Kementerian ESDM Targetkan Pemasangan 63.000 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Indonesia hingga 2030
- Selasa, 18 Februari 2025

JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menetapkan target ambisius untuk pembangunan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia, dengan menargetkan 63.000 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) pada tahun 2030. Target ini dirancang untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik, yang diprediksi akan mencapai hampir satu juta unit kendaraan roda empat pada periode yang sama. Menurut Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu, pembangunan SPKLU yang terus berkembang ini akan menunjukkan peningkatan signifikan dari kondisi saat ini.
"Direncanakan SPKLU itu sebanyak sekitar 63.000 unit. Kalau dari jumlah sekarang, kemungkinan ini meningkat 10 kali lipat kira-kira," ujar Jisman dalam sebuah webinar yang diadakan di Jakarta pada Selasa, 18 Februari 2025.
Pembangunan SPKLU: Target Ambisius untuk 2030
Baca Juga
Saat ini, Indonesia masih berada dalam tahap awal pengembangan kendaraan listrik dan infrastruktur pengisian daya untuk kendaraan tersebut. Data terbaru dari PT PLN (Persero) menunjukkan bahwa hingga tahun 2024, jumlah SPKLU yang sudah beroperasi di seluruh Indonesia tercatat sebanyak 3.233 unit. Jumlah ini tersebar di berbagai wilayah, tetapi masih jauh dari angka yang dibutuhkan untuk mendukung proyeksi pertumbuhan kendaraan listrik pada tahun 2030.
Dengan target pemasangan 63.000 unit SPKLU, pemerintah bertujuan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik secara masif, sekaligus memfasilitasi masyarakat yang sudah menggunakan atau berencana beralih ke kendaraan listrik. Proyeksi jumlah kendaraan listrik yang akan digunakan pada tahun 2030 mencapai 943.000 unit, dan untuk mencapainya, penyediaan SPKLU yang memadai menjadi kunci utama. Inisiatif ini pun mendapat dukungan penuh dari sektor swasta yang terlibat dalam pengembangan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik.
Dampak Positif Terhadap Pengurangan Ketergantungan pada BBM
Selain mendorong penggunaan kendaraan listrik, pembangunan SPKLU juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar minyak (BBM), yang sebagian besar masih diimpor. Jisman P. Hutajulu mengungkapkan bahwa pemerintah berharap peningkatan penggunaan kendaraan listrik ini akan dapat menekan konsumsi BBM domestik.
“Kita bisa menghemat penggunaan BBM, yang jika target ini tercapai, bisa menghemat hingga 66.000 barel per hari,” kata Jisman, menjelaskan salah satu manfaat ekonomi yang diharapkan dari peningkatan jumlah kendaraan listrik dan SPKLU.
Saat ini, konsumsi BBM nasional Indonesia mencapai 1,4 juta barel per hari, sementara produksi minyak domestik hanya sekitar 600.000 barel per hari. Ketergantungan pada impor minyak mencapai 900.000 hingga 1 juta barel per hari. Oleh karena itu, pengalihan sebagian besar kendaraan konvensional ke kendaraan listrik diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor tersebut, sekaligus mengurangi defisit neraca perdagangan energi.
Transisi Energi Bersih untuk Mengurangi Emisi Karbon
Selain keuntungan ekonomi yang jelas, transisi ke kendaraan listrik dan pengembangan SPKLU juga akan membawa dampak positif bagi lingkungan. Salah satu tujuan utama pemerintah dalam memacu perkembangan kendaraan listrik adalah untuk menurunkan emisi karbon yang dihasilkan dari pembakaran bahan bakar fosil.
Menurut Jisman, “Dengan peningkatan kendaraan listrik dan SPKLU, kami berharap dapat menurunkan emisi hingga 1 juta ton CO2 ekuivalen per tahun.” Ini merupakan langkah besar menuju pengurangan emisi karbon Indonesia, yang sejalan dengan komitmen negara untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Pemerintah Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk beralih ke energi bersih dan berkelanjutan dalam berbagai sektor. Salah satunya adalah transportasi, yang selama ini menjadi salah satu kontributor terbesar terhadap polusi udara dan emisi gas rumah kaca. Melalui kebijakan yang mendukung penggunaan kendaraan listrik, Indonesia berharap dapat mempercepat transisi menuju energi bersih yang lebih ramah lingkungan.
Mendorong Investasi dan Kerja Sama Sektor Swasta
Pemerintah juga berharap sektor swasta akan terlibat lebih aktif dalam pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di Indonesia. Sebagai bagian dari upaya untuk mencapai target 63.000 SPKLU pada 2030, kolaborasi antara pemerintah, badan usaha milik negara (BUMN), dan perusahaan swasta akan sangat diperlukan.
PT PLN (Persero), sebagai salah satu entitas utama yang berperan dalam penyediaan infrastruktur kelistrikan di Indonesia, terus berupaya memperluas jangkauan SPKLU di berbagai wilayah. PLN telah menggandeng berbagai pihak untuk mempercepat pembangunan SPKLU, dengan beberapa proyek yang kini sedang dalam tahap pembangunan di kota-kota besar serta di jalur utama antar kota.
Meningkatkan Infrastruktur untuk Mendorong Adopsi Kendaraan Listrik
Tantangan terbesar dalam pengembangan kendaraan listrik di Indonesia adalah kurangnya infrastruktur pengisian daya yang memadai, yang dapat membatasi adopsi kendaraan listrik secara luas. Masyarakat masih khawatir tentang keterbatasan jumlah SPKLU yang tersedia, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota besar.
Namun, dengan rencana pembangunan 63.000 SPKLU yang akan tersebar di seluruh Indonesia, diharapkan masalah ini dapat teratasi. Peningkatan jumlah stasiun pengisian akan memberikan kenyamanan lebih bagi pengguna kendaraan listrik, mempermudah akses pengisian daya di berbagai tempat, dan meningkatkan kepercayaan publik terhadap kendaraan listrik sebagai pilihan transportasi masa depan.
“Dengan adanya pembangunan SPKLU yang lebih banyak, masyarakat akan semakin yakin untuk beralih ke kendaraan listrik karena mereka tidak perlu khawatir kehabisan daya di tengah perjalanan,” kata Jisman P. Hutajulu.
Meningkatkan Ketahanan Energi dan Mewujudkan Energi Bersih
Pembangunan 63.000 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang ditargetkan oleh Kementerian ESDM pada tahun 2030 tidak hanya bertujuan untuk mendukung pertumbuhan kendaraan listrik, tetapi juga untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar fosil dan mengurangi emisi karbon. Dengan terwujudnya target ini, Indonesia dapat mempercepat transisi ke energi bersih, meningkatkan ketahanan energi nasional, dan berkontribusi dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Dengan investasi yang terus berkembang dan dukungan berbagai pihak, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
iQOO 13 Smartphone Flagship Harga Terjangkau
- 07 September 2025
2.
Rekomendasi POCO 2025: Hasil Foto Spektakuler
- 07 September 2025
3.
OnePlus Pad 2 Pro, Tablet Android Performa Gahar
- 07 September 2025
4.
Vivo X300 Hadir dengan Layar Perlindungan Mata
- 07 September 2025
5.
Itel A90 Limited Edition, Ponsel Tahan Banting
- 07 September 2025