JAKARTA - Kanker terus menjadi salah satu ancaman kesehatan utama di Indonesia, dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memperkirakan bahwa sekitar 1 juta warga Indonesia saat ini mengidap penyakit tersebut. Lebih mencemaskan lagi, angka kematian akibat kanker di Indonesia mencapai 60 persen dari jumlah penderita. Hal ini menjadi perhatian serius bagi berbagai pihak terkait, mengingat dampaknya yang signifikan terhadap beban perawatan kesehatan nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam sebuah konferensi pers yang digelar di Jakarta pada hari Senin, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Dr. Maxi Rein Rondonuwu, menyampaikan bahwa jumlah penderita kanker di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. "Kita dihadapkan pada tantangan besar dengan peningkatan jumlah kasus kanker di Indonesia. Diperkirakan sekitar 1 juta orang di Indonesia tengah berjuang melawan kanker, dan ini sejalan dengan tren global di mana angka kasus terus bertambah," ujarnya.
Faktor Risiko dan Tingginya Angka Kematian
Dr. Maxi menjelaskan bahwa tingginya angka kematian akibat kanker di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk keterlambatan dalam diagnosis, serta akses yang terbatas terhadap fasilitas kesehatan yang memadai, terutama di daerah terpencil. Keterlambatan ini seringkali membuat kanker ditemukan dalam stadium lanjut, di mana pengobatan menjadi lebih rumit dan peluang kesembuhannya menurun.
"Pemahaman masyarakat tentang gejala awal kanker dan pentingnya deteksi dini masih rendah. Banyak pasien yang datang ke fasilitas kesehatan ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut, yang tentu mengurangi efektivitas pengobatan," tambah Dr. Maxi.
Beberapa jenis kanker yang paling umum dijumpai di Indonesia antara lain kanker payudara, kanker leher rahim, kanker paru-paru, kanker hati, dan kanker kolorektal. Faktor risiko seperti pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, konsumsi alkohol dan rokok, serta paparan terhadap polutan lingkungan turut berkontribusi terhadap tingginya kasus kanker.
Upaya Pemerintah dalam Melawan Kanker
Untuk menangani permasalahan ini, pemerintah melalui Kemenkes telah menginisiasi beberapa program yang bertujuan meningkatkan deteksi dini dan pengobatan kanker. Program ini mencakup kampanye edukasi kesehatan, pemeriksaan kanker gratis, dan peningkatan akses ke perawatan kanker yang terjangkau.
"Dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan pencegahan kanker, kami berharap dapat mengurangi jumlah kasus dan menurunkan angka kematian akibat penyakit ini. Kami juga bekerja sama dengan berbagai organisasi kesehatan untuk memperluas akses layanan kesehatan hingga ke pelosok negeri," jelas Dr. Maxi.
Selain itu, Kemenkes juga berupaya meningkatkan kapasitas dan kualitas layanan kesehatan dengan menambah jumlah pusat kanker serta menyediakan pelatihan bagi tenaga medis. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih baik dan mengurangi waktu tunggu pasien untuk mendapatkan perawatan.
Peran Serta Masyarakat dalam Menanggulangi Kanker
Di luar upaya pemerintah, Dr. Maxi menegaskan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam memerangi kanker. Ia mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat, termasuk mengonsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.
"Kita harus mulai dari diri kita sendiri. Dengan mengadopsi gaya hidup sehat, kita tidak hanya melindungi diri kita sendiri tetapi juga mengurangi risiko terkena kanker," katanya.
Kolaborasi dengan Institusi Internasional
Sebagai bagian dari strategi nasional penanggulangan kanker, Kemenkes juga berkolaborasi dengan institusi kesehatan internasional untuk mendapatkan dukungan dan berbagi pengetahuan dalam penanganan kanker.
"Kami terus menjalin kerja sama dengan negara-negara lain dan organisasi kesehatan internasional untuk memanfaatkan teknologi baru dalam diagnosis dan pengobatan kanker. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Indonesia dan memastikan pasien mendapatkan perawatan yang terbaik," imbuh Dr. Maxi.