Perjalanan Karier Ko Gyeom di "Melo Movie": Dari Obsesi Film hingga Kritikus Ternama
- Selasa, 18 Februari 2025
.jpeg)
JAKARTA - Karier Ko Gyeom dalam drama Korea "Melo Movie" adalah cerita menarik tentang cinta terhadap film, ambisi untuk menjadi aktor, dan akhirnya menjadi kritikus film terkenal. Drama ini bukan hanya tentang perjalanan profesional, tetapi juga menggambarkan perjalanan pribadi yang penuh dengan tantangan dan momen penting dalam hidupnya.
Cinta Sejati Pada Film
Ko Gyeom, yang diperankan oleh Choi Woo Sik, diceritakan sejak kecil sangat mencintai film. Kecintaannya terhadap film dimulai dari pengalaman pribadinya saat harus menghadapi kehilangan orang tuanya. Kehidupan yang sulit membuatnya only bergantung pada kakaknya, Ko Jun (Kim Jae Wook). Dengan tanggung jawab besar yang dipikul oleh sang kakak untuk menyokong keduanya, Ko Gyeom menemukan pelarian dan penghiburan dalam menonton film. Pemilik apartemen di mana mereka tinggal memiliki penyewaan kaset film, yang kemudian menjadi hobi Ko Gyeom untuk meluangkan waktu menonton film. "Menonton film saat itu bukan hanya hiburan, tetapi juga semacam penyelamatan dalam hidupku," ungkap Ko Gyeom kepada teman dekatnya.
Langkah Pertama Menjadi Aktor
Mencintai film sedemikian dalam, membuat Ko Gyeom bercita-cita menjadi aktor. "Aku ingin menjadi bagian dari dunia yang begitu menginspirasiku," katanya. Meskipun hanya berbekal ijazah SMA dan tanpa pengalaman di bidang akting, ia tak gentar mengikuti berbagai audisi film. Namun, jalan menuju mimpinya tidaklah mudah. Pada awal audisinya, karena kurang pengalaman, ia tidak berhasil mendapatkan peran. Keadaan berubah ketika bertemu dengan Kim Mu Bee (diperankan oleh Park Bo Young), yang membuatnya semakin termotivasi untuk berjuang di industri perfilman meskipun harus memulai dari peran kecil sebagai figuran.
Menjadi Narablog dan Jalan ke Panggung Kritikus
Kegagalannya di dunia akting tidak memadamkan semangatnya terhadap film. Ko Gyeom kemudian mencoba peruntungannya menjadi narablog dengan menulis ulasan film dari sudut pandangnya sendiri. Ia mengakui bahwa menulis memberi kebebasan baginya untuk mengungkapkan pandangan kritis tentang film. "Setiap kali menuliskan kritik atau pujian, rasanya seperti berbicara langsung pada para sineas dan penonton," jelasnya. Meskipun hanya dibayar dengan honor kecil, Ko Gyeom tekun menulis hingga karyanya dilirik oleh perusahaan majalah besar yang membawanya menjadi kritikus film.
Karier sebagai Kritikus Film
Transformasi dari narablog ke kritikus film menjadi salah satu titik balik dalam kariernya. Tawaran menjadi kritikus film di sebuah majalah besar datang bersamaan dengan musibah yang menimpa keluarganya. Kakaknya mengalami kecelakaan parah, yang memaksa Ko Gyeom untuk mengambil pekerjaan tersebut demi biaya pengobatan. Namun, pilihan itu juga mengharuskan dia meninggalkan Kim Mu Bee yang sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya. "Memilih pekerjaan ini bukan hanya soal uang, tapi juga soal tanggung jawab yang harus saya pikul," ujar Ko Gyeom dengan nada sedih.
Memasuki Bidang Baru Setelah Kesuksesan
Setelah beberapa tahun sukses sebagai kritikus film, Ko Gyeom merasakan kehampaan dalam hidupnya. Kematian sang kakak yang dahulu menjadi pilar kuat dalam hidupnya membuatnya ingin mencari arti hidup baru. Ia kemudian memutuskan untuk keluar dari dunia kritik film dan mencoba peruntungan baru di bidang biro perjalanan. "Keputusan ini bukan karena kurangnya cinta pada film, tapi lebih pada keinginan untuk mengeksplorasi hidup lebih jauh," sebutnya.
Keputusan untuk beralih ke industri perjalanan tidaklah mudah. Pengalaman sebelumnya tidak berkaitan dengan pekerjaan barunya. Namun Ko Gyeom melihat ini sebagai kesempatan untuk menjalani petualangan baru yang belum pernah ia lakukan bersama sang kakak.
Refleksi Kehidupan dan Karier
Perjalanan Ko Gyeom di "Melo Movie" menggambarkan liku-liku yang dialami seseorang dalam mengejar impian dan menghadapi tanggung jawab hidup. Dari keinginan kuat menjadi aktor, menemukan cinta dalam dunia film, hingga menjadi kritikus ternama, Ko Gyeom melalui berbagai tantangan dan kesedihan. Ia menggambarkan bahwa hidup adalah tentang memaknai setiap perjalanan, baik itu yang penuh tawa maupun air mata. "Setiap langkah kecil yang kuambil adalah sebuah pembelajaran untuk menuju diriku yang lebih baik," ujarnya dalam salah satu adegan penting dalam "Melo Movie".
Drama ini menjadi inspirasi bagi banyak orang yang menyaksikannya, membuktikan bahwa dengan tekad kuat, semangat untuk belajar, dan keberanian mengambil risiko, impian dapat diwujudkan meski jalannya tidak selalu mulus.

Herman
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
2.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
3.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025
4.
5.
Mengenal 11 Makanan Khas Bekasi yang Kaya Rasa dan Cerita
- 06 September 2025