JAKARTA - Fenomena banjir bukan lagi hal asing bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Batanghari, terutama di Desa Jati Belarik, Sumay, Kabupaten Tebo. Namun, banjir yang terjadi pada Minggu (9/3/2025) membuka peluang usaha baru bagi warga sekitar. Memanfaatkan alat transportasi sederhana berupa rakit, warga desa setempat kini menyediakan jasa penyeberangan sepeda motor dengan tarif yang ditetapkan Rp10 ribu untuk menempuh jarak lebih dari 1 kilometer melintasi genangan air.
Sungai Batanghari, sebagai sungai terbesar di Jambi, kerap kali meluap terutama saat curah hujan tinggi. Dampaknya adalah banjir yang menggenangi beberapa kawasan permukiman dan akses jalan, termasuk di Desa Jati Belarik. Banjir kali ini menyulitkan warga yang ingin melewati jalan tersebut dengan kendaraan roda dua mereka.
Di tengah situasi tersebut, ide kreatif dari para warga muncul. Menggunakan rakit sederhana yang terbuat dari bahan-bahan alami serta beberapa bahan tambahan untuk memperkuat struktur, mereka menawarkan solusi bagi para pengendara sepeda motor yang terkendala banjir. Muhammad Asrul, salah seorang penyedia jasa penyeberangan, mengungkapkan motivasi di balik usahanya ini.
"Kami melihat ini sebagai kesempatan untuk membantu sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan. Banyak sekali pengendara motor yang bingung mencari jalan alternatif," jelas Asrul ketika diwawancarai di lokasi penyeberangan. "Dengan adanya jasa ini, mereka bisa tetap melanjutkan perjalanan tanpa khawatir motornya rusak karena terendam air."
Kesempatan Melihat Cuaca yang Tak Menentu
Dengan adanya perubahan iklim, desa-desa yang berada di bantaran Sungai Batanghari semakin sering menghadapi banjir musiman. Kendati situasi ini telah menjadi bagian dari kehidupan mereka, tetap saja, banjir menghadirkan tantangan tersendiri. Melihat kenyataan ini, warga Desa Jati Belarik berupaya beradaptasi dan memanfaatkan situasi sebagai sumber penghidupan.
Alih-alih menyerah pada keadaan, mereka berpikir kreatif dengan menjadikan banjir sebagai kesempatan ekonomis. Keberadaan penyeberangan rakit tidak hanya membantu para pengguna jalan, tetapi juga memberikan peluang kerja bagi warga setempat yang terlibat dalam operasional jasa penyeberangan ini.
"Ini adalah hal yang tidak pernah kami bayangkan sebelumnya," kata Siti Hajar, salah satu warga desa yang terlibat dalam usaha penyeberangan tersebut. "Kami berusaha mengurangi beban mereka yang terjebak banjir, dan ternyata juga menguntungkan kami."
Tantangan dan Keselamatan di Atas Air
Namun, usaha ini tidak terlepas dari tantangan. Kondisi sungai yang tidak menentu serta arus yang deras menjadi kendala tersendiri. Keselamatan pengendara dan operator rakit menjadi prioritas utama. Untuk itu, prosedur keselamatan diterapkan secara ketat, termasuk memastikan muatan rakit tidak melebihi kapasitas dan memperhatikan situasi terkini kondisi air.
Kartono, salah seorang pengendara yang menggunakan jasa penyeberangan rakit ini, menyatakan pengalamannya dengan antusias. "Awalnya saya ragu, tapi ternyata ini sangat membantu. Rakitan cukup kuat dan operator pun memastikan kami aman selama perjalanan," ungkap dia. "Saya sangat berterima kasih kepada warga yang sudah menyediakan solusi ini."
Peluang dan Harapan Masa Depan
Dengan prediksi cuaca yang masih fluktuatif, jasa penyeberangan ini mendapat tanggapan positif dari banyak pihak. Pemerintah Kabupaten Tebo sendiri menyambut baik inisiatif warga dan berencana untuk memberikan dukungan, baik dari segi pelatihan maupun peralatan, agar usaha ini dapat berjalan lebih tertata dan nyaman.
"Kami mengapresiasi kreativitas warga Desa Jati Belarik. Dalam waktu dekat, kami berencana untuk melakukan pelatihan keselamatan dan manajemen transportasi air bagi para operator," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tebo, Ardiansyah, kepada wartawan.
Ke depan, diharapkan jasa penyeberangan rakit ini tidak hanya menjadi solusi temporer saat banjir, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi usaha berkelanjutan yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Apalagi, ketahanan warga dalam menghadapi tantangan alam menjadi cermin semangat komunitas yang adaptif dan inovatif.
Fenomena banjir di Tebo yang terjadi pada tahun 2025 ini membuktikan bahwa di balik tantangan, selalu ada peluang yang bisa dimanfaatkan. Dengan memanfaatkan rakit dan kreativitas, warga Desa Jati Belarik tidak hanya menyelamatkan roda dua dari kerusakan akibat banjir, tetapi juga membuka sumber pendapatan baru di tengah situasi yang sulit.
Dengan langkah tepat dan dukungan berkelanjutan, jasa penyeberangan ini tidak hanya menjadi solusi darurat, tetapi juga berkembang menjadi usaha yang mampu meningkatkan perekonomian desa. Ada harapan besar bahwa komunitas ini dapat terus berinovasi dan mengelola tantangan dengan cara yang menguntungkan bagi semua pihak.