Kamis, 11 September 2025

Danantara Konsolidasikan Bisnis-Bisnis Kecil BUMN: Langkah Strategis untuk Efektivitas dan Efisiensi

Danantara Konsolidasikan Bisnis-Bisnis Kecil BUMN: Langkah Strategis untuk Efektivitas dan Efisiensi
Danantara Konsolidasikan Bisnis-Bisnis Kecil BUMN: Langkah Strategis untuk Efektivitas dan Efisiensi

JAKARTA – Dalam upaya memperkuat posisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di kancah perekonomian nasional, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengumumkan rencana ambisius untuk mengonsolidasikan bisnis-bisnis BUMN yang berukuran kecil. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional BUMN sehingga lebih kompetitif dan berdaya saing.

Chief Operating Officer (COO) Danantara, Dony Oskaria, menjelaskan bahwa banyak bisnis kecil dalam BUMN yang saat ini berjalan terpisah dan kurang terkoordinasi. "Saat ini, banyak perusahaan dalam BUMN yang memiliki bisnis serupa, tetapi terpisah-pisah dan berskala kecil, sehingga kurang kompetitif, tidak efektif, dan tidak efisien," ungkap Dony saat berbicara dalam acara BNI Investor Daily Roundtable, Jumat.

Berita tentang rencana konsolidasi ini muncul di tengah upaya pemerintah meningkatkan kontribusi BUMN terhadap perekonomian negara. Dengan melakukan konsolidasi bisnis kecil ini, Danantara berharap bisa memangkas duplikasi usaha yang selama ini kerap terjadi di antara BUMN. "Dengan adanya Danantara, proses konsolidasi bisnis ini dapat dilakukan dengan lebih mudah," tambah Dony.

Fokus pada Efisiensi dan Daya Saing

Salah satu sektor yang akan merasakan dampak dari langkah konsolidasi ini adalah sektor konstruksi, logistik, dan asuransi. Di sektor-sektor ini, terdapat banyak BUMN dengan bisnis serupa namun beroperasi secara terpisah. Setelah proses konsolidasi, diharapkan masing-masing sektor dapat memperbaiki daya saing dan efisiensi bisnis.

Langkah konsolidasi ini tidak hanya berhenti pada penggabungan bisnis-bisnis kecil, tetapi juga mencakup klasterisasi bisnis BUMN. Dengan menempatkan bisnis-bisnis serupa dalam satu klaster, masing-masing BUMN dapat lebih fokus pada pengembangan sektor spesifiknya. "Setelah re-clustering, langkah berikutnya adalah menyusun financial roadmap. Tujuannya adalah memastikan bahwa setiap perusahaan yang telah direstrukturisasi memiliki arah keuangan yang sehat dan optimal," jelas Dony.

Restrukturisasi Menjamin Keuangan Sehat

Financial roadmap yang disusun setelah klasterisasi bertujuan untuk memastikan bahwa BUMN memiliki keuangan yang kuat dan sehat. Dengan struktur keuangan yang lebih baik dan pengelolaan yang terpusat, BUMN akan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi di masa depan. "Dengan model ini, pengelolaan BUMN menjadi lebih efektif karena kepemilikan berada dalam satu kendali," terangnya.

Keputusan untuk menjalankan konsolidasi dan restrukturisasi ini didorong oleh potensi besar yang dimiliki oleh BUMN. Selama ini, ada anggapan bahwa BUMN sering merugi, tetapi Dony memberikan pandangan yang berbeda. "Namun, faktanya, total keuntungan BUMN saat ini mencapai Rp 327 triliun per tahun. Kontribusi BUMN terhadap APBN dalam bentuk pajak, PNBP, dan dividen mencapai hampir seperempat dari total APBN," tegas Wakil Menteri BUMN ini.

Kontribusi BUMN yang Signifikan

Komitmen BUMN dalam mendukung perekonomian nasional tidak bisa dipandang sebelah mata. Melalui restrukturisasi dan peningkatan efektivitas yang digagas Danantara, diharapkan kontribusi BUMN kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) semakin meningkat. BUMN kini menyumbangkan hampir seperempat dari total APBN melalui pajak, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan dividen.

Ini menunjukkan bahwa keberadaan BUMN tidak hanya penting dalam hal produksi dan distribusi berbagai layanan dan produk, tetapi juga sebagai pilar penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan konsolidasi dan klasterisasi yang direncanakan, kontribusi ini diharapkan bisa terus meningkat di masa mendatang.

Tantangan dan Harapan ke Depan

Meskipun memiliki prospek yang positif, proses konsolidasi ini tidak bebas dari tantangan. Salah satunya adalah bagaimana menyatukan berbagai entitas bisnis yang selama ini beroperasi secara mandiri. Ini memerlukan strategi manajemen perubahan yang efektif agar proses transisi berjalan mulus tanpa mengganggu operasional sehari-hari.

Dony Oskaria optimis bahwa dengan strategi yang tepat, BUMN dapat mewujudkan visi untuk menjadi motor penggerak perekonomian Indonesia. "Ini adalah langkah besar untuk BUMN agar lebih adaptif dan responsif terhadap perubahan pasar serta tuntutan global," pungkasnya.

Kebijakan yang diambil Danantara ini menandai langkah maju dalam pengelolaan aset negara dengan tujuan akhir untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi perekonomian Indonesia. Dengan fokus pada restrukturisasi dan efektivitas, BUMN diharapkan dapat lebih bersaing di pasar global sekaligus memberikan kontribusi yang lebih besar untuk pembangunan nasional.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

DAMRI Buka Lowongan Mekanik untuk Lulusan SMA SMK

DAMRI Buka Lowongan Mekanik untuk Lulusan SMA SMK

Jadwal Lengkap Bus Sinar Jaya Rute Parangtritis Malioboro

Jadwal Lengkap Bus Sinar Jaya Rute Parangtritis Malioboro

Dermaga Pelabuhan Mamuju Capai Progres 70 Persen

Dermaga Pelabuhan Mamuju Capai Progres 70 Persen

Perpanjangan Rute LRT Jabodebek Dukung Mobilitas Masyarakat

Perpanjangan Rute LRT Jabodebek Dukung Mobilitas Masyarakat

PTPP Pacu Pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 1B

PTPP Pacu Pembangunan Jalan Tol IKN Seksi 1B