Rabu, 10 September 2025

Justin Gaethje Ungkap Alasan Hindari Laga Trilogi dengan Dustin Poirier di UFC

Justin Gaethje Ungkap Alasan Hindari Laga Trilogi dengan Dustin Poirier di UFC
Justin Gaethje Ungkap Alasan Hindari Laga Trilogi dengan Dustin Poirier di UFC

JAKARTA - Dalam dunia seni bela diri campuran, nama Justin Gaethje tentu bukanlah asing. Petarung kelas ringan terkemuka di ajang Ultimate Fighting Championship (UFC) ini kembali menjadi sorotan usai mengungkapkan alasannya menolak kemungkinan laga trilogi melawan Dustin Poirier. Keputusan Gaethje ini muncul pasca kemenangan impresifnya atas Rafael Fiziev di UFC 313, yang berlangsung di T-Mobile Arena, Las Vegas.

Statistik dan Sejarah Pertemuan Gaethje vs Poirier

Gaethje dan Poirier, dua petarung berkelas dari divisi ringan, telah dua kali bertemu dalam ajang MMA kelas dunia ini. Pada pertemuan pertama mereka pada April 2018, Poirier berhasil meraih kemenangan spektakuler lewat knockout (KO) pada ronde keempat. Namun, Gaethje tidak tinggal diam. Ia berhasil membalas kekalahan tersebut dengan tendangan kepala yang menggema dalam memori para penggemar di UFC 291 lima tahun kemudian.

Dengan catatan satu kemenangan untuk masing-masing pihak, banyak penggemar dan analis berspekulasi tentang kemungkinan laga ketiga di antara keduanya. Meskipun demikian, Gaethje tampaknya memiliki pandangan berbeda mengenai pertarungan trilogi ini.

Mengapa Gaethje Menolak Laga Trilogi?

Dalam pernyataannya yang dipantau dari laman MMA Fighting, Gaethje menjelaskan alasannya, "Kami 1-1. Saya tidak mempermasalahkan. Jika dia (Dustin Poirier) tidak keberatan, maka tidak."

Gaethje tampaknya lebih fokus pada jalur kariernya ke depan daripada berusaha menyelesaikan "skor" dengan Poirier. Kemenangan mutlaknya atas Fiziev, yang diberi skor 29-28 oleh tiga juri, menunjukkan bahwa Gaethje masih merupakan kekuatan signifikan di kelas ringan. Ini adalah kemenangan kedua Gaethje atas Fiziev, setelah yang pertama ia raih di London pada tahun 2023.

Masa Depan Karir dan Ambisi Gaethje

Kemenangan ini memastikan posisi Gaethje tetap dalam percaturan perebutan gelar bergengsi berikutnya. Walau begitu, ada satu nama besar yang Gaethje hindari dalam oktagon: Dustin Poirier. "Saya pikir kami adalah pesaing jika kami mengalahkan orang lain. Jika saya mengalahkannya, saya rasa kami berdua tidak akan dianggap sebagai penantang," tegas Gaethje, mengisyaratkan bahwa kemenangan di antara mereka hanya akan lebih bernilai jika mereka memanfaatkan kemenangan tersebut untuk menantang lawan baru.

Gaethje juga menyarankan bahwa Poirier, bila ingin melakoni laga pensiun, sebaiknya menghadapi juara divisi saat ini, Islam Makhachev. Ketika ditanya siapa yang seharusnya jadi lawan ideal Poirier untuk laga tersebut, Gaethje menjawab dengan singkat, "Makhachev."

Fokus Gaethje untuk Mendapatkan Gelar Juara

Selain pertimbangan emosional dan pribadi, ada motif jelas bagi Gaethje untuk menghindari pertarungan yang tidak perlu. Gelar juara kelas ringan UFC tetap menjadi tujuan utamanya. Meskipun Gaethje telah dua kali menantang gelar, sayangnya, ia tidak berhasil mengklaim takhta setelah kalah KO dari Max Holloway pada UFC 300.

Namun, peluang dan determinasi Gaethje tidak pernah sirna. Dengan kemenangan atas Fiziev dan bonus 'Fight of the Night', ia semakin bersemangat untuk terus mengejar cita-citanya. "Saya ingin bertarung demi sabuk itu. Ini adalah laga yang jauh berbeda dari yang baru saja saya jalani. Mereka mencoba memberi saya donat. Saya menggigitnya, namun saya harus kembali berlari jika ingin melawan Makhachev," ungkap Gaethje mengenai ambisinya untuk kembali mendapatkan peluang meraih sabuk juara.

Potensi Laga di Masa Depan

Kendati menghindari Poirier, Gaethje telah menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan lain di divisi ringan UFC. Dia menyadari bahwa untuk menjadi juara, dia perlu menghadapi dan mengalahkan lawan terbaik, termasuk sang juara Islam Makhachev jika ada kesempatan.

Namun, pertarungan melawan Makhachev atau petarung papan atas lainnya dalam divisi ini nanti harus terlebih dahulu melewati proses penetapan pertandingan oleh manajemen UFC. Penggemar dan pengamat tentu berharap banyak dari Gaethje untuk bisa membuktikan potensi sejatinya di oktagon.

Dalam dunia UFC, keputusan seorang petarung untuk menentukan lawannya sering kali adalah kunci strategi karier mereka. Bagi Justin Gaethje, keputusan tersebut tampaknya lebih didasarkan pada tujuan jangka panjang dan ambisi untuk meraih gelar juara dibandingkan memperpanjang rivalitas dengan Dustin Poirier.

Pertarungan selalu melibatkan risiko, dan bagi seorang petarung, pilihannya dapat mempengaruhi bukan hanya karier, tetapi juga warisan yang mereka tinggalkan di dunia MMA. Dengan penuh tekad dan pandangan kedepan, Gaethje terlihat siap untuk menghadapi tantangan baru sembari meninggalkan perseteruan lama yang sudah tidak memberikan tantangan berarti untuk langkahnya ke depan.

Dengan demikian, publik dan penggemar menunggu dengan antisipasi tinggi untuk langkah berikutnya dari 'The Highlight' Justin Gaethje di arena UFC, sembari berharap untuk menyaksikan laga-laga epik yang akan menambah sejarah besar seni bela diri campuran.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Terbaru

Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026 Terbaru

Tiga Pemain Garuda Muda Tampil Menonjol

Tiga Pemain Garuda Muda Tampil Menonjol

Hasil FIFA Matchday Asia Tenggara September 2025

Hasil FIFA Matchday Asia Tenggara September 2025

Rekap 10 Transfer Termahal Liga Eropa Musim Panas

Rekap 10 Transfer Termahal Liga Eropa Musim Panas

Tips Aman Olahraga Untuk Lansia dan Pemula

Tips Aman Olahraga Untuk Lansia dan Pemula