Selasa, 09 September 2025

Eramet Menyongsong Transformasi: Perubahan Kepemimpinan dan Tantangan Industri Nikel Kaledonia Baru

Eramet Menyongsong Transformasi: Perubahan Kepemimpinan dan Tantangan Industri Nikel Kaledonia Baru
Eramet Menyongsong Transformasi: Perubahan Kepemimpinan dan Tantangan Industri Nikel Kaledonia Baru

JAKARTA - Eramet, perusahaan tambang raksasa asal Prancis yang berperan penting dalam industri nikel Kaledonia Baru, baru-baru ini mengumumkan perubahan signifikan dalam struktur kepemimpinannya. Christel Bories, yang telah memimpin sebagai CEO sejak 2017, akan mundur dari jabatannya pada rapat umum pemegang saham dikonfirmasi akan berlangsung pada 27 Mei mendatang. Dalam kapasitasnya, Bories akan tetap menjabat sebagai ketua Eramet, sementara Paolo Castellari akan mengambil alih posisi CEO.

Paolo Castellari, warga negara Brasil dan Italia berusia 55 tahun, diakui sebagai sosok dengan pengalaman lebih dari tiga dekade dalam sektor pertambangan, logam, pupuk, dan energi. "Selama karier internasionalnya di Amerika Selatan, Utara, Eropa, dan Afrika, Castellari telah mengemban posisi kepemimpinan senior di berbagai perusahaan pertambangan, fokus pada operasi, keuangan, dan manajemen proyek yang kompleks," jelas Eramet dalam rilis mereka. Castellari diharapkan membawa keahlian internasionalnya untuk mendukung orientasi baru grup menuju pengembangan global.

Bories menyatakan bahwa Eramet membuka lembaran baru dengan Castellari yang memiliki "latar belakang komersial dan keuangan yang solid, serta pengalaman dalam mengelola operasi kompleks di industri pertambangan dan logam."

Misi Baru di Bawah Kepemimpinan Castellari

Castellari menyatakan antusiasmenya untuk meneruskan "transformasi mendalam" yang telah dimulai Eramet dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Bories. Adalah visinya untuk fokus pada diversifikasi dan menjadikan Eramet sebagai pemain utama dalam penambangan yang bertanggung jawab. "Misi saya adalah memastikan transformasi ini terus berlanjut, dengan memperkuat posisi kami dalam industri sambil tetap berkomitmen pada prinsip keberlanjutan," ujarnya dalam rilis resmi.

Bories sendiri telah memelopori perubahan strategi grup dengan fokus pada produksi mineral yang dibutuhkan di pasar baterai kendaraan listrik yang sedang mekar. Salah satu pencapaian besar adalah pengembangan tambang litium di Argentina yang mulai berproduksi pada akhir 2024.

Kaledonia Baru dan Tantangan Industri Nikel

Sejalan dengan kebijakan baru Eramet, Bories mengungkapkan kepada media internasional bahwa Eramet tidak lagi mendanai Société Le Nickel (SLN) di Kaledonia Baru. Keputusan ini merupakan bagian dari strategi untuk memisahkan kebutuhan kas SLN dari neraca Eramet, dengan dukungan pembiayaan dari Negara Prancis melalui konversi pinjaman menjadi obligasi subordinasi yang tidak bertanggal.

Dengan latar belakang ini, Bories secara terang-terangan mengemukakan pandangannya mengenai masa depan industri nikel Kaledonia Baru. Dalam wawancara dengan The Financial Times, ia memprediksi bahwa dalam waktu lima tahun, operasi nikel di wilayah tersebut berisiko mengalami penurunan drastis akibat kurangnya daya saing dan munculnya Indonesia sebagai produsen nikel berkualitas tinggi dan berbiaya rendah. Indonesia bahkan diprediksi akan menguasai lebih dari tiga perempat pangsa nikel kelas tertinggi dunia pada 2030.

"Saya sangat meragukan masih banyak pemerintah yang ingin memberikan subsidi besar-besaran untuk bersaing dengan produksi Indonesia," kata Bories hati-hati.

Masa Depan Nikel dan Rekomendasi untuk Kaledonia Baru

Bories juga menyarankan bahwa Kaledonia Baru perlu mempersiapkan peralihan ke ekonomi yang lebih berorientasi pada pariwisata dan pertanian. "Terus terang, di masa lalu, (Kaledonia Baru) terlalu bergantung pada nikel karena itu adalah cara mendapatkan uang dengan mudah," katanya menjelaskan tantangan yang dihadapi Kaledonia Baru.

Lebih lanjut, Bories menyarankan agar Kaledonia Baru memfokuskan industri nikel masa depannya pada penambangan ekstraksi yang menguntungkan dan menghentikan operasi peleburan nikel yang membebani keuangan. Menurut Bories, transformasi ini bisa menjadikan Kaledonia Baru sebagai wilayah yang khusus fokus pada "penambangan nikel saja."

Dalam konteks global, Eramet menunjukkan komitmen terhadap diversifikasi melalui investasi di pertambangan nikel di Weda Bay, Indonesia, yang telah menjadi salah satu tambang nikel terbesar di dunia. Transformasi dan pembaruan ini menunjukkan pandangan jauh ke depan Eramet dalam menghadapi dinamika pasar mineral global yang cepat berubah.

Transformasi kepemimpinan Eramet dan langkah-langkah strategis yang diambil menjadi sorotan penting dalam industri pertambangan global. Pergantian kepemimpinan di tubuh perusahaan ini menandakan komitmen yang kuat untuk terus mendukung praktek penambangan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab di tengah persaingan global yang ketat. Dengan Castellari memimpin, Eramet berharap dapat merealisasikan visi globalnya dan menghadapi tantangan industri pertambangan dengan penuh percaya diri.

Dalam akhir kata Bories kepada publik, dia mengungkapkan keyakinannya pada pemimpin baru. "Saya yakin Castellari akan memimpin Eramet menuju masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan." Dengan demikian, babak baru dalam sejarah Eramet pun dimulai dengan semangat dan optimisme baru.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal