Prabowo Subianto Hibahkan Lahan 20.000 Hektare untuk Konservasi Gajah di Aceh Tengah

Jumat, 20 Juni 2025 | 13:20:25 WIB
Prabowo Subianto Hibahkan Lahan 20.000 Hektare untuk Konservasi Gajah di Aceh Tengah

JAKARTA — Sejumlah pejabat tinggi melakukan inspeksi terhadap lahan hibah seluas 20.000 hektare milik PT Tusam Hutani Lestari (THL) di Kampung Karang Ampar, Kecamatan Ketol, Kabupaten Aceh Tengah. Lahan yang berada di pedalaman Aceh, sekitar satu jam perjalanan darat dari Kota Takengon, ini diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto sebagai bagian dari Program Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan (Peusangan Elephant Conservation Initiative/PECI).

Kunjungan yang berlangsung ini dihadiri oleh Menteri Kehutanan RI Raja Juli Antoni, Gubernur Aceh Muzakkir Manaf, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jeremy, dan Anggota Komisi IV DPR RI TA Khalid. Kegiatan ini menjadi momen penting dalam memperkuat kolaborasi dan pengawasan program konservasi gajah Sumatera yang semakin mendesak perlindungannya.

PECI: Program Kolaborasi Konservasi Gajah

PECI merupakan program inisiatif bersama yang melibatkan Kementerian Kehutanan, Pemerintah Inggris, WWF-Indonesia, dan sektor swasta. Program ini dirancang untuk menciptakan koridor satwa liar yang aman, mengurangi konflik antara manusia dan gajah, serta menjaga habitat penting bagi populasi gajah Sumatera yang terancam.

Gubernur Aceh, Muzakkir Manaf, yang akrab dipanggil Mualem, menegaskan dukungannya terhadap inisiatif ini. “Saya mendukung penuh kebijakan Presiden Prabowo bekerja sama dengan Pemerintah Inggris dalam membangun kawasan konservasi gajah di Kabupaten Aceh Tengah. Ini sejalan dengan aspirasi rakyat Aceh,” tegasnya.

Dukungan serupa disampaikan oleh Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Dominic Jeremy. Ia menegaskan komitmen negaranya dalam membantu Indonesia, khususnya Aceh, untuk menyelesaikan konflik antara manusia dan gajah yang selama ini menjadi persoalan serius.

“Kami mau berkolaborasi dengan warga Aceh dengan dua tujuan, yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat dan melestarikan gajah serta lingkungan hidup,” ujar Dominic. Ia optimis, jika kawasan konservasi berjalan lancar, gajah tidak lagi akan merusak kebun atau masuk ke perkampungan, sehingga aktivitas pertanian masyarakat dapat berlangsung tanpa gangguan.

Konflik Gajah dan Manusia: Tantangan yang Terus Berlanjut

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkapkan bahwa konflik antara gajah dan manusia sudah berlangsung selama belasan tahun dan menjadi salah satu isu utama yang harus segera ditangani. Dalam diskusi dengan masyarakat setempat, Raja Juli menekankan komitmen Presiden Prabowo untuk mengatasi masalah ini di berbagai wilayah di Indonesia.

“Presiden Prabowo sangat serius menyelesaikan masalah ini, salah satunya terlihat dari lahan yang dihibahkan untuk konservasi gajah ini,” ujarnya. Raja Juli juga mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian hutan.

“Kalau hutan terus kita tebang hingga makanan mereka habis, pastinya mereka akan pergi ke tempat manusia,” tambah politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini, mengingatkan tentang pentingnya peran masyarakat dalam menjaga siklus pasokan pakan gajah.

Peran Lahan Hibah dalam Perlindungan Gajah Sumatera

Lahan hibah dari Presiden Prabowo yang berlokasi di wilayah terpencil Aceh Tengah ini sangat strategis untuk menjadi kawasan konservasi yang luas dan terlindungi. Area 20.000 hektare tersebut tidak hanya berfungsi sebagai habitat gajah, tetapi juga sebagai koridor hijau yang menghubungkan populasi gajah di berbagai wilayah sehingga mencegah fragmentasi habitat yang dapat membahayakan kelangsungan hidup spesies ini.

Keberadaan koridor ini juga diharapkan dapat meminimalisir interaksi negatif antara manusia dan gajah yang selama ini kerap menyebabkan kerusakan lahan pertanian dan konflik sosial. Dengan habitat yang cukup dan terlindungi, gajah-gajah dapat hidup secara alami tanpa harus memasuki pemukiman warga.

Harapan dan Tantangan ke Depan

Program PECI yang mendapat dukungan dari berbagai pihak ini membawa harapan besar untuk konservasi gajah Sumatera yang kini semakin terancam akibat perusakan habitat dan konflik manusia-satwa. Kolaborasi antarinstansi pemerintah, lembaga internasional, dan masyarakat lokal menjadi kunci keberhasilan program ini.

Gubernur Muzakkir menekankan, “Konservasi ini tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi harus melibatkan seluruh elemen masyarakat Aceh untuk menjaga kelestarian alam dan satwa langka ini.”

Sementara itu, dukungan dari Pemerintah Inggris melalui Duta Besar Dominic Jeremy mempertegas adanya sinergi internasional dalam upaya perlindungan lingkungan dan satwa liar yang sangat dibutuhkan di era globalisasi ini.

Menteri Kehutanan Raja Juli menambahkan bahwa keberhasilan konservasi juga tergantung pada kesadaran masyarakat dalam mengelola sumber daya alam secara bijak. “Tanpa dukungan dan partisipasi aktif masyarakat, program konservasi tidak akan berhasil,” ujarnya.

Lahan hibah dari Presiden Prabowo Subianto untuk konservasi gajah di Aceh Tengah menjadi tonggak penting dalam upaya perlindungan satwa langka di Indonesia. Dengan dukungan penuh pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta lembaga internasional, diharapkan konflik antara manusia dan gajah dapat ditekan dan populasi gajah Sumatera bisa terus lestari.

Langkah konkret seperti ini juga memperlihatkan bagaimana kolaborasi multisektor mampu memberikan solusi nyata dalam menjaga keanekaragaman hayati sekaligus mendukung kesejahteraan masyarakat setempat.

Terkini

Danantara Jadi Pilar Strategis Kemandirian Fiskal Indonesia

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:22 WIB

Hutama Karya Rayakan Harhubnas Dengan Jembatan Ikonik

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:21 WIB

Jasa Marga Tingkatkan Layanan Tol Cipularang Padaleunyi

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:19 WIB

Waskita Karya Garap Proyek Budidaya Ikan Nila

Rabu, 10 September 2025 | 18:30:17 WIB