Pengertian Kliring, Manfaat, Proses, Jenis, dan Contohnya

Kamis, 26 Juni 2025 | 14:26:23 WIB
pengertian kliring

JAKARTA - Pengertian kliring adalah proses penting dalam perbankan yang sering ditemui saat transaksi lewat bank, tapi belum banyak yang memahaminya.

Kliring berfungsi sebagai metode transfer yang menjembatani dan memastikan bahwa dana yang dipindahkan telah diverifikasi dengan tepat serta transaksi berjalan sesuai aturan. 

Lembaga kliring bertindak sebagai penjaga keamanan kedua pihak yang terlibat, bahkan jika terjadi sengketa, lembaga ini akan menjadi mediator sebelum masalah tersebut dibawa ke tahap arbitrase. 

Selain itu, proses kliring juga mencatat secara rinci setiap transaksi untuk keperluan dokumentasi dan referensi di masa depan. 

Dengan demikian, pengertian kliring sangat krusial untuk dipahami sebagai dasar dalam menjalankan aktivitas perbankan dan keuangan.

Pengertian Kliring

Pengertian kliring adalah proses penyelesaian transaksi keuangan yang harus dilalui. Meskipun penggunaan cek kertas mulai jarang, kliring tetap jadi contoh yang mudah dipahami. 

Saat pembeli membayar dengan cek, penjual menyetorkan cek tersebut ke bank, dan dana baru muncul di rekening setelah beberapa hari proses pembersihan. 

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.7/18/PBI/2005, kliring adalah pertukaran dokumen atau data keuangan elektronik antar bank dengan penyelesaian pada waktu tertentu. 

KBBI menjelaskan kliring sebagai penyelesaian pembukuan dan pembayaran antar bank dengan memindahkan saldo dari satu pihak ke pihak lain yang berhak. Singkatnya, kliring ini berbeda dari transfer lewat ATM karena membutuhkan waktu 2–3 hari.

Dalam perdagangan, kliring memastikan transaksi sekuritas atau futures valid, dengan lembaga kliring memverifikasi dana dan mencatat transaksi sebelum dana dikirim. 

Prosedur ini membantu menyelesaikan perdagangan keuangan dan menjaga keseimbangan pasar.

Apa Itu Lembaga Kliring?

Sejak awal pembahasan, sering kali kita mendengar istilah lembaga kliring. Lalu, sebenarnya apa itu lembaga kliring?

Dalam proses transfer langsung yang dilakukan oleh bank, lembaga kliring independen memiliki peran penting dalam aktivitas perdagangan. 

Lembaga ini bertindak sebagai pihak ketiga yang netral untuk memastikan keabsahan transaksi atau investasi yang terjadi. 

Apabila terdapat perbedaan atau masalah dalam transaksi, lembaga kliring memberikan ruang bagi kedua pihak untuk menyelesaikannya secara mandiri.

Sebagai kompensasi atas jasa yang diberikan, lembaga kliring mengenakan biaya yang biasanya sudah termasuk dalam komisi yang dibayarkan kepada pialang investasi. 

Di Indonesia, contoh lembaga kliring yang dikenal adalah PT Kliring Berjangka Indonesia. 

Sedangkan di Inggris, London Clearing House merupakan salah satu lembaga kliring utama dalam dunia perdagangan. 

Selain itu, beberapa bank investasi besar seperti JP Morgan dan Deutsche Bank juga menjalankan fungsi sebagai lembaga kliring bagi para pelaku pasar.

Manfaat Kliring

Setelah mengenal definisi kliring dan lembaga yang terlibat, sekarang saatnya mengetahui manfaat dari transaksi ini. Apa saja keuntungannya? Yuk, kita lihat bersama!

  • Proses transfer dana lewat sistem layanan menjadi lebih praktis dan sesuai kebutuhan masyarakat.
  • Sistem pembayaran nasional menjadi lebih efektif dan efisien, sehingga mempermudah semua pihak yang terlibat, baik nasabah maupun lainnya.

Dengan menggunakan rekening pribadi atau perusahaan, nasabah bisa mengirimkan uang atau melakukan transaksi dalam jumlah besar berkat layanan yang semakin berkembang.

Proses Kliring

Proses yang sama juga berlaku untuk semua transaksi keuangan antara dua bank atau lebih, maupun lembaga lain. Baik menggunakan cek kertas maupun transfer elektronik, semua transaksi harus melalui proses kliring untuk direkonsiliasi. 

Lembaga kliring independen memfasilitasi proses ini guna memastikan keamanan sistem.

Dibandingkan dengan metode transfer lain, kliring umumnya membutuhkan waktu lebih lama, sekitar 2 hingga 3 hari. Hal ini karena bank harus terlebih dahulu memastikan saldo di rekening pengirim tersedia.

Waktu tersebut hanya berlaku pada hari kerja, Senin sampai Jumat. Jika transfer dilakukan pada hari Jumat, proses bisa tertunda karena adanya hari libur, sehingga pengecekan baru dilakukan hari Senin berikutnya.

Misalnya, jika transfer kliring dilakukan pada hari Senin, dana biasanya diterima penerima pada Rabu atau Kamis. Namun, jika dilakukan pada hari Jumat, uang mungkin baru sampai pada Selasa atau Rabu minggu berikutnya.

Jadi, metode kliring kurang cocok untuk kebutuhan pengiriman dana yang mendesak, seperti membayar belanja online atau tagihan cepat. 

Namun, jika mengirim uang dalam jumlah besar tanpa terburu-buru, kliring sangat berguna karena biaya transfernya sangat terjangkau, biasanya hanya antara Rp5 ribu hingga Rp15 ribu saja.

Jenis-jenis Kliring

Sebagai salah satu cara transfer, kliring ternyata punya beberapa jenis yang berbeda. Secara garis besar, ada tiga jenis kliring yang umum dikenal. Berikut penjelasannya:

Kliring Umum

Jenis ini biasanya digunakan untuk perhitungan warkat di dunia perbankan, dan pelaksanaannya diawasi langsung oleh Bank Indonesia sebagai otoritas yang berwenang.

Kliring Lokal

Pada kliring lokal, perhitungan warkat dilakukan antarbank dengan aturan yang berlaku berdasarkan ketentuan daerah masing-masing yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Kliring Antar Cabang

Jenis kliring ini khusus untuk bank yang berada di wilayah tertentu, di mana perhitungan utang-piutang surat berharga atau transfer uang dikumpulkan dari semua kantor cabang bank dalam daerah tersebut.

Sistem-sistem Kliring

Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

Dalam Bank Indonesia, sistem kliring terbagi menjadi dua jenis. Berikut penjelasannya:

a. Debet

Jika membutuhkan transfer debet, sistem kliring ini dapat dipakai. Sistem debet menggunakan warkat debet dari peserta yang terdaftar di wilayah terkait, biasanya berupa bilyet giro antar wilayah.

b. Kredit

Untuk kliring dengan sistem kredit, ada beberapa aturan khusus, yaitu:

  • Berlaku untuk nasabah di wilayah kliring yang melakukan transfer ke nasabah lain di seluruh Indonesia.
  • Proses transfer menggunakan mata uang rupiah dan Data Keuangan Elektronik (DKE).
  • Penanggung jawab Kliring Nasional (PKN) akan melaksanakan perhitungan LLG.

Sistem yang Terdapat dalam Warkat Kliring

Selain dua sistem kliring nasional tadi, ada juga sistem yang berlaku pada warkat kliring. Yuk, kita bahas!

a. Sistem Manual

Ini adalah sistem kliring lokal di mana setiap peserta melakukan proses kliring secara manual, mulai dari membuat bilyet saldo kliring sampai memilih warkat.

b. Sistem Semi Otomasi

Di sistem ini, perhitungan dan penyusunan bilyet saldo kliring masih dilakukan secara manual oleh masing-masing peserta.

c. Sistem Otomasi

Masih dalam kliring lokal, sistem otomasi ini mengerjakan perhitungan saldo kliring dan pemilahan warkat secara otomatis.

d. Sistem Kliring Elektronik

Sistem ini menjalankan proses perhitungan dan pembuatan bilyet saldo kliring secara penuh elektronik, termasuk penyampaian warkat dari peserta ke penyelenggara. 

Warkat kemudian dipilih secara otomatis dan hasil perhitungannya disesuaikan secara elektronik.

Mekanisme Kliring Manual

Dalam proses kliring manual, peserta harus melalui dua tahap utama, yaitu kliring penyerahan dan kliring pengembalian. 

Kedua tahapan ini wajib dijalankan sampai penyelenggara menyatakan kliring selesai dengan mengirimkan perwakilannya. Berikut penjelasannya:

Kliring Penyerahan

Tahap ini meliputi kegiatan di kantor peserta atau tempat kliring, di mana peserta menyerahkan warkat berupa warkat debet keluar dan warkat kredit keluar. 

Warkat debet keluar berasal dari nasabah bank untuk kepentingan rekeningnya sendiri, sedangkan warkat kredit keluar adalah warkat yang menjadi beban nasabah lain dan ditujukan ke rekening nasabah penyetor.

Kliring Pengembalian

Pada tahap ini, peserta menerima warkat berupa warkat debet masuk dan warkat kredit masuk. 

Warkat debet masuk dikumpulkan peserta sebagai beban bagi nasabah penerima, sedangkan warkat kredit masuk berasal dari peserta lain untuk keuntungan nasabah bank penerima.

Warkat Kliring

Dalam pembahasan ini, kita sering menemukan istilah warkat. Tapi, apakah kamu tahu dokumen apa saja yang termasuk dalam pembayaran non tunai? Berikut beberapa contoh warkat yang digunakan:

  • Nota Debet
  • Nota Kredit
  • Surat Bukti Penerimaan Transfer Bank (SBPT)
  • Wesel Bank Untuk Transfer (WBUT)
  • Bilyet Giro
  • Cek

Serta jenis warkat lain yang sudah disetujui oleh Bank Indonesia.

Contoh Kliring

Berikut adalah penjelasan mengenai cara kerja kliring dengan sebuah contoh nyata: Bayangkan seorang pedagang yang ingin membeli kontrak berjangka. 

Untuk memastikan transaksi berjalan lancar, diperlukan adanya margin awal sebagai jaminan bahwa transaksi tersebut akan berhasil. 

Lembaga kliring akan melakukan verifikasi dengan mengakses akun pedagang dan menahan margin tersebut agar tidak bisa digunakan untuk transaksi lain hingga proses selesai. 

Hal ini berfungsi untuk meminimalkan risiko dana dipakai untuk transaksi lain dan memastikan semua pihak memenuhi kesepakatan yang telah disepakati. Sebagai ilustrasi pencatatan jurnal akuntansi terkait kliring, perhatikan contoh berikut ini:

Pada 20 April 2021, terjadi transaksi antara Bank X dan Bank Y, yang keduanya beroperasi di Jakarta:

Transaksi 1:

Seorang nasabah Bank X, Ibu Yanti, melakukan penarikan cek sebesar Rp30 juta dan juga menyerahkan cek senilai Rp25 juta untuk dibayarkan kepada Pak Anto, nasabah dari Bank Y.

Transaksi 2:

Pada hari yang sama, Bank Y menerima bilyet giro dari Ibu Mira, nasabah giro Bank Y, untuk memperoleh pembayaran dari Pak Andi, nasabah giro Bank X, senilai Rp20 juta. 

Karena transaksi ini diselesaikan melalui metode kliring, maka setiap peserta harus mencatat transaksi tersebut secara akuntansi.

Berikut adalah rincian pencatatan jurnal di Bank Y:

Transaksi 1

Pencatatan kliring pertama:

Debit RAR Kliring sebesar Rp55.000.000 (gabungan Rp30 juta + Rp25 juta)

Pencatatan kliring kedua:

Kredit RAR Kliring sebesar Rp55.000.000

Debit Giro BI sebesar Rp55.000.000

Kredit Giro Anto sebesar Rp55.000.000

Transaksi 2

Pencatatan kliring pertama:

Debit Giro Mira sebesar Rp20.000.000

Kredit Giro BI sebesar Rp20.000.000

Sedangkan pencatatan jurnal di Bank X adalah sebagai berikut:

Transaksi 1

Pencatatan kliring kedua:

Debit Giro Yanti sebesar Rp55.000.000

Kredit Giro BI sebesar Rp55.000.000

Transaksi 2

Debit Giro Andi sebesar Rp20.000.000

Kredit Giro BI sebesar Rp20.000.000

Perbedaan Kliring dan RTGS

Sekarang kita sudah memahami metode kliring untuk transaksi, bukan? Namun, penting juga mengetahui perbedaan antara kliring dan RTGS. Jadi, apa itu RTGS?

RTGS atau Real Time Gross Settlement adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaiannya dilakukan secara langsung dan berkelanjutan selama jam kerja. 

Berbeda dengan kliring yang hanya menyelesaikan transfer pada waktu-waktu tertentu, yaitu pukul 10 pagi, 12 siang, 2 siang, dan 4 sore.

Secara umum, perbedaan utama antara kliring dan RTGS tidak terlalu banyak, tetapi yang paling mencolok ada pada waktu penyelesaian transfer dan biaya administrasinya.

Sebagai penutup, dengan memahami pengertian kliring, kita bisa melihat pentingnya sistem ini dalam menjaga kelancaran transaksi dan stabilitas keuangan sehari-hari.

Terkini

Olahraga Aman untuk Ibu Menyusui Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:07 WIB

Gym Membantu Tubuh dan Pikiran Lebih Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:06 WIB

Manfaat Seru Terjun Payung Untuk Tubuh Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:05 WIB

Manfaat Panjat Tebing Untuk Kesehatan Fisik Mental

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:04 WIB

Jalan Cepat Tingkatkan Tubuh dan Pikiran Sehat

Minggu, 07 September 2025 | 12:17:02 WIB