Indonesia Percepat Pembangunan Kilang Minyak Raksasa, Fokus Produksi 1 Juta Barel per Hari untuk Tekan Impor

Kamis, 13 Maret 2025 | 10:07:20 WIB
Indonesia Percepat Pembangunan Kilang Minyak Raksasa, Fokus Produksi 1 Juta Barel per Hari untuk Tekan Impor

JAKARTA - Pemerintah Indonesia, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, kini menerapkan langkah serius dalam memperkuat ketahanan energi nasional. Dengan ambisi besar, pemerintah merencanakan pembangunan kilang minyak raksasa yang mampu memproduksi hingga 1 juta barel per hari (bph). Keputusan ini diambil untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor minyak mentah dan meningkatkan kemandirian energi Indonesia.

Pengumuman mengenai rencana tersebut dikemukakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, setelah menghadiri Rapat Terbatas mengenai hilirisasi yang dipimpin oleh Presiden Prabowo di Istana Negara. Dalam rapat tersebut, beberapa keputusan penting dicapai guna memastikan pembangunan kilang minyak ini dapat terlaksana dengan optimal.

Perubahan Rencana Kapasitas Kilang

Menurut Bahlil, salah satu keputusan penting adalah perubahan kapasitas kilang dari rencana awal 500 ribu bph menjadi 1 juta bph. "Salah satu yang kami bahas adalah fokus pada refinery yang tadinya kita akan bangun kurang lebih sekitar 500 ribu barel karena kita impor sekitar 1 juta barel per day. Tadi ada terjadi perubahan akan kita bangun nanti 1 juta barel akan kita bangun di beberapa tempat," ujar Bahlil, Selasa (11/3/2025).

Bahlil menjelaskan bahwa pembangunan kilang baru ini tak hanya berfokus pada satu lokasi. Pemerintah berencana mendirikan fasilitas di beberapa daerah strategis seperti Pulau Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Keputusan untuk mendistribusikan lokasi pembangunan kilang ini diharapkan dapat memaksimalkan efisiensi produksi dan distribusi bahan bakar di seluruh wilayah Indonesia.

Pembangunan Oil Storage dan Kompleks Petrochemical

Selain pembangunan kilang, pemerintah juga merencanakan pengembangan fasilitas penyimpanan minyak dengan kapasitas yang sama besar, yaitu 1 juta barel per hari. Fasilitas ini akan memperkuat kemampuan Indonesia dalam menyimpan cadangan energi dan menjaga stabilitas pasokan minyak dalam negeri.

Kilang minyak ini nantinya akan dikembangkan menjadi kompleks petrokimia yang terintegrasi. Menurut Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, "Ini yang lebih efisien itu ya tentu. Ini bukan hanya kilang tapi ini adalah petrochemical complex. Jadi bisa berbagai macam produk dihasilkan dari kilang tersebut," ujarnya. Kompleks petrokimia tersebut diharapkan mampu memproduksi berbagai produk turunan yang memiliki nilai tambah tinggi, seperti bahan baku untuk industri plastik dan kimia.

Peningkatan Lifting Minyak dan Eksplorasi

Sementara itu, Yuliot juga menegaskan bahwa rencana pembangunan kilang ini bersamaan dengan usaha meningkatkan lifting minyak nasional. "Jadi dengan adanya percepatan eksplorasi itu justru ini akan menambah produksi dalam negeri dan juga kita akan melakukan ya kira-kira bagaimana proses tender lelang untuk wilayah kerja baru bisa dilakukan," katanya.

Kegiatan eksplorasi minyak dan gas secara masif diharapkan dapat meningkatkan produksi dalam negeri, sehingga mendukung operasional kilang yang berkapasitas besar tersebut. Ini juga merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan investasi di sektor energi, dengan menawarkan wilayah kerja baru kepada investor potensial melalui proses tender yang transparan.

Mengurangi Ketergantungan Impor

Dengan adanya proyek pembangunan kilang raksasa ini, diharapkan dapat menekan angka impor minyak mentah yang selama ini menjadi salah satu tantangan besar bagi perekonomian Indonesia. Pemerintah menargetkan, peningkatan kapasitas kilang hingga 1 juta bph ini akan memberikan dampak signifikan dalam jangka panjang terhadap ketahanan energi nasional.

Bahlil menambahkan, "Di samping itu kita juga akan langsung melakukan pembangunan DME sebagai substitusi dari LPG. ini akan kita lakukan di samping hilirisasi di sektor perikanan perhutanan perkebunan," tuturnya. Program dimethyl ether (DME) ini juga bertujuan untuk mengurangi kebutuhan impor LPG, dengan memanfaatkan sumber daya alam lokal untuk menghasilkan energi alternatif.

Langkah Menuju Ketahanan Energi

Rencana ambisius ini mencerminkan komitmen kuat pemerintah dalam mencapai kemandirian energi serta memperkuat perekonomian nasional. Pemerintah berharap dengan adanya kilang minyak yang terintegrasi dan modern ini, Indonesia dapat mencapai ketahanan energi yang lebih baik, menekan impor, dan meningkatkan daya saing industri petrokimia di pasar regional serta global.

Sebagai penutup, program pembangunan kilang minyak dengan kapasitas terbesar ini merupakan bagian dari visi besar pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai pemain utama dalam industri energi dunia. Semua pihak terkait diharapkan dapat berperan aktif dalam mewujudkan visi tersebut demi kesejahteraan dan kemajuan bangsa.

Terkini