Selasa, 09 September 2025

Dorong Swasembada Pangan, Petani Kuningan Andalkan Padi Gogo

Dorong Swasembada Pangan, Petani Kuningan Andalkan Padi Gogo
Dorong Swasembada Pangan, Petani Kuningan Andalkan Padi Gogo

JAKARTA – Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan mendukung swasembada pangan nasional, petani di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, mengimplementasikan budidaya padi gogo sebagai salah satu strategi pertanian mereka. Padi gogo, yang dapat tumbuh di lahan kering tanpa memerlukan irigasi intensif, diharapkan bisa menjadi solusi efektif dalam memenuhi kebutuhan pangan di tengah tantangan perubahan iklim dan keterbatasan lahan.

Padi gogo, yang dikenal juga sebagai padi darat, dibudidayakan di lahan non-irigasi yang biasanya mengandalkan curah hujan. Kabupaten Kuningan, dengan kontur wilayah yang bervariasi, menjadikannya tempat yang ideal untuk penerapan pola tanam ini. Selain itu, penanaman padi gogo juga memungkinkan diversifikasi produksi pertanian, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam pengembangan sistem pertanian berkelanjutan.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kuningan, Dr. Sulaeman, menyatakan bahwa penanaman padi gogo menunjukkan potensi besar dalam mendukung peningkatan swasembada pangan daerah. "Padi gogo adalah pilihan tepat bagi wilayah dengan akses air irigasi yang terbatas. Dengan produksi yang cukup tinggi dan kualitas yang baik, padi gogo dapat berkontribusi signifikan dalam ketahanan pangan kita," ungkapnya.

Selain itu, menurut Dr. Sulaeman, padi gogo juga tahan terhadap berbagai kondisi cuaca yang ekstrem, seperti kekeringan. "Dalam konteks perubahan iklim yang semakin tidak menentu, memiliki varietas padi yang adaptif adalah sebuah keharusan. Padi gogo memenuhi kriteria tersebut, menjadikannya solusi jangka panjang bagi petani dan konsumsi lokal," tambahnya.

Dari sisi petani, Muhammad Junaedi, seorang petani yang sudah lima tahun menanam padi gogo, mengaku merasakan manfaat langsung dari pola tanam ini. "Selain penghematan dalam penggunaan air, biaya produksi padi gogo relatif lebih rendah karena tidak perlu membangun sistem irigasi yang mahal. Hasilnya pun memuaskan dan stabil," papar Junaedi.

Namun, meski menawarkan banyak keunggulan, menanam padi gogo tidak luput dari tantangan, terutama dalam hal teknik budidaya serta penyediaan benih unggul. Petani perlu diperkuat dengan ilmu dan teknologi tepat guna agar bisa mengoptimalkan potensi padi gogo ini. Oleh karena itu, upaya sinergis dari semua pihak, mulai dari pemerintah, akademisi, hingga pelaku industri pertanian menjadi sangat krusial.

Dalam mendukung penyebarluasan padi gogo, pemerintah daerah bekerja sama dengan beberapa lembaga penelitian untuk memberikan pendampingan dan penyuluhan kepada para petani. Program ini meliputi pengenalan varietas padi gogo berkualitas tinggi dengan masa panen yang lebih singkat dan lebih tahan hama.

Dr. Sulaeman juga menjelaskan pentingnya mengenalkan dan mengembangkan teknologi ramah lingkungan dalam setiap tahap budidaya padi gogo. "Fokus kita tidak hanya pada peningkatan hasil produksi saja, tapi juga keberlanjutan lingkungan. Oleh karena itu, kami mendorong penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama alami," ujarnya.

Pemasaran hasil panen padi gogo juga mendapatkan perhatian serius. Pemerintah daerah menjalin kemitraan dengan beberapa perusahaan serta membuka jalur-jalur distribusi baru untuk penetrasi pasar yang lebih baik. Selain itu, brandisasi produk padi lokal juga dilakukan guna meningkatkan daya saing komoditas di pasar nasional dan internasional.

Sebagai bagian dari program swasembada pangan, pemerintah pusat turut mendorong provinsi lain untuk mengadopsi praktik serupa, mengingat keberhasilan Kabupaten Kuningan dalam memaksimalkan potensi padi gogo. Menteri Pertanian, Syahrul M. Yasin Limpo, menekankan pentingnya inovasi dan kolaborasi dalam meningkatkan kapasitas dan produktivitas pertanian. "Kami melihat padi gogo sebagai salah satu penopang ketahanan pangan nasional. Setiap daerah harus berani berinovasi dan melakukan adaptasi terhadap kondisi lokal masing-masing," kata Syahrul.

Dengan berbagai upaya pengembangan padi gogo di Kabupaten Kuningan, diharapkan dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam memajukan sektor pertanian sekaligus meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kesuksesan ini tidak hanya berdampak positif bagi kesejahteraan petani, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan kemandirian pangan di Indonesia.

Semoga dengan semakin banyaknya daerah yang mengadopsi model serupa, target swasembada pangan nasional bisa terealisasi lebih cepat dan membawa manfaat luas bagi seluruh lapisan masyarakat. Ke depan, sinergi yang baik antara petani, pemerintah, dan stakeholder lainnya harus terus terjalin untuk menghadapi tantangan pertanian modern dan mewujudkan Indonesia yang sejahtera dan berdaulat pangan.

Herman

Herman

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Update Harga BBM Pertamina Terbaru 9 September

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Ketersediaan BBM Shell Kembali Normal Tanpa Impor

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Tarif Listrik PLN Triwulan III 2025 Tetap Stabil, Konsumen Aman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

Pilihan Rumah Murah di Sukabumi, Terjangkau dan Nyaman

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal

HUT Elnusa Dirayakan Lewat Khitanan Massal