
JAKARTA - Manchester City kembali mengirim pesan kuat di bursa transfer musim panas 2025. Kali ini, bukan striker atau gelandang bintang yang mereka datangkan, melainkan seorang penjaga gawang kelas dunia: Gianluigi Donnarumma. Langkah ini bukan sekadar perekrutan biasa, melainkan sinyal dimulainya era baru di bawah mistar Etihad Stadium setelah kepergian Ederson.
City memang identik dengan investasi besar pada sektor ofensif dalam beberapa musim terakhir. Namun, perekrutan Donnarumma menunjukkan bahwa manajemen tidak hanya memikirkan lini depan, tetapi juga ingin memastikan stabilitas di posisi vital penjaga gawang. Dengan usia baru 26 tahun dan segudang pengalaman, kehadiran Donnarumma dipandang sebagai jaminan masa depan sekaligus kekuatan instan.
Jejak Karier Sebelum ke City
Baca Juga17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?
Sebelum resmi merapat ke Etihad, Donnarumma telah lebih dulu menorehkan reputasi besar di dua klub elit Eropa. Ia memulai karier profesional di AC Milan dengan cerita yang luar biasa: menjadi kiper utama pada usia belasan tahun. Kepercayaan besar yang diberikan Rossoneri kala itu menjadikannya salah satu prospek terbesar Eropa.
Pada 2021, kontraknya bersama Milan habis, dan Paris Saint-Germain (PSG) bergerak cepat merekrutnya. Selama empat musim di Paris, Donnarumma tampil dalam 161 pertandingan dengan torehan 56 clean sheet. Ia menjadi tulang punggung dalam dominasi PSG di kompetisi domestik, bahkan berperan penting dalam perjalanan klub di Eropa.
Musim lalu, ia mencatat 47 penampilan di semua ajang, termasuk performa krusial melawan Liverpool di Liga Champions serta kontribusi besar membawa PSG ke final Piala Dunia Antarklub. Dengan catatan itu, kepindahannya ke Manchester City kian mempertegas statusnya sebagai salah satu kiper terbaik dunia.
Mengapa PSG Melepas Donnarumma?
Keputusan PSG melepas Donnarumma menimbulkan tanda tanya besar di kalangan pecinta sepak bola. Bagaimanapun, ia masih berada di puncak performa dan dianggap sebagai salah satu penjaga gawang elit dunia.
Menurut analis Ligue 1, Joachim Durand, ada beberapa faktor yang mendorong kepergiannya. Pertama, pelatih Luis Enrique menginginkan kiper dengan kemampuan distribusi bola yang lebih baik menggunakan kaki, sehingga PSG kemudian merekrut Chevalier.
Kedua, meski Donnarumma sering menjadi pahlawan di laga penting, ia juga pernah melakukan kesalahan fatal, seperti saat menghadapi Real Madrid pada 2022. Jejak tersebut masih membekas dan memengaruhi kepercayaan klub.
Ketiga, soal kontrak. PSG berani memberikan kontrak besar untuk mempertahankan Hakimi dan Mendes, tetapi tampak lebih berhati-hati terhadap Donnarumma. Pertimbangan finansial ini, dikombinasikan dengan dua faktor sebelumnya, membuat keputusan melepasnya lebih mudah diambil.
Tugas Berat di Etihad Stadium
Di Manchester City, Donnarumma tidak datang untuk duduk di bangku cadangan. Ia langsung diplot sebagai pengganti Ederson, kiper Brasil yang telah menjadi ikon Etihad selama bertahun-tahun sebelum akhirnya dilepas ke Fenerbahce.
Tugas ini jelas tidak ringan. City sempat memulangkan James Trafford dari Burnley, namun ia masih dipandang sebagai proyek jangka panjang, bukan pilihan utama. Donnarumma datang dengan reputasi besar, namun juga dengan tantangan untuk beradaptasi dengan filosofi permainan Pep Guardiola yang menuntut kiper cerdas dalam distribusi bola.
Sebagai shot-stopper, kualitas Donnarumma sudah terbukti. Tetapi agar benar-benar menyatu dengan gaya City, ia perlu meningkatkan kecepatan pengambilan keputusan dan akurasi umpan pendek yang menjadi ciri khas permainan dari belakang.
Pengalaman Besar di Usia Emas
Yang membuat kedatangan Donnarumma semakin menarik adalah perpaduan antara usia muda dan pengalaman panjang. Meski baru 26 tahun, ia sudah mencatat 74 penampilan bersama timnas Italia sejak debut pada usia 17 tahun.
Puncak karier internasionalnya terjadi di Euro 2021, ketika ia membawa Italia menjadi juara. Penampilan heroik di babak final melawan Inggris membuatnya terpilih sebagai Pemain Terbaik Turnamen.
Kini, Manchester City memiliki penjaga gawang yang tidak hanya mumpuni secara teknis, tetapi juga tangguh secara mental di laga-laga besar. Donnarumma bukan sekadar pembelian untuk kebutuhan sesaat, melainkan investasi jangka panjang yang bisa menjaga konsistensi City di Premier League maupun Liga Champions.
Simbol Perubahan dan Harapan Baru
Kehadiran Donnarumma menandai babak baru bagi Manchester City. Setelah era panjang bersama Ederson, The Citizens kini menaruh harapan pada kiper asal Italia ini untuk menjadi fondasi pertahanan baru.
Dengan kombinasi pengalaman internasional, kualitas individu, serta potensi pengembangan di bawah asuhan Guardiola, Donnarumma punya semua syarat untuk menulis sejarah baru di Etihad. Tantangan besar menantinya, tetapi juga peluang untuk mengukuhkan diri sebagai salah satu legenda Premier League.
Bagi City, transfer ini adalah bukti bahwa mereka tidak hanya berinvestasi pada nama besar di lini serang, tetapi juga memahami pentingnya fondasi kokoh di belakang. Donnarumma, dengan semua yang ia bawa, bisa jadi akan menjadi pembelian paling krusial mereka dalam beberapa tahun terakhir.A

Aldi
teropongbisnis.id adalah media online yang menyajikan berita sektor bisnis dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
17 Makanan Khas Perancis yang Wajib Kamu Tahu, Ada yang Sudah Kamu Coba?
- Sabtu, 06 September 2025
Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing
- Sabtu, 06 September 2025
Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing
- Sabtu, 06 September 2025
Apa Itu Impulsive Buying? Faktor, Indikator, Contoh & Hubungan dengan FOMO Marketing
- Sabtu, 06 September 2025
Terpopuler
1.
Cost of Fund Adalah: Pengertian, Jenis, dan Cara Menghitung
- 06 September 2025
2.
Value for Money Adalah: Definisi, Konsep, dan Manfaat
- 06 September 2025
3.
Net Worth Adalah: Inilah Cara Hitung & Simulasinya
- 06 September 2025
4.
5.
Mengenal 11 Makanan Khas Bekasi yang Kaya Rasa dan Cerita
- 06 September 2025