Selasa, 09 September 2025

Perbankan Syariah Sumatra Barat Alami Pertumbuhan Pesat: Aset Tembus Rp12,98 Triliun di Akhir 2024

Perbankan Syariah Sumatra Barat Alami Pertumbuhan Pesat: Aset Tembus Rp12,98 Triliun di Akhir 2024
Perbankan Syariah Sumatra Barat Alami Pertumbuhan Pesat: Aset Tembus Rp12,98 Triliun di Akhir 2024

JAKARTA - Industri perbankan syariah di Sumatra Barat menorehkan prestasi gemilang sepanjang tahun 2024 dengan mencatat pertumbuhan signifikan pada berbagai indikator keuangan. Berdasarkan data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumatra Barat, aset perbankan syariah meningkat tajam sebesar 24,8 persen, mencapai angka Rp12,98 triliun pada Desember 2024. Kenaikan ini menggambarkan perkembangan positif dari sektor yang semakin diminati oleh masyarakat, dan menjadi bukti nyata atas keunggulan dan potensi perbankan syariah di wilayah ini.

Dalam konferensi pers yang digelar beberapa waktu lalu, Kepala OJK Sumatra Barat, Roni Nazra, memaparkan bahwa pertumbuhan luar biasa ini melibatkan banyak aspek, tidak hanya dari meningkatnya aset. “Perbankan syariah menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan double digit, jauh di atas kinerja perbankan konvensional,” ungkap Roni. Selain aset, peningkatan juga terlihat pada sektor pembiayaan dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).

Pembiayaan perbankan syariah di Sumatra Barat melonjak sebesar 20,2 persen sepanjang tahun, dari Rp8,81 triliun pada 2023 menjadi Rp10,59 triliun di akhir 2024. Sedangkan, penghimpunan DPK mengalami kenaikan 11,9 persen, yang berarti dari Rp9,73 triliun pada tahun sebelumnya menjadi Rp10,90 triliun. Angka-angka ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perbankan syariah sebagai pilihan utama dalam kegiatan finansial mereka.

Rasio Risiko dan Intermediasi Terjaga dengan Baik

Selain pertumbuhan aset dan pembiayaan, stabilitas perbankan syariah di Sumatra Barat juga tercermin dari rasio pembiayaan bermasalah atau non-performing financing (NPF) yang cukup rendah, yakni di angka 1,32 persen. Angka ini jauh lebih baik dibandingkan rata-rata nasional yang saat ini berada di level 2,27 persen. Rasio ini menunjukkan manajemen risiko yang baik dan efisiensi dalam pengelolaan kredit.

Kemampuan intermediasi perbankan syariah juga menunjukkan performa solid dengan loan to deposit ratio (LDR) berada di angka 97,13 persen. Hal ini menandakan bahwa perbankan syariah di Sumatra Barat mampu menyalurkan dana dari penghimpunan DPK ke sektor pembiayaan dengan efektif, mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Tantangan di Tahun Mendatang

Meski mencatatkan pertumbuhan positif sepanjang 2024, OJK Sumatra Barat memperingatkan adanya tantangan yang tidak bisa diabaikan pada tahun 2025. Roni Nazra menegaskan bahwa industri perbankan, termasuk perbankan syariah, perlu bersiap menghadapi tight liquidity dan ketidakpastian ekonomi global yang terus berlanjut. “Manajemen perbankan harus lebih kreatif dalam mencari sumber dana untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan,” kata Roni. Langkah strategis dan inovatif diperlukan agar perbankan syariah dapat terus tumbuh dan stabil di tengah tantangan tersebut.

Sementara itu, secara keseluruhan, industri perbankan Sumatra Barat tetap menunjukkan tren positif. Total aset perbankan, baik konvensional maupun syariah, meningkat 3,50 persen, dari Rp81,15 triliun pada 2023 menjadi Rp83,99 triliun di akhir 2024. Penyaluran kredit juga mengalami peningkatan sebesar 5,27 persen year on year (yoy), mencapai Rp73,36 triliun dari sebelumnya Rp69,68 triliun.

Penjagaan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di level 2,23 persen menegaskan bahwa pengelolaan risiko kredit di Sumatra Barat berada pada jalur yang benar, tetap di bawah ambang batas 5 persen yang ditetapkan oleh regulator.

Dukungan Terhadap Produk Syariah Meningkat

Pertumbuhan pesat perbankan syariah di Sumatra Barat menjadi bagian dari tren nasional di mana industri keuangan syariah mencatat pertumbuhan signifikan. Data dari OJK pusat mengungkapkan bahwa industri perbankan syariah nasional tumbuh rata-rata 15 persen setiap tahun dalam lima tahun terakhir. “LDR yang tinggi menunjukkan kepercayaan investor dan nasabah terhadap perbankan di Sumbar,” tambah Roni Nazra, menyoroti peran penting dari kepercayaan publik dan pemahaman yang lebih baik terhadap produk keuangan syariah.

Sejalan dengan pertumbuhan ini, kesadaran masyarakat mengenai prinsip-prinsip syariah yang transparan dan berkeadilan, yang merupakan ciri khas dari perbankan syariah, semakin meningkat. Hal ini tidak hanya menggambarkan potensi besar, tetapi juga kontribusi penting dari perbankan syariah dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan mencapai inklusi keuangan lebih luas.

Optimisme Ke Depan

Walaupun tantangan ekonomi global tidak dapat dihindari, optimisme tetap tinggi di kalangan pelaku perbankan syariah di Sumatra Barat. Dengan manajemen yang efektif dan kebijakan strategi yang adaptif, perbankan syariah diharapkan terus memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Pihak berwenang dan pelaku perbankan syariah akan terus bekerja sama untuk memastikan bahwa industri ini terus berkembang dengan dinamis dalam menghadapi segala tantangan yang ada. Dengan demikian, masa depan perbankan syariah di Sumatra Barat tampak cerah, siap memberikan kontribusi lebih besar lagi bagi kesejahteraan masyarakat dan perekonomian secara keseluruhan.

Wahyu

Wahyu

teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Mudah Menukarkan Uang Rusak di Bank Indonesia

Mudah Menukarkan Uang Rusak di Bank Indonesia

Investasi Mudah dan Aman Bagi Perintis Pemula

Investasi Mudah dan Aman Bagi Perintis Pemula

Pertumbuhan Investor Pasar Modal RI Meningkat Pesat

Pertumbuhan Investor Pasar Modal RI Meningkat Pesat

Manfaat Optimal Premi Asuransi Kesehatan Anda Terjamin

Manfaat Optimal Premi Asuransi Kesehatan Anda Terjamin

Pantau Harga Emas Perhiasan Hari Ini Stabil

Pantau Harga Emas Perhiasan Hari Ini Stabil