JAKARTA - Proyek Tol Cileunyi–Sumedang–Dawuan (Cisumdawu) yang sedang berlangsung saat ini menghadirkan tantangan baru bagi warga Desa Cihamerang, Kecamatan Rancakalong. Salah satu dampaknya adalah terganggunya lahan pertanian milik warga akibat saluran air yang tersumbat oleh material dari proyek tersebut. Atas permasalahan ini, Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munir, menegaskan komitmennya untuk mencari solusi cepat dan tepat guna mengatasi masalah ini, demi menjaga kelangsungan mata pencaharian para petani setempat.
Pada Sabtu, 8 Maret, Bupati Dony bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Sumedang, Tuti Ruswati, serta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah, melakukan peninjauan langsung ke lokasi lahan pertanian di Desa Cihamerang yang terdampak proyek tersebut. Hasil peninjauan menunjukkan bahwa sekitar sembilan hektare sawah warga mengalami gangguan serius. Penyebab utamanya adalah saluran air yang tersumbat oleh disposal proyek tol, yang membentuk bendung dan menggenangi lahan pertanian.
Bupati Dony menyatakan, “Kami akan terus mengupayakan solusi cepat,” ujarnya dalam keterangan pada Selasa, 11 Maret. Kondisi ini memang sangat mengkhawatirkan, karena jika dibiarkan, dikhawatirkan dapat semakin parah dan berpotensi menyebabkan kerugian yang lebih besar bagi para petani.
Langkah pertama yang diambil oleh Dony adalah melakukan pengeringan lahan. “Pengeringan harus segera dilakukan agar sawah dapat kembali ke fungsi semulanya. Jika dibiarkan, lahan ini berpotensi mengalami kerusakan lebih parah yang bisa mengakibatkan jebolnya bendung yang terbentuk,” jelasnya.
Menyulap Tantangan Menjadi Kesempatan
Dalam upaya menangani masalah ini, pemerintah Kabupaten Sumedang tidak hanya berfokus pada penanganan darurat, tetapi juga mencari solusi jangka panjang yang berkelanjutan. Salah satu upaya yang sedang diupayakan adalah bekerja sama dengan kontraktor pelaksana proyek tol untuk bersama-sama mencari solusi terbaik mengatasi penyumbatan saluran air. Diharapkan melalui kolaborasi ini, masalah dapat ditangani lebih efektif dan efisien.
“Sinergi antara pemerintah daerah dan pihak kontraktor sangat penting agar kita dapat menemukan solusi yang paling efektif dan cepat. Kepentingan masyarakat harus jadi prioritas utama,” tegas Dony.
Skema Dukungan bagi Petani Terdampak
Selain upaya teknis, Pemkab Sumedang juga berencana untuk memberikan dukungan kepada petani yang lahannya terdampak. Dukungan ini mencakup pemberian bantuan bibit dan pupuk bagi petani sebagai kompensasi atas kerugian yang dialami, serta pelatihan pertanian kepada petani agar dapat mengoptimalkan hasil panen setelah masalah ini teratasi.
Sekda Tuti Ruswati menambahkan, “Dengan adanya bantuan ini, kami berharap para petani dapat segera bangkit dan melanjutkan aktivitas pertaniannya tanpa harus khawatir akan dampak jangka panjang dari proyek tol ini.”
Komitmen Pemerintah Daerah
Pemerintah Kabupaten Sumedang tetap berkomitmen untuk memantau perkembangan situasi dan melakukan evaluasi secara berkala terhadap dampak proyek Tol Cisumdawu terhadap lingkungan sekitar. Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa solusi yang diambil memberikan hasil sesuai harapan dan mencegah terjadinya kerusakan lebih lanjut.
Dony juga mengimbau masyarakat, khususnya para petani di Desa Cihamerang, untuk tetap tenang dan bersabar. “Kami paham bahwa proyek ini memang membawa dampak bagi masyarakat. Namun, kami juga ingin masyarakat memahami bahwa proyek ini juga memiliki tujuan jangka panjang yang akan menguntungkan Sumedang. Oleh karena itu, mari kita hadapi tantangan ini bersama-sama.”
Harapan Kedepan
Keberhasilan penanganan dampak proyek Tol Cisumdawu di Desa Cihamerang tidak hanya diharapkan mampu memulihkan lahan pertanian yang terdampak namun juga menjadi contoh penanganan proyek infrastruktur yang responsif terhadap lingkungan di daerah lain. Dony optimis bahwa semua tantangan ini dapat diatasi dengan baik melalui kerja sama yang kuat antara pemerintah, pihak kontraktor, dan masyarakat.
Pada akhirnya, proyek ini membawa harapan akan peningkatan aksesibilitas dan pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumedang. Namun, keberlanjutan dan dampak sosial dari proyek harus selalu menjadi perhatian utama demi tercapainya keseimbangan antara pembangunan infrastruktur dan kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat setempat.