleh lembaga pemasyarakatan lainnya di Indonesia, memberikan manfaat lebih luas bagi masyarakat dan industri.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Takalar Tawarkan Rumah Murah Bawah Rp200 Juta

Takalar Tawarkan Rumah Murah Bawah Rp200 Juta

Harga Gabah Tinggi, Petani Tanah Laut Tersenyum

Harga Gabah Tinggi, Petani Tanah Laut Tersenyum

Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU

Harga BBM Terbaru Berlaku Seluruh SPBU

Cara Hemat Tambah Daya Listrik September 2025

Cara Hemat Tambah Daya Listrik September 2025

Pertamina Tambah Pasokan Gas Elpiji Malang Raya

Pertamina Tambah Pasokan Gas Elpiji Malang Raya