Pasar Modal Indonesia 2025: Memulai Tahun dengan Gemilang di Tengah Tantangan Global
- Rabu, 19 Februari 2025

JAKARTA - Pasar modal Indonesia mengawali tahun 2025 dengan catatan yang menjanjikan meskipun dihantui sentimen negatif dari perekonomian global. Pada akhir Januari 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan sebesar 0,41 persen baik secara month to date (mtd) maupun year to date (ytd), mencapai level 7.109,20. Meski demikian, nilai kapitalisasi pasar mengalami sedikit penurunan sebesar 0,14 persen mtd atau ytd, dengan nilai tercatat sebesar Rp 12.319 triliun.
Sekilas ke sektor perdagangan, investor non-residen mencatatkan aksi jual bersih senilai Rp 3,71 triliun baik secara mtd maupun ytd. Kendati demikian, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kaltim dan Kaltara, Parjiman, mengatakan bahwa beberapa sektor menunjukkan penguatan signifikan. “Secara sektoral, beberapa sektor mengalami penguatan dengan penguatan terbesar di sektor consumer cyclicals dan financials," ungkap Parjiman, atau yang kerap disapa Jimmy, kemarin (18/2).
Meski ada peningkatan pada beberapa sektor, rata-rata nilai transaksi harian di pasar saham menunjukkan penurunan. Pada tahun 2025, rata-rata nilai transaksi harian tercatat sebesar Rp 10,71 triliun, turun dibandingkan dengan rata-rata harian pada tahun 2024 yang mencapai Rp 12,85 triliun.
Kinerja Pasar Obligasi dan Investasi
Di sektor pasar obligasi, situasi tampak lebih baik dengan kenaikan indeks pasar obligasi ICBI sebesar 0,77 persen mtd atau ytd, mencapai level 395,70. Yield Surat Berharga Negara (SBN) rata-rata bahkan turun 1,31 bps pada periode yang sama. Menariknya, investor non-residen dalam pasar obligasi melakukan pembelian bersih senilai Rp 4,65 triliun. Namun, pasar obligasi korporasi menyaksikan penjualan bersih oleh investor non-residen sebesar Rp 0,78 triliun mtd atau ytd.
Industri pengelolaan investasi tak terlepas dari dampak ketidakpastian pasar. Nilai asset under management (AUM) tercatat sebesar Rp 834,87 triliun per 31 Januari 2025, mengalami penurunan 0,30 persen mtd atau ytd. Sementara itu, nilai aktiva bersih (NAB) reksadana mengalami penurunan 0,50 persen ytd dengan nilai tercatat Rp 496,75 triliun.
Performa penggalangan dana di pasar modal pada tahun sebelumnya melampaui target, mencapai Rp 259,24 triliun dari 199 penawaran umum. Sektor keuangan memimpin dengan dominasi 36 persen dalam penawaran umum tersebut. Memasuki tahun 2025, nilai penawaran umum yang dicatat mencapai Rp 1,10 triliun melalui dua penawaran umum berkelanjutan.
Perkembangan Investasi dan SCF
Jumlah investor di pasar modal terus bertambah, mencatat pertumbuhan enam kali lipat dalam lima tahun terakhir menjadi 14,87 juta pada akhir 2024. Per 31 Januari 2025, jumlah investor meningkat menjadi 15,16 juta, mtd atau ytd mengalami pertumbuhan sebesar 1,95 persen. Menanggapi volatilitas pasar yang dipengaruhi rilis kinerja emiten, OJK tetap waspada dan terus memonitor perkembangan ini.
Regulasi securities crowdfunding (SCF) menunjukkan perkembangan positif dengan 18 penyelenggara mendapatkan izin dari OJK. Jumlah penerbitan efek mencapai 727 dari 478 penerbit, 173.686 pemodal berhasil terhimpun, dan total dana SCF yang dikumpulkan serta diadministrasikan di Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencapai Rp 1,38 triliun. “Sementara itu, untuk penggalangan dana pada SCF syariah telah terdapat 6 penyelenggara yang menerbitkan produk SCF syariah dengan 376 penerbitan efek dari 180 penerbit, dan total dana SCF syariah yang dihimpun sebesar Rp 725,26 miliar,” tambah Jimmy.
Sumbangsih Bursa Karbon
Bursa karbon, yang diluncurkan pada 26 September 2023, turut menunjukkan kontribusi positif. Hingga 31 Januari 2025, tercatat ada 107 pengguna jasa yang sudah mendapatkan izin dengan total volume karbon diperdagangkan mencapai 1.181.255 tCO2e dan nilai akumulasi perdagangan sebesar Rp 62,93 miliar.
Pasar modal Indonesia memulai 2025 dengan pijakan yang optimis di tengah tantangan ekonomi global. Dengan berbagai inisiatif dan pertumbuhan yang ada, serta dukungan dari regulasi yang kuat, diharapkan pasar modal Tanah Air terus tumbuh dan memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional.
Melanjutkan tren pertumbuhan yang kokoh dan konsisten tentunya memerlukan dukungan dan kesiapsiagaan seluruh pemangku kepentingan untuk menghadapi berbagai fluktuasi yang akan datang. Dalam hal ini, peran serta lembaga seperti OJK dalam melakukan pengawasan dan regulasi menjadi tiket penting untuk menjaga kestabilan dan kesehatan pasar modal Indonesia.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
PLTS Dorong Pemanfaatan Energi Bersih di Indonesia
- 08 September 2025
2.
Terumbu Karang PLTU Batang Dukung Ekowisata
- 08 September 2025
3.
ULTIMA PLN Icon Plus Permudah Home Charging EV
- 08 September 2025
4.
Kilang Cilacap Tingkatkan Budaya Keselamatan Kerja
- 08 September 2025
5.
KUR BRI 2025 Tawarkan Angsuran Ringan Mudah
- 08 September 2025