BYD Catat Pertumbuhan Ekspor Pesat Sepanjang 2025

Senin, 08 September 2025 | 09:11:15 WIB
BYD Catat Pertumbuhan Ekspor Pesat Sepanjang 2025

JAKARTA - BYD kembali menunjukkan dominasinya di pasar otomotif global dengan performa penjualan luar biasa sepanjang 2025. Tidak hanya mengukuhkan diri sebagai salah satu produsen mobil listrik terbesar di dunia, pabrikan asal Tiongkok ini juga menorehkan prestasi berkat ekspansi internasional yang semakin agresif. Dengan penjualan semester pertama yang tembus ratusan ribu unit, BYD diyakini mampu menutup tahun ini dengan torehan hampir satu juta unit mobil yang terjual di luar Cina. Angka ini mempertegas peran ekspor sebagai mesin utama pertumbuhan perusahaan di tengah kompetisi ketat industri otomotif.

Target Ambisius, Realisasi Signifikan

BYD menaruh harapan besar pada pasar internasional sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Pada semester pertama 2025, mereka berhasil menjual 472.000 unit di luar negeri. Jika tren ini berlanjut, total penjualan luar Cina bisa mencapai 944.000 unit pada akhir tahun.

“Meski demikian, target perusahaan tetap konservatif dengan mengincar jumlah yang sama di semester kedua 2025,” ungkap Li Yunfei, General Manager Brand and PR BYD. Dengan perhitungan tersebut, total penjualan di luar Cina diharapkan tetap mendekati angka sejuta unit, sebuah pencapaian bersejarah yang memperkuat posisi BYD di kancah global.

Ekspansi Pasar Global

Saat ini BYD sudah menjual mobilnya di 100 pasar internasional. Jaringan distribusi yang luas ini diperkuat dengan keberadaan pabrik di Uzbekistan dan Thailand. Tidak berhenti di situ, BYD juga sedang membangun fasilitas produksi baru di Turki, Hongaria, Brasil, serta beberapa negara lain.

Langkah ini bukan hanya untuk memperluas kapasitas, tetapi juga strategi cerdas dalam menghadapi tantangan tarif tambahan yang diberlakukan di pasar Eropa dan Amerika. Dengan basis produksi di luar Cina, BYD dapat lebih fleksibel sekaligus memperkuat kehadirannya di berbagai kawasan.

Sebagai contoh, pada Agustus 2025, BYD mengirim lebih dari 900 unit Dolphin buatan Thailand ke Jerman, Belgia, dan Inggris. Hal ini memperlihatkan efektivitas strategi lokal produksi untuk mempermudah ekspor sekaligus mengurangi biaya masuk di pasar tujuan.

Keuntungan Besar dari Ekspor

Penjualan di luar Cina memberikan kontribusi laba yang signifikan bagi BYD. Untuk setiap kendaraan yang dipasarkan di Eropa, perusahaan mampu mengantongi keuntungan sekitar USD 5.000 per unit. Ekspor pun menjadi penyelamat ketika pasar domestik menunjukkan tanda perlambatan.

Meski begitu, secara keseluruhan kinerja global tetap mengesankan. Dalam tujuh bulan pertama 2025, BYD mencatat total penjualan 2.458.914 kendaraan penumpang secara global, naik 26,2 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Lonjakan ini membuktikan bahwa strategi ekspor bukan hanya pelengkap, melainkan salah satu pilar utama pertumbuhan perusahaan.

Kontribusi Indonesia dalam Pertumbuhan BYD

Indonesia turut menjadi pasar penting dalam strategi ekspansi BYD. Sepanjang Januari hingga Juli 2025, perusahaan telah berhasil melepas 22.600 unit mobil listrik, termasuk model Denza. Angka ini menunjukkan potensi besar pasar otomotif Indonesia, terutama karena pemerintah sedang gencar mendorong penggunaan kendaraan listrik untuk mengurangi emisi karbon.

Keberadaan model baru BYD Atto 1 diyakini akan semakin memperkuat penetrasi pasar. Mobil listrik ini diposisikan sebagai produk unggulan yang mampu menarik konsumen dari berbagai segmen. Dengan kombinasi desain modern, teknologi mutakhir, dan harga kompetitif, Atto 1 berpeluang besar menjadi tulang punggung penjualan BYD di Tanah Air.

Menantang Pabrikan Cina Lain

Kinerja impresif BYD di pasar internasional juga memperlihatkan ambisi mereka untuk menantang dominasi pabrikan Cina lain seperti SAIC dan Chery. Jika target hampir satu juta unit penjualan luar negeri tercapai, posisi BYD akan semakin kokoh sebagai pemimpin baru ekspor mobil listrik asal Tiongkok.

Sejak 2022, tren pertumbuhan penjualan internasional BYD terus menanjak. Pada 2024, perusahaan berhasil menjual 417.204 unit di luar Cina. Hanya berselang satu tahun, capaian semester pertama 2025 saja sudah melampaui angka tersebut. Fakta ini membuktikan percepatan ekspansi BYD di pasar global benar-benar berjalan sesuai rencana.

Strategi Produksi di Luar Negeri

Kelebihan BYD tidak hanya terletak pada produk, tetapi juga pada strategi manufaktur. Dengan membangun pabrik di berbagai negara, perusahaan tidak hanya menghindari hambatan tarif, tetapi juga semakin dekat dengan konsumen. Model produksi ini memungkinkan biaya logistik ditekan sekaligus memastikan distribusi lebih cepat.

Kapal pengangkut BYD Zhengzhou yang berlabuh di Tanjung Priok menjadi salah satu simbol nyata keseriusan perusahaan dalam menggarap pasar Asia Tenggara. Dengan fasilitas produksi di Thailand dan ekspansi ke Indonesia, kawasan ini berpotensi menjadi salah satu basis pertumbuhan utama BYD dalam beberapa tahun mendatang.

Capaian BYD sepanjang 2025 menjadi bukti bahwa ekspor kini menjadi tumpuan utama pertumbuhan. Dengan target hampir satu juta unit di luar Cina, keuntungan besar dari pasar internasional, serta dukungan produksi global, perusahaan berhasil memperkokoh posisinya di industri otomotif dunia.

Indonesia, dengan kontribusi puluhan ribu unit dan potensi pasar kendaraan listrik yang terus berkembang, turut menjadi bagian penting dalam strategi ekspansi tersebut. Kehadiran model-model baru seperti BYD Atto 1 akan semakin memperkuat penetrasi pasar dan memastikan BYD tetap menjadi pemain kunci di era elektrifikasi transportasi.

Dengan strategi matang, inovasi berkelanjutan, dan ekspansi agresif, BYD tidak hanya memperluas jangkauan pasar global, tetapi juga mengukuhkan diri sebagai salah satu pionir utama mobil listrik dunia.

Terkini