Rabu, 10 September 2025

Tragedi di Perlintasan Kereta: Budi Setio Rachman Meninggal Dunia dengan Cara Tragis

Tragedi di Perlintasan Kereta: Budi Setio Rachman Meninggal Dunia dengan Cara Tragis
Tragedi di Perlintasan Kereta: Budi Setio Rachman Meninggal Dunia dengan Cara Tragis

JAKARTA - Kota Probolinggo digemparkan oleh sebuah insiden yang menyayat hati pada Minggu pagi. Budi Setio Rachman, seorang pria berusia 31 tahun, tewas dalam sebuah kecelakaan di perlintasan kereta api di Jl Panglima Sudirman, Kelurahan Kebonsari Kulon. Kejadian ini terekam dalam sebuah video yang viral di media sosial, memperlihatkan detik-detik Budi menghentikan sepeda motornya di tengah rel, menanti maut yang akhirnya menjemputnya saat kereta api melintas.

Saksi Mata: Awalnya Tak Menyangka

Beberapa saksi mata di lokasi kejadian awalnya tidak menyadari bahwa Budi tengah berada di ambang maut. "Awalnya kami kira dia hanya memeriksa motornya, tidak tahu kalau dia menunggu kereta dengan sengaja," ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya. Namun, ketika suara kereta mulai terdengar, kepanikan merajalela. Beberapa warga berusaha menarik Budi dari rel, namun upaya tersebut sia-sia. Budi tetap tak bergeming hingga akhirnya tubuhnya terseret kereta api dan terpental, mengakibatkan luka parah yang merenggut nyawanya di tempat kejadian.

Polisi Menduga Bunuh Diri

Kasatlantas Polres Probolinggo Kota, AKP Siswandi, mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang menyelidiki insiden ini sebagai kasus bunuh diri. "Dari peristiwa itu, Budi meninggal dunia. Semua indikasi mengarah bahwa kejadian ini diduga kuat sebagai tindakan bunuh diri," ujar Siswandi saat diwawancarai. Pengendara tersebut diketahui datang dari arah barat dan melawan arus sebelum akhirnya berhenti di tengah rel. Sementara itu, AKP Siswandi juga menegaskan bahwa penyelidikan lebih lanjut masih akan dilakukan untuk memastikan penyebab tindakan nekat tersebut.

Motif di Balik Tindakan Budi

Seiring dengan viralnya video tersebut, beredar pula informasi bahwa Budi diduga mengalami stres berat. Menurut kabar yang beredar, Budi bunuh diri lantaran depresi setelah dilarang oleh mantan istrinya untuk bertemu anak mereka. Nisya, seorang tetangga dekat Budi, menyatakan bahwa Budi memang sempat bercerita mengenai masalah pribadinya tersebut. "Dia sering bilang rindu banget sama anaknya, tetapi nggak bisa ketemu. Mungkin itu yang membuatnya sangat tertekan," ungkap Nisya. Polisi sendiri belum dapat memastikan informasi ini dan masih terus mendalami faktor-faktor yang mungkin menjadi pemicu tindakan tersebut.

Dampak Tragedi

Tragedi ini mengundang empati dan keprihatinan dari banyak pihak. Sejumlah pengguna media sosial mengungkapkan duka cita sekaligus menyayangkan keputusan Budi yang dinilai tidak memperhitungkan dampaknya terhadap sang anak. Psikolog klinis, Dr. Ratna Widyaningrum, mengatakan bahwa kasus semacam ini mencerminkan pentingnya dukungan sosial dan keluarga bagi individu yang mengalami stres akut. "Kehilangan akses untuk bertemu anak bisa menjadi pukulan emosional yang besar. Dukungan dari keluarga dan teman dekat serta intervensi profesional bisa sangat membantu dalam situasi seperti ini," jelas Dr. Ratna.

Tindakan Lanjutan

Kasus ini juga menyoroti perlunya pengawasan lebih ketat di area perlintasan kereta api, terutama dalam hal keamanan dan kesiapan menghadapi situasi darurat. Beberapa warga menyarankan agar instansi terkait memasang lebih banyak rambu dan menjalin kerja sama dengan aparat untuk memperketat pengawasan.

Untuk mengatasi kejadian serupa di masa depan, pihak berwenang di Probolinggo berencana memperketat pengawasan di perlintasan kereta api, serta memfasilitasi layanan konseling bagi warga yang membutuhkan. "Kami akan bekerja sama dengan instansi terkait untuk meningkatkan keamanan dan mencegah terulangnya insiden seperti ini," jelas AKP Siswandi.

Refleksi Masyarakat

Kisah tragis Budi Setio Rachman menjadi cermin bagi masyarakat tentang pentingnya saling peduli dan meningkatkan kepekaan terhadap kondisi mental orang-orang di sekitar kita. Dalam keramaian rutinitas sehari-hari, seringkali kita abai terhadap persoalan emosional yang dialami oleh orang terdekat. Oleh karena itu, penting adanya keterbukaan komunikasi, baik di lingkungan keluarga maupun komunitas, untuk memastikan setiap individu merasa didengar dan didukung.

Tragedi yang menimpa Budi adalah alarm bagi semua pihak tentang krisis kesehatan mental yang tak mengenal batas usia maupun status sosial. Perhatian dan aksi nyata sangat diperlukan untuk mencegah tragedi serupa di masa mendatang. Hingga artikel ini diturunkan, pihak kepolisian masih melanjutkan penyelidikan untuk mendapatkan kejelasan lebih mendalam mengenai peristiwa tragis ini.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

PTPP Hadirkan Infrastruktur Hijau Lewat Hydroseeding Trenggalek

PTPP Hadirkan Infrastruktur Hijau Lewat Hydroseeding Trenggalek

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Jadwal Kapal Pelni Baubau Makassar September 2025

Jadwal Kapal Pelni Baubau Makassar September 2025

Access By KAI Hadirkan Kemudahan Reservasi Tiket Cepat

Access By KAI Hadirkan Kemudahan Reservasi Tiket Cepat