Semburan Minyak dan Gas di Ngraho Blora: ESDM Pastikan Aman Tanpa Racun
- Senin, 17 Februari 2025

JAKARTA - Fenomena semburan minyak dan gas kembali terjadi di Dukuh Kedinding, Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora. Kejadian ini mengundang perhatian dari Cabang Dinas (Cabdin) Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Selatan yang segera melakukan tinjauan langsung di lokasi. Inspeksi dilakukan untuk memastikan keamanan lingkungan dari semburan tersebut.
Pada Kamis (13/2/2025), semburan terjadi di dua lokasi berbeda. Titik pertama berada di area dekat sumur Caluk dan titik kedua di area sumur Kedinding. Plt Kepala Cabang Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Wilayah Kendeng Selatan, Sinung Sugeng Ariyanto, menjelaskan, "Berdasarkan informasi dari Fungsi Legal and Relation (LR) PT. Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, peristiwa semburan gas bercampur lumpur semacam ini memang sering terjadi hampir tiap tahun. Namun, untuk debit yang besar seperti tanggal 13 Februari 2025 dalam 30 tahun terakhir hanya terjadi 3 kali."
Skala dan Durasi Semburan
Semburan gas pertama dilaporkan pada tanggal 13 Februari 2025, yang muncul di sebelah selatan Well Head Sumur Caluk 1 sekitar pukul 07.00 WIB. Gas yang mengandung campuran lumpur ini mencapai ketinggian hingga dua meter dan berlanjut hingga sore hari. Sumur tersebut merupakan sumur tua peninggalan Belanda yang masih dimiliki oleh Pertamina.
Malam harinya, semburan beralih ke titik kedua di sekitar 60 meter dari Well Head yang sama. Meskipun tekanan gas pada titik kedua lebih kecil, semburan ini berlangsung hingga kunjungan lapangan dilakukan oleh ESDM pada Jumat (14/2/2025). Saat ini, semburan di kedua lokasi tersebut telah berhenti.
Penyebab Terjadinya Semburan
Sinung dalam penjelasannya menyatakan, berdasarkan Peta Geologi Lembar Bojonegoro, lokasi sumur berada di puncak Antiklin Kedinding yang terpotong oleh sesar turun yang memanjang dari Barat Daya ke Timur Laut. "Lokasi ini dimungkinkan menjadi lokasi cebakan minyak yang ideal, diperkirakan reservoar migas berasal dari Formasi Ledok yang tersusun atas perselingan kalkarenit, batu pasir, dan napal," terangnya.
Ia mendetailkan lagi mengenai penyebab terjadinya semburan tersebut. "Peristiwa semburan terjadi karena fraksi gas dari reservoar migas merembes keluar melalui rekahan-rekahan atau zona lemah lainnya dari batuan penudung dan naik ke atas hingga terjebak kembali di lapisan batuan di atasnya dekat permukaan," jelas Sinung. "Semakin lama gas tersebut terakumulasi dan punya tekanan besar melalui rekahan, bekas sumur tua, atau zona lemah lainnya, dan mampu mendorong sumbatan berupa lumpur atau sedimen lainnya. Saat mencapai permukaan tanah, hal ini akan menyebabkan semburan gas bercampur air, lumpur, dan minyak mentah," lanjutnya.
Proses Pengamatan dan Kesimpulan Awal
Menurut pengamatan yang dilakukan di lapangan, semburan dan rekahan terjadi karena sumur tua yang terletak di tebing Kali Uyah. Mengenai risiko pencemaran, hingga saat ini, ESDM memastikan bahwa tidak ditemukan kandungan racun dalam gas yang menyembur. Proses assessment terhadap kemungkinan adanya risiko lain terus dipantau.
Sinung menjelaskan, "Semburan awal biasanya tinggi, namun seiring berkurangnya gas dan tekanan, ketinggian semburan tersebut akan melemah." Situasi ini menjelaskan penurunan intensitas semburan dari waktu ke waktu, hingga akhirnya berhenti.
Pentingnya Pemantauan dan Tindakan Pencegahan
Fenomena semacam ini menekankan pentingnya pemantauan terhadap sumur tua dan kondisi geologi di kawasan tersebut. Penting bagi pihak terkait untuk terus mengawasi perubahan struktur geologi yang dapat memicu semburan serupa di masa mendatang. Mengingat potensi ekonomi dari reservoar yang ada, tindakan preventif dan penanganan cepat perlu menjadi prioritas demi keselamatan warga sekitar dan kerusakan lingkungan lebih lanjut.
ESDM dan Pertamina diharapkan dapat memastikan penanganan lebih lanjut untuk mencegah terjadinya semburan serupa kedepannya. Kolaborasi antara pihak pemerintahan dan industri sangat krusial agar fenomena ini dapat ditangani seefektif mungkin sembari meminimalisir risiko bagi masyarakat dan lingkungan. Diharapkan, masyarakat tetap tenang namun waspada terhadap kegiatan di wilayah sekitar dan melaporkan jika ditemukan gejala-gejala akan terjadinya semburan baru.
Dalam konteks ekonomi dan lingkungan, kejadian ini membuka peluang untuk dilakukan studi lebih lanjut mengenai potensi migas di wilayah ini. Dengan pengelolaan yang tepat, tidak hanya aspek keamanan yang bisa dijaga tetapi juga potensi ekonomi dari reservoar yang terkandung dapat dimaksimalkan untuk kesejahteraan masyarakat sekitar.
Peristiwa semburan di Ngraho Blora menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya pemantauan kondisi geologi dan sumur minyak atau gas tua yang masih ada. Keberadaan reservoar migas di wilayah tersebut menawarkan kemungkinan positif bagi pertumbuhan ekonomi jika dikelola dengan baik dan aman. Kejadian ini bukan hanya tentang respons cepat dan tindakan penanganan, tetapi juga tentang pembelajaran dari sejarah geologi lokal dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.

Wahyu
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
BMKG Jelaskan Cuaca September Secara Lengkap
- 07 September 2025
2.
Kenikmatan Ramen Jepang Kini Menyebar Luas
- 07 September 2025
3.
AirAsia Buka Penerbangan Semarang Kuala Lumpur
- 07 September 2025
4.
Cek Besaran Bansos PKH September 2025 Sekarang
- 07 September 2025
5.
Warga Kotabaru Kini Punya Alternatif Transportasi Publik
- 07 September 2025