JAKARTA - Industri otomotif kini tengah menghadapi tantangan baru, terutama di segmen mobil listrik. PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), salah satu pemain utama di pasar otomotif Tanah Air, mengungkapkan penyebab utama anjloknya harga jual kembali mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di pasar mobil bekas. Di saat transisi menuju kendaraan ramah lingkungan ini semakin kuat, memahami dinamika harga mobil bekas menjadi sangat penting.
Faktor Anjloknya Harga Mobil Listrik Bekas
Chief Operating Officer (COO) HMID, Fransiscus Soerjopranoto, menyoroti salah satu penyebab utama penurunan harga adalah ketiadaan standar acuan harga untuk mobil listrik bekas. "Harga mobil bekas EV turun dikarenakan pedagang mobil bekas belum memiliki pengalaman atau acuan harga mobil EV bekas. Hal ini juga terjadi di pasar mobil ICE, apabila brand-nya masih baru diperkenalkan, maka situasi yang sama akan terjadi," jelas Frans kepada Bisnis, Selasa (25/2/2025).
Ketiadaan acuan membuat para dealer dan pedagang mobil bekas berhati-hati dan konservatif dalam memberi harga, menyebabkan harga BEV bekas cenderung lebih fluktuatif dan tertekan dibandingkan dengan mobil bermesin pembakaran internal (Internal Combustion Engine/ICE) yang sudah lebih mapan. Ini juga diperparah oleh kekhawatiran tentang depresiasi baterai, yang merupakan komponen utama dan mahal dari mobil listrik.
Strategi Hyundai untuk Menjaga Harga Mobil Listrik Bekas
Meskipun demikian, harga jual kembali produk BEV milik Hyundai, terutama model populer seperti Hyundai Ioniq 5, relatif terjaga. "Saat ini, harga jual Hyundai EV masih terjaga dengan baik. Sebagai contoh, Ioniq 5 masih banyak dipertimbangkan oleh konsumen yang enggan membeli mobil baru EV, mereka banyak mempertimbangkan Ioniq 5 second karena faktor kenyamanan berkendara dan juga status mereka," lanjut Fransiscus.
Mengacu pada laman resmi Hyundai per Februari 2025, Ioniq 5 dipasarkan dengan kisaran harga Rp719,9 juta hingga Rp911,2 juta tergantung varian. Namun, harga di pasar mobil bekas menunjukkan penurunan yang signifikan. Sebagai contoh, Hyundai Ioniq 5 2023 varian Signature Long Range dapat ditemukan di situs jual-beli seperti OLX.id dengan harga berkisar antara Rp505 juta hingga Rp558 juta. Penurunan harga ini, meski sudah diantisipasi, tetap menjadi tantangan bagi produsen dan konsumen.
Untuk memitigasi efek ini, Hyundai memperkenalkan berbagai strategi, salah satunya adalah layanan tukar tambah. "Hyundai melalui jaringan diler lebih dari 100 outlet, berusaha memberikan layanan terbaiknya mulai dari pembelian kendaraan baru, purna-jual, dan trade-in atau tukar tambah. Tidak hanya itu, kami juga terus mengembangkan ekosistem untuk mobil EV seperti ketersediaan charging station," ungkap Fransiscus.
Perkembangan Pasar dan Penjualan Hyundai di Indonesia
Di tengah tantangan harga mobil bekas, Hyundai terus menunjukkan performa penjualan yang baik. Data dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa Hyundai mencatatkan penjualan mobil secara wholesales sebanyak 2.308 unit pada Januari 2025, meningkat 25,9% dari bulan sebelumnya. Sementara itu, penjualan ritel dari diler ke konsumen mencapai 2.001 unit, atau naik 28,8% dibandingkan Desember 2024.
Peningkatan ini menandakan bahwa meskipun ada tantangan dalam harga mobil bekas, permintaan mobil baru, terutama EV, tetap kuat. Hal ini sejalan dengan tren global menuju kendaraan yang lebih ramah lingkungan dan efisien energi.
Kolaborasi dan Solusi untuk Mengatasi Penurunan Harga
Lebih lanjut, mengatasi dilema harga mobil listrik bekas tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab satu pihak. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, produsen, dan dealer dalam membentuk ekosistem yang mendukung kendaraan listrik. Pelatihan dan edukasi bagi dealer tentang kendaraan listrik, serta pengembangan infrastruktur pendukung seperti jaringan charging station yang lebih luas, menjadi penting untuk meningkatkan kepercayaan pasar.
Selain itu, pemerintah diharapkan dapat memberikan insentif atau regulasi yang mendukung pasar mobil listrik bekas sehingga dapat membantu menstabilkan harga. Kombinasi kebijakan yang tepat dan strategi bisnis oleh produsen seperti Hyundai dapat menjadi kunci dalam menjaga kelangsungan dan pertumbuhan pasar mobil listrik di Indonesia.