OJK Laporan Piutang Pembiayaan Tumbuh 6,04 Persen pada Januari 2025, Didominasi Pembiayaan Investasi

Rabu, 05 Maret 2025 | 11:08:47 WIB
OJK Laporan Piutang Pembiayaan Tumbuh 6,04 Persen pada Januari 2025, Didominasi Pembiayaan Investasi

JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan (PP) tercatat tumbuh sebesar 6,04 persen pada Januari 2025 dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/yoy), mencapai angka Rp504,33 triliun. Pencapaian ini mencerminkan tren positif dalam sektor pembiayaan yang didorong oleh pembiayaan investasi yang meningkat cukup signifikan.

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK, Agusman, dalam konferensi pers yang diadakan di Jakarta pada Selasa (4/3), menyampaikan bahwa pertumbuhan ini terjadi berkat peningkatan pembiayaan investasi yang tercatat naik sebesar 10,77 persen yoy.

"Piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan tumbuh sebesar 6,04 persen yoy pada Januari 2025 menjadi Rp504,33 triliun, didukung oleh pembiayaan investasi yang meningkat sebesar 10,77 persen yoy," kata Agusman. Ia juga menekankan bahwa meskipun ada peningkatan, profil risiko perusahaan pembiayaan tetap terjaga dengan baik.

Stabilitas Profil Risiko Pembiayaan Terjaga

Tingkat risiko yang tercermin dalam rasio pembiayaan macet atau Non-Performing Financing (NPF) juga menunjukkan stabilitas yang menggembirakan. NPF gross (rasio pembiayaan macet secara bruto) tercatat sebesar 2,96 persen, sedangkan NPF net (setelah dikurangi cadangan kerugian) tercatat 0,93 persen. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada peningkatan dalam jumlah pembiayaan, kualitas aset perusahaan pembiayaan tetap terjaga dengan baik.

Selain itu, rasio utang terhadap ekuitas perusahaan pembiayaan atau yang dikenal dengan gearing ratio mengalami penurunan menjadi 2,21 kali per Januari 2025, dibandingkan dengan 2,31 kali pada Desember 2024. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan pembiayaan masih memiliki struktur modal yang sehat dan berada jauh di bawah batas maksimum yang diizinkan oleh regulasi, yaitu 10 kali.

Pertumbuhan Pembiayaan Modal Ventura dan Industri Fintech

Agusman juga menjelaskan bahwa pembiayaan di sektor modal ventura mengalami kontraksi sebesar 3,58 persen yoy pada Januari 2025. Meskipun demikian, angka kontraksi ini menunjukkan perbaikan dibandingkan dengan kondisi Desember 2024 yang tercatat lebih dalam, yakni 8,65 persen yoy. Pembiayaan modal ventura tercatat mencapai Rp15,81 triliun pada Januari 2025. Meski sektor ini menunjukkan penurunan, ada indikasi bahwa kinerja industri modal ventura mulai membaik.

Di sisi lain, industri fintech, terutama sektor peer-to-peer (P2P) lending, menunjukkan performa yang luar biasa dengan peningkatan pembiayaan yang signifikan. Outstanding pembiayaan pada sektor fintech P2P lending tercatat tumbuh 29,94 persen yoy pada Januari 2025, dengan total pembiayaan mencapai Rp78,50 triliun. Ini menjadi salah satu sektor dengan pertumbuhan tercepat di industri jasa keuangan, mencerminkan tingginya permintaan untuk pinjaman daring di masyarakat.

“Industri fintech P2P lending menunjukkan kinerja yang luar biasa, dengan pembiayaan yang tumbuh 29,94 persen yoy menjadi Rp78,50 triliun pada Januari 2025,” tambah Agusman. Selain itu, tingkat risiko kredit macet dalam industri ini, yang diukur dengan indikator TWP90 (Tingkat Wanprestasi 90 hari), tetap terjaga di level yang stabil sebesar 2,52 persen, meskipun sedikit membaik dibandingkan dengan Desember 2024 yang tercatat 2,60 persen.

Pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) Meningkat Signifikan

Selain itu, OJK juga melaporkan bahwa pembiayaan melalui model Buy Now Pay Later (BNPL) mengalami lonjakan yang signifikan. Pada Januari 2025, pembiayaan BNPL tercatat meningkat 41,9 persen yoy, naik dari 37,6 persen yoy pada Desember 2024, dengan total nominal pembiayaan sebesar Rp7,12 triliun. Meskipun angka ini menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat, OJK juga mencatat bahwa tingkat pembiayaan macet (NPF gross) di sektor BNPL tercatat sebesar 3,37 persen.

Kinerja Koperasi Sektor Jasa Keuangan yang Dialihkan ke OJK

Sektor koperasi yang bergerak di bidang jasa keuangan atau koperasi open loop juga mencatatkan perkembangan yang signifikan. OJK baru-baru ini mengambil alih pengawasan terhadap 21 koperasi di sektor ini, dengan total nilai aset yang mencapai Rp339,12 miliar. Pembiayaan yang telah disalurkan oleh koperasi-koperasi tersebut tercatat sebesar Rp209,77 miliar. Agusman menegaskan bahwa OJK terus memantau dan memastikan koperasi-koperasi ini menjalankan operasionalnya dengan prinsip kehati-hatian.

“Kami telah mengambil alih pengaturan dan pengawasan terhadap 21 koperasi sektor jasa keuangan, dengan nilai aset yang mencapai Rp339,12 miliar dan pembiayaan yang telah disalurkan sebesar Rp209,77 miliar,” ujar Agusman. Di samping itu, OJK juga memberikan perhatian khusus terhadap tiga koperasi open loop yang belum memiliki izin resmi dari OJK. Untuk koperasi-koperasi ini, OJK telah mengirimkan surat pemberitahuan perpanjangan proses pengajuan izin usaha sebagai lembaga jasa keuangan (LJK).

Penutup dan Prospek Ke Depan

Secara keseluruhan, meskipun ada beberapa sektor yang mengalami kontraksi, sektor pembiayaan Indonesia menunjukkan tren yang positif dengan berbagai subsektor yang terus tumbuh. Baik itu sektor pembiayaan investasi, fintech P2P lending, atau BNPL, semuanya menunjukkan angka pertumbuhan yang signifikan, meskipun masih ada tantangan dalam menjaga kualitas aset dan risiko pembiayaan macet.

OJK terus memantau perkembangan sektor pembiayaan dan berkomitmen untuk menjaga stabilitas sektor jasa keuangan secara keseluruhan. Dengan peran yang semakin penting dari fintech dan koperasi, serta peningkatan kesadaran akan risiko kredit, OJK berharap sektor pembiayaan Indonesia akan semakin berkembang dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Melalui pengawasan yang ketat dan kebijakan yang tepat, OJK bertujuan untuk menjaga sektor pembiayaan agar tetap stabil dan dapat mendukung perekonomian Indonesia dalam jangka panjang.

Terkini

Sejarah Hari Radio Nasional 11 September di Indonesia

Kamis, 11 September 2025 | 12:07:40 WIB

17 Serum Hanasui yang Bikin Kulit Glowing

Kamis, 11 September 2025 | 12:07:39 WIB

8 Sunscreen dengan Tone Up Pilihan untuk Kulit Cerah

Kamis, 11 September 2025 | 12:07:36 WIB

Scarlett Luncurkan Parfum Baru Pistachio Crush dan Tea Amor

Kamis, 11 September 2025 | 12:07:28 WIB