
JAKARTA - Cuaca ekstrem terus menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan global, seiring dengan naiknya harga berbagai komoditas pertanian. Perubahan iklim yang berkelanjutan menimbulkan tantangan berat bagi petani dan ekonomi dunia, khususnya di sektor pangan. Dalam tahun-tahun mendatang, fluktuasi harga yang signifikan diperkirakan akan semakin dirasakan oleh konsumen dan produsen.
Menurut penelitian terbaru dari perusahaan konsultansi Inverto, kejadian cuaca ekstrem yang terjadi sepanjang tahun 2024 hingga kini berdampak besar pada ketidakstabilan harga pangan. Tahun lalu, harga kakao dan kopi mengalami kenaikan masing-masing sebesar 163 persen dan 103 persen. Penemuan tersebut menggarisbawahi peringatan tentang bagaimana krisis iklim dapat mengarah pada kelangkaan pangan global.
Para ahli menganggap tahun 2024 sebagai tahun terpanas yang pernah tercatat, dan tren ini kemungkinan besar akan berlanjut hingga tahun 2025. Katharina Erfort, principal Inverto, menyatakan bahwa kejadian cuaca ekstrem akan terus berdampak negatif pada hasil panen dan menambah tekanan inflasi harga pangan.
"Produsen dan ritel pangan harus mendiversifikasi rantai pasokan dan pengadaan mereka untuk mengurangi ketergantungan pada satu wilayah yang terdampak gagal panen," ungkap Erfort dalam wawancaranya dengan The Guardian. Strategi ini dirasa penting untuk menekan dampak buruk cuaca ekstrem terhadap ketersediaan pangan.
Permasalahan ini bukan hanya mempengaruhi satu wilayah tertentu, tetapi juga berdampak luas pada banyak negara. Seperti yang dialami Bulgaria dan Ukraina, di mana kekeringan dan ketidakstabilan akibat dampak perang di Rusia telah menaikkan harga minyak bunga matahari hingga 56 persen. Komoditas lain yang mengalami lonjakan harga adalah jus jeruk, mentega, dan daging sapi, masing-masing meningkat sepertiga dan seperempat dari harga asalnya.
Di seluruh dunia, para ilmuwan iklim menegaskan bahwa temuan Inverto sesuai dengan ekspektasi mereka. Pete Fallon, pakar ketahanan pangan dari University of Bristol dan Met Office Inggris, menambahkan bahwa tanaman selalu rentan terhadap fluktuasi cuaca ekstrem. "Peristiwa cuaca ekstrem di seluruh dunia akan terus meningkat dengan intensif dan semakin sering selaras dengan kenaikan suhu global," ujar Fallon. Ia mengingatkan bahwa ketidakstabilan iklim tersebut akan semakin mengganggu produksi pertanian dan berdampak pada pasokan pangan dunia.
Sebagai tambahan, Max Kotz dari Potsdam Institute for Climate Impact Research mengatakan bahwa gelombang panas ekstrem yang sudah dihadapi saat ini menunjukkan dampak langsung pada harga pangan, seperti pada beras di Jepang dan sayuran di Cina tahun lalu. "Pasar komoditas sangat terdampak. Gelombang panas dan kekeringan menaikkan harga komoditas di wilayah penghasil kakao di negara-negara Afrika Barat serta penghasil kopi di Brasil dan Vietnam," terang Kotz.
Ia menekankan bahwa sampai dunia serius memangkas emisi gas rumah kaca, fenomena kekeringan dan gelombang panas ini akan semakin meningkat di seluruh penjuru dunia. "Mengakibatkan permasalahan yang lebih besar pada pertanian dan harga pangan dari yang kita hadapi saat ini," tambahnya.
Menghadapi tantangan besar ini, beberapa solusi perlu dikejar. Diversifikasi sumber daya dan inovasi teknologi pertanian menjadi krusial. Para produsen dan pengambil kebijakan harus berkolaborasi untuk mengembangkan metode pertanian yang lebih tahan terhadap iklim dan mengadopsi teknologi yang dapat membantu meminimalkan kerugian hasil panen.
Ketahanan pangan global adalah masalah yang memerlukan perhatian segera. Meskipun tantangan perubahan iklim menciptakan skenario yang mengkhawatirkan, respons tanggap dari semua pihak—dari produsen hingga pembuat kebijakan—dapat membantu melindungi ekosistem pangan esensial dan memastikan stabilitas ekonomi bagi masyarakat dunia. Cuaca ekstrem bukan hanya ancaman; ini adalah panggilan untuk bertindak cepat dan tepat.

Rapli
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
2.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
3.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025
4.
5.
Mengenal 11 Makanan Khas Bekasi yang Kaya Rasa dan Cerita
- 06 September 2025